Resensi Buku Paradoks Amir Hamzah, Mind Map Resensi Buku Paradoks Amir Hamzah, dan Mind Map Konten Buku oleh Nabila Yusufa
Resensi Seri Buku
Tempo: Tokoh Seni dalam Pusaran Politik Edisi Paradoks Amir Hamzah
Oleh Nabila Yusufa
Amir Hamzah adalah tokoh sastrawan dan pahlawan revolusi yang
tergilas pada masanya. Begitulah buku berjenis non-fiksi yang terbit tahun 2017
ini, Paradoks Amir Hamzah yang dibuat
dalam Seri Buku Tempo: Tokoh Seni dalam Pusaran politik sebagai tema. Berisikan
sebuah pengungkapan pembunuhan pada Amir Hamzah yang disusun oleh Abdul Manan,
Ayu Prima Sandi, Erwan Hermawan, Gabriel Wahyu Titiyoga, Gadi Kurniawan
Makitan, Khairul Anam, Linda Novi Trianita, M. Reza Maulana, dan Mahardika
Satria. Diterbitkan KPG (Kepustakaan Populer Gramedia) dengan ISBN
9786024247003.
Mahardika Satria Hadi sebagai pemimpin proyek edisi ini,
sudah pasti memiliki pengalaman dalam bidang penyelidikan atau hal yang
menyangkut segala pengungkapan. Salah satu penulis ini memiliki latar belakang
pendidikan Bachelor of Science Environment
Biology 2002-2007. Sekarang berprofesi sebagai Reporter, Penulis dan
Jurnalis. Karya-karyanya antara lain, Seri
Buku Tempo: Hikayat 45 Danau, Seri Tempo: Lekra dan Geger 1963, Kumpulan Buku
IPA lengkap SD/MI dan karya lainnya dalam media online berbentuk Artikel dan Jurnal. Profesinya sebagai jurnalis membuat
buku ini terlihat bertanggung jawab pada setiap hal yang diteliti.
Mengusung tema politik dan tokoh seni (sastrawan) sebagai
objek adalah tema yang dapat menarik berbagai kalangan. Tidak hanya akedemisi,
mahasiswa, peneliti, dan peminat sastra bahkan sejarawan dapat menjadikan buku
ini sebagai referensi bacaan. Dikarenakan buku ini berisikan pengungkapan
pembunuhan pada Amir Hamzah. Pengungkapan pembunuhan dipaparkan ke dalam beberapa
bagian.
Bagian pertama menceritakan Amir Hamzah sebagai tokoh
revolusioner yang tergilas pada masanya. Kedua, Amir Hamzah yang terjepit di
antara dua gelombang. Gelombang pertama Amir Hamzah sebagai tokoh pergerakan
kemerdekan dan di gelombang lain Amir Hamzah sebagai keturunan Sultan dan Abdi
Negara Pelayang Sultan. Hal tersebutlah yang membuat Amir terjepit. Ketiga,
Amir sebenarnya telah menginginkan kemerdekaan sejak belia. Sejak ia masih
bersekolah, segala organisasi yang berbau nasionalisme ia geluti sampai-sampai
ia menentang secara manis orang-orang di istana. Ia mencoba cara yang lebih manis
dimana pergerakannya tidak dapat terlihat oleh Sultan Langkat dan pemerintah
Belanda. Amir mencoba menjunjung bahasa Melayu sebagai bahasa komunikasi dengan
harapan hal itu membawa suatu pergerekan dalam memerdekaan Indonesia dari
Pemerintah Belanda. Tetapi, biar Amir Republikan sejak belia, orang-orang yang
berjuang dalam revolusi ini menganggap Amir pengkhianat hingga akhirnya Amir
dibunuh secara gelap mata. Pada bagian keempat dan kelima, diceritakan masa
kecil Amir Hamzah yang sudah berada dalam lingkungan kesultanan dan cerita
asmara yang kandas karena perintah Sultan. Bagian akhir disebutkan Amir Hamzah
sebagai pelopor gerakan bahasa baru melalui puisi-puisinya. Lalu cerita
mengenai keterlibatannya dalam Majalah Poedjangga Baroe. Dan terdapat juga
kolom puisi.
Selain memiliki bagian-bagian yang rinci dalam pengungkapan
pembunuhan ini tentunya buku berjumlah 116 halaman ini memiliki kelebihan dan
kekurangan. Kelebihan pada buku ini yaitu bagian sampul yang terlihat menarik
dan terkesan populer, diterbitkan oleh penerbit besar yang sudah jelas rekam
jejak dalam dunia kepenerbitan, selain itu juga bekerjasama sama dengan media
besar Tempo Publishing, menyisipkan
gambar-gambar riset saat pelacakan pembunuhan Amir Hamzah dibeberapa bagian
penting. Buku ini juga memiliki harga yang cukup terjangkau yaitu 45.000
rupiah. Tidak hanya itu buku ini sedikit memiliki kekurangan dalam penggunaan
bahasa yang tidak efektif dan juga buku ini sulit ditemukan dalam bentuk PDF maupun e-book. Karena pada masa ini orang lebih banyak membaca menggunakan
gawai nya disbanding membaca dalam bentuk fisik buku. Tetapi kekurangan
tersebut tidak mengurangi sama sekali isi buku yang apik ini dan tetap bisa
menjadi referensi bacaan bagi kalangan umum. Sebab itu saya mengapresiasi buku
ini dengan mereferensi nya agar pembaca juga ikut mengetahui salah satu
peristiwa penting yang terjadi di Indonesia dan keterlibatan Amir Hamzah
didalamnya.
Nabila Yusufa
2125164566
Hai Nabila, saya Abdul Fattah. Menurut saya, mindmap dan resensi yang sudah anda buat sudah cukup baik dan dapat mudah dipahami. Akan tetapi, pada mindmap resensi dan konten pemilihan warnanya kurang menarik dan tidak terdapat akar atau cabang pada struktur utama dengan judul.
ReplyDelete