RESENSI
BUKU NON FIKSI
Penulis : Wiyatmi
Penerbit : Kanwa Publisher
Tahun terbit : 2013
Jumlah Halaman : 197 halaman
Wiyatmi merupakan seorang akademisi yang
lahir di Purworejo pada tanggal 10 Mei
1965. Wiyatmi pernah mengeyam pendidikan dari S1-S3 di Universitas Gajah Mada
jurusan Sastra Indonesia. Saat ini, ia menjadi dosen jurusan bahasa dan sastra
di Universitas Negeri Yogyakarta. Ketika masih sekolah, karya-karyanya sering
diterbitkan di media massa. Setelah menjadi akademisi Wiyatmi pun menulis beberapa
buku untuk menunjang teori-teori dalam kesusastraan Indonesia. Diantaranya
ialah Kritik Sastra Feminis: Teori dan Aplikasinya dalam Sastra Indonesia,
Pengantar Kajian Sastra, Psikologi Sastra, dan Sejarah Sastra Indonesia
Berspektif Gender. Sebagai kecintaannya terhadap dunia kesusastraan, ia pun
menulis buku Sosiologi Sastra: Teori dan Kajian terhadap Sastra Indonesia.
Buku ini terbit setelah ia menerbitkan buku-buku di atas, lebih tepatnya di tahun
2013.Yang diterbitkan di salah satu penerbitan di Jogja, yaitu Kanwa Publisher.
Buku ini dibandrol dengan
harga mahasiswa, karena bisa diunduh gratis dalam bentuk PDF
melalui website-website.
Dengan jumlah halaman yaitu 197, Wiyatmi menerangkan dan membuka mata pembaca untuk mengenali
Sosiologi Sastra.
Seperti judulnya, buku yang ditulis
Wiyatmi ini bertemakan sosiologi sastra. Buku ini terdiri dari 8 bab. Empat
bab mengenai teori-teori. Diantaranya
ialah Hakikat Sosiologi, Pertumbuhan dan perkembangan Sosiologi Sastra,
Sosiologi Pengarang, Karya Sastra, dan Pembaca, dan Sosiologi Penerbitan dan
Distribusi Karya Sastra. Sedangkan tiga bab berikutnya berisi menganai
kajian-kajian sosiologi sastra. Judul babnya ialah Sosiologi Sastra Marxis,
Strukturalisme Genetik, dan Teori Hegemoni Gramsci dalam Kajian Sosilogi
Sastra. Serta bab 8 nya ialah Epilog. Dengan adanya epilog, penulis ingin
menyampaikan bahwa buku yang ia tulis dapat memberikan motivasi pembaca untuk
mencari varian sosiologi sastra lainnya. Karena dengan rendah hati ia
menuliskan bahwa bukunya hanya sebagai menu perkenalan dalam Sosiologi Sastra.
Berdasarkan klasifikasinya, buku
karangan Wiyatmi merupakan macam buku bahan ajar . Karena dapat dilihat dari
isinya yang menyajikan teori dan disertai contoh kajian. Dengan begitu
mahasiswa atau dosen dapat memahaminya dengan sederhana. Sedangkan untuk jenis
bukunya ialah buku non-fiksi. Karena Sosiologi Sastra merupakan suatu disiplin
ilmu yang tidak berbentuk karangan. Dengan begitu, sasaran pembaca untuk buku
ini ialah mahasiswa atau dosen sastra. Bukan hanya itu saja, penggiat sastra
dan umum juga dapat menjadi sasaran pembaca.
Setiap bidang ilmu tidak dapat
berkembang sendiri, itulah yang dijelaskan penulis mengenai ilmu sosiologi
sastra sebagai bidang yang interdisipliner. Penulis menjelaskan mengenai
pengertian sosiologi sastra berdasarkan kajian pustaka. Itu terbukti dari
beberapa pengertian yang ia ambil dari para pakar seperti Sapardi Djoko Damono,
Soejono Sukanto, dan dari pakar luar negeri yaitu Pitirim Sorokin dan Swingewood. Buku ini
dapat dijadikan acuan pembelajaran. Karena referensinya pun jelas. Hal ini
dapat dijadikan pembelajaran oleh pembaca bukan hanya mengenai materi sosiologi
sastra, tetapi juga mengenai teknik penulisan mengenai sumber acuan. Bahwa
segala bentuk plagiarisme ialah salah.
Bagi pembaca yang bukan berasal dari
akademisi bahasa dan sastra, menurut saya buku ini sangat ringan untuk dibaca.
Pernyataan saya tersebut dapat dibandingkan dengan buku yang bertema sama,
tetapi penulisnya ialah Sapardi Djoko Damono. Pemilihan diksi dari penulis
dapat dipahami oleh kebanyakan orang. Dibandingkan dengan buku berjudul Sosiologi
Sastra sebuah Pengantar Ringkas. Sapardi menulis buku tersebut dengan diksi
yang dalam dan bahasa yang cenderung berbelit-belit. Sehingga harus dibaca ulang
berkali-kali, terutama bagi pembaca awam.
Kebanyakan, penulis pun mengambil
materi dari Sapardi Djoko Damono. Saya sampai beranggapan bahwa buku ini ialah
cermin pertama dari buku Sapardi. Karena, pengambilan materi-materinya
kebanyakan bersumber dari buku Sosiologi Sastra sebuah Pengantar Ringkas karya
Sapardi. Hal itu terbukti dari ada beberapa bab dalam buku ini sama seperti
buku karya Saaprdi. Bab yang dimaksud ialah mengenai Strukturalisme Genetik,
Pengarang, Buku, dan Pembaca. Yang berbeda ialah penulis mengemas materi-materi
dari bab-bab tersebut dengan gaya seperti contoh kasus, yang mana hal tersebut
berbeda dari buku karya Sapardi.
Apabila dibandingkan dengan buku
Sosiologi Sastra karya Faruk, justru buku ini hanya sebagian kecil dari teori strukturalisme
genetika dan teori hegemoni. Karena di buku karya Faruk, sangat rinci
dijelaskan mengenai kedua materi tersebut. Bahasanya pun lebih berkualitas
tinggi dibandikan karya Wiyatmi. Dapat dikatakan, apabila buku karya Wiyatmi
cocok untuk mahasiswa semester awal. Sedangkan karya Faruk lebih condong untuk
mahasiswa akhir yang sudah mengerti dan paham mengenai sosiologi sastra.
Buku bergenre teori dan
kajian seperti ini sangat cocok untuk para akademisi dan para penikmat sastra.
Karena di dalam isinya terdapat contoh-contoh kasus terkait dalam bidang
sosiologi sastra yang notabenya digunakan oleh mereka. Seperti mengenai
sosiologi pembaca, karya sastra, penulis, bahkan sampai pihak penerbit.
Sebagai contoh, dalam buku ini
membahas kasus mengenai penerbit Gama Media. Di buku ini dijelaskan bagaimana
sebuah penerbit mengatur dan tetap kukuh pada visi misinya sebagai penerbit
buku-buku sastra yang enggan menerima naskah-naskah di luar sastra. Dari contoh
kasus penerbit ini, dapat membuktikan bahwa bagaimana faktor sosial turut
mempengaruhi penerbitan. Bukan hanya itu saja, penerbitan juga dipengarahui
oleh faktor ekonomi dan faktor politik.
Penerbit Gama Media memiliki relasi yang kuat dengan dinas dan pemerintahan
di Yogyakarta sehingga buku-buku yang diterbitkan kebanyakan pula sebagai buku
bahan ajar untuk sekolah. Dari kasus tersebut, dapat disimpulkan bahwa buku ini
benar-benar mengambil contoh kasus yang terjadi di lapangan dan terkini. Itulah
yang membuatnya lebih menarik.
Dalam bidang layout, buku ini
dipenuhi oleh tulisan-tulisan yang panjang. Tulisan-tulisan tersebut terceetak
lurus kebawah. Di dalam buki ini, sedikit sekali terdapat grafik, gambar,
ataupun hal lainnya yang dapat memberikan kesan untuk menyegarkan mata
sementara. Akan lebih bagus apabila di awal setiap bab terdapat mind map yang
dapat memberikan arahan kepada pembaca apayang akan dipelajari dalam buku.
Sayangnya, dalam buku ini tidak.padahal, dalam buku materi-materi di
sekolah-sekolah penulis lainnya selalu menuliskan mind map dalam setiap bab.
Mungkin karena sasaran pembaca ini ialah mahasiswa dan dosen, penulis
berpikiran untuk tidak menggunakan mind map. Karena akal para akademisi dapat
berkembang lebih cepat dan tanggap.
Secara kesulurahan dalam bagian
materi dan kebahasaan penulis sudah memberikan yang terbaik. Pemahamannya dapat
dicerna oleh pembaca, khususnya saya sendiri. Saya rekomendasikan buku ini
kepada masyarakat awam yang ingin mengenal sosiologi sastra lebih jauh. Karena
buku ini ringan untuk dibaca dan berdasarkan contoh-contoh kasus yang ada di
masyarakat. Selain itu, karena buku ini merupakan buku ajar bagi mahasiswa
bahasa dan sastra, penyampaian materi, teori, dan kasus-kasusnya dapat
dijadikan pedoman secara langsung. Karena sumber resensinya jelas dan cukup
beragam.
ReplyDeleteIcha 😁
Mind mapnya sudah bagus, akan tetapi pada latar belakang pekerjaan penulis sebagai dosen di UNY di jurusan tidak dijelaskan dia bekerja sebagai dosen jurusan apa.
Lalu seharusnya kan ini mindmap memang tidak terlalu banyak kalimat, informasi tentang penulis ada yang kurang terutama terhadap karya-karya yang pernah ditulisnya, disitu belum tersedia. Dan
deskripsi buku juga kalau misalnya harga dapat diambil secara gratis. Mungkin bisa ditambahkan lagi situs tempat pengunduhan pdfnya.
Haloo herma.. Terima kasih sudah mengomentari. Mau klarifikasi perihal karya-karya buku aku ga perlu ditulis di mind map karena dijelaskan di resensi. Tetapi disitu kan aku nulis 'Penulis buku fiksi dan non fiksi' aku rasa itu cukup untuk mengatakan bahwa dia juga penulis buku.
DeleteOh begitu baiklah. Kalau begitu hehe 😁
ReplyDelete