Skip to main content

Ekranisasi Novel Di Bawah Lindungan Ka'bah Fujia Revani F.S



EKRANISASI NOVEL DI BAWAH LINDUNGAN KA’BAH KARYA HAMKA OLEH HANNY R. SAPUTRA


Fujia Revani F.S

Abstrak
Karya sastra merupakan hal yang berkaitan dengan kehidupan manusia. Karya sastra mencerminkan keadaan masyarakat yang direpresentasikan menjadi sebuah cerita oleh penulis Novel merupakan sebuah karya sastra. Novel yang ingin penulis teliti adalah novel Di Bawah Lindungan Ka’bah. Penulis ingin meneliti novel ini karena penulis tertarik dengan judulnya dan sinopsis ceritanya. Penulis juga tertarik dengan Buya Hamka yang merupakan salah satu sastrawan di Indonesia. Buya Hamka sering mengangkat adat minang dalam novelnya sehingga pembaca akan merasakan perbedaan derajat antara laki-laki dan perempuan di Minang yaitu laki-laki miskin yang tidak bisa menikah dengan perempuan kaya. Tokoh yang menarik dalam novel ini adalah Hamid. Tujuan penelitian ini adalah menemukan Ekranisasi dalam novel Di Bawah Lindungan Ka’bah dan membandingkan adegan antara novel dan film.Metode yang digunakan peneliti adalah metode penelitian kualitatif yang bersifat deskriptif. Teori yang digunakan adalah Ekranisasi oleh Erneste. Peneliti menggunakan novel Di Bawah Lindungan Ka’bah karya Hamka. Dari hasil penelitian, sutradara banyak menambahkan adegan di film Di Bawah Lindungan Ka’bah, dan terdapat perbedaan antara awal novel dan film. Novel merupakan sebuah karya sastra. Novel yang ingin penulis teliti adalah novel Di Bawah Lindungan Ka’bah. Penulis ingin meneliti novel ini karena penulis tertarik dengan judulnya dan sinopsis ceritanya. Penulis juga tertarik dengan Buya Hamka yang merupakan salah satu sastrawan di Indonesia. Buya Hamka sering mengangkat adat minang dalam novelnya sehingga pembaca akan merasakan perbedaan derajat antara laki-laki dan perempuan di Minang yaitu laki-laki miskin yang tidak bisa menikah dengan perempuan kaya. Tokoh yang menarik dalam novel ini adalah Hamid.

Kata Kunci: Ekranisasi, Novel Di Bawah Lindungan Ka’bah, Hamid






A.    Pendahuluan
1)      Latar Belakang
Karya sastra merupakan hal yang berkaitan dengan kehidupan manusia. Karya sastra mencerminkan keadaan masyarakat yang direpresentasikan menjadi sebuah cerita oleh penulis. Novel merupakan sebuah karya sastra. Novel yang ingin penulis teliti adalah novel Di Bawah Lindungan Ka’bah. Penulis ingin meneliti novel ini karena penulis tertarik dengan judulnya dan sinopsis ceritanya. Penulis juga tertarik dengan Buya Hamka yang merupakan salah satu sastrawan di Indonesia. Buya Hamka sering mengangkat adat minang dalam novelnya sehingga pembaca akan merasakan perbedaan derajat antara laki-laki dan perempuan di Minang yaitu laki-laki miskin yang tidak bisa menikah dengan perempuan kaya. Tokoh yang menarik dalam novel ini adalah Hamid.
2)      Tujuan
a.       menemukan Ekranisasi dalam novel Di Bawah Lindungan Ka’bah
b.      membandingkan adegan antara novel dan film
3)      Rumusan Masalah
a.       Apa Sinopsis novel Di Bawah Lindungan Ka’bah?
b.      Bagaimana Sekuen novel Di Bawah Lindungan Ka’bah?
c.       Apa Ekranisasi dalam novel dan film Di Bawah Lindungan Ka’bah?
B.     Pembahasan
1)      Pendekatan analisis yang digunakan
Ekranisasi
Novel dan film merupakan bentuk-bentuk dari teks naratif yang terdiri dari suatu struktur. Menurut Eneste (1991:11), adaptasi atau perubahan bentuk (media) karya sastra menjadi sebuah film disebut ekranisasi. Ekranisasi adalah pelayarputihan atau pemindahan/pengangkatan sebuah novel ke dalam film (ecran dalam bahasa Perancis berarti layar). Ekranisasi merupakan pemindahan sebuah novel layar putih bukan hanya memindahan kata-kata menjadi bentuk visualisasi yang bisa dilihat dalam bentuk gambar bergerak dan berkelanjutan. Begitupun sebaliknya, kini bukan hanya alih wahana dari sebuah novel menjadi film tetapi alih wahana dari film diangkat menjadi suatu novel. Peristiwa ini dikenal sebagai dekranisasi. Oleh karena itu, ekranisasi dikatakan sebagai proses perubahan.
Eneste (1991:60) Ekranisasi mengakibatkan pengubahan pada berbagai unsur. Sejumlah proses mengalami penciutan berikut adalah dampak dari proses Ekranisasi: (1) Pengurangan ialah pemotongan unsur cerita dalam novel sehingga kita akan mendapati tidak semua hal yang ada di novel akan tersedia. (2) Penambahan seorang sutradara berhak untuk melakukan proses penambahan pada cerita. (Enest, 1991:64) seperti halnya proses kreatif maka dalam film memerlukan unsur pembangun dan pendukung sehingga mungkin saja penambahan terjadi untuk menambah kesan. Proses penambahan itu terjadi baik dalam alur, tokoh, maupun tempat. (3) Pengubahan Variasi hal yang ketiga memungkinkan terjadi  dalam proses transformasi dari karya sastra ke film. Proses variasi ini terjadi pada ide cerita, gaya penceritaan dan sebagainya.  Terjadinya hal demikian karena faktor durasi waktu pemutaran, dan penonton sehingga terlihat tidak asli seperti novelnya.

2)      Karakteristik Karya Sastra Di Bawah Lindungan Ka’bah
Sinopsis Novel Di Bawah Lindungan Ka’bah
saya bertemu dengan seorang pemuda yang menjalankan ibadahnya. namun, setelah mendapat surat dari sahabatnya Saleh. Wajahnya berubah suram. Namanya adalah Hamid. Ia adalah anak yatim piatu. Kemudian, Ia menceritakan kisahnya pada saya. ayahnya meninggal dunia saat ia masih muda. Sehingga ia hanya tinggal bersama ibunya. Saat berumur enam tahun, ia mulai berjualan kue keliling kampung. Kemudian, ia bertemu dengan keluarga haji Jafar yang akhirnya membuatnya bisa melanjutkan sekolah. Haji Jafar memiliki seorang putri bernama Zainab yang sudah Hamid anggap menjadi adiknya sendiri. Setelah Hamid menyelesaikan pendidikannya, ia kembali ke rumah Haji Jafar. perasaannya sudah berbeda pada Zainab. Ia mulai mencintai Zainab. Tiba-tiba kedukaan melanda mereka, ayah Zainab meninggal dunia dan ibunda Hamid jatuh sakit. Ibu Hamid meminta Hamid melupakan perasaannya pada Zainab. Tetapi, Hamid tetap ingin mencintai Zainab. kemudian, ibu Hamid meninggal dunia. Hamid pergi ke Medan. Saat ia kembali, Mak Asiah meminta ia membujuk Zainab agar mau bertunangan dengan orang pilihan ibunya. Akhirnya, Hamid pergi ke Mekkah. setelah menceritakan kisahnya pada saya, Hamid merasa lega. kemudian, ia mendapat surat yang berisi Zainab juga mencintainya. namun, Hamid sudah berada jauh dari Zainab. Beberapa waktu kemudian, ada akabar Zainab meninggal dunia dan kabar itu membuat Hamid sedih. Akhirnya Hamid juga meninggal dunia di Mekkah. Sebuah kata-kata bijak menutup kisah yang aku tulis ini.

Buya Hamka
 Hamka (1908—1981) Pengarang Hamka terkenal sebagai pengarang novel dan cerita pendek yang berorientasi pada Islam. Nama lengkapnya adalah Haji Abdul Malik Karim Amarullah gelar Datuk Indomo, tetapi lebih dikenal dengan akronimnya, Hamka. Novelnya, Tenggelamnya Kapal van der Wijck, sangat terkenal. Dia pernah digelari "orang alim pengarang roman". Hamka lahir 16 Februari 1908 di kampung Molek, Sungai Batang, Maninjau (Sumatra Barat) dan meninggal dunia pada tanggal 24 Juli 1981 di Jakarta. Bakat seninya berkembang karena pengaruh kesusastraan Arab modern. Pengaruh tersebut terlihat dalam novel pertamanya, Di bawah Lindungan Kabah (1938). Tentang proses kreatifnya, Hamka menyatakan “bekal saya dalam mengarang adalah dari dua aliran, pertama aliran kesusastraan dari desa saya sendiri, dari Maninjau yang dikelilingi Bukit Barisan, dari Ujung Jungut dan Ujung Tanjung, dari Rakuk Tanjung Balat, dari biduk yang berlayar dari teluk ke teluk, dari tepian ke tepian, dari nyanyian saya ketika menggerakkan padi di sawah menurutkan ibu ketika badan masih kecil. Setelah itu, saya dididik oleh ayah menurut didikan surau. Sedikit demi sedikit saya sempat melihat buah tangan pujangga Arab yang lama dan yang baru, dari Abdul Atahiyah dan Asma'ij, sejak Ibnu Chaldun sampai Syaqai, Said Musthafa Shadiq Arrafiij, Said Musthafa Luthfi Almanfaluthi, Jibran kahlil Jibran, dan Amin Raihami. Saya mencoba mengarang cerita pendek di samping menulis artikel agama maka terbitlah Laila Majnun (1923, Balai Pustaka), Di Bawah Lindungan Ka'bah (1938, Balai Pustaka), Bunda Kandung, Disuruh Meminta Ampun, Malam Sekaten, dan lain-lain.”
Tujuan yang diharapkannya dalam mengarang novel, Hamka menyatakan “sebagian besar karangannya ditujukan kepada almastalul a'la, mencari ketinggian budi pekerti, mengkritik perbuatan atau kejaian yang pincang dalam pemandangan masyarakat dan agama. Oleh sebab itu, pernah seorang ahli bahasa dan roman dari Balai Pustaka mengirim surat kepada saya dan menyatakan bahwa di dalam cerita-cerita yang saya buat itu nyata sekali jiwa keislamannya, tetapi halus maknanya sehingga Balai Pustaka yang tidak suka menerbitkan cerita yang terlalu berbau agama, walau agama apa pun, tidak dapat menolak karangan yang telah saya kirimkan.”
Tentang pandangannya terhadap kritik novel Tenggelamnya Kapal van der Wijck, baik yang positif maupun yang negatif, Hamka menyatakan hal itu menandakan bahwa buah tangan saya mendapat perhatian dan dibaca meskipun kadang-kadang saya berhak hidup dalam kesusastraan Indonesia. Oleh sebab itu, saya akan berusaha lebih giat dari yang sudah menciptakan cerita-cerita yang baru, dengan tidak melupakan pujian yang setinggi langit, atau hinaan yang hendak menjatuhkan, atau cacat yang hendak diperbaiki.

3)      Hasil analisis
Sekuen Novel Di Bawah Lindungan Ka’bah
NO
Novel
Film
1.
Surat dari Mesir
a.       surat dari sahabat

2
Mekah pada tahun 1927
a.       Keadaan di Mekkah
b.      Bertemu seorang pemuda yaitu Hamid
c.       Bertemu sahabat baru yaitu Saleh
d.      Hamid menceritakan kehidupannya

3
Anak yang Kematian Ayah
a.        Ayah Hamid wafat
b.      Hamid berjualan kue

4
Penolong
a.       Hamid bertemu keluarga Engku Haji Jafar
b.      Hamid dan Zaenab merasa seperti kakak dan adik

5
Apakah Namanya ini?
a.       Hamid mendapat gelar diploma
b.      Hamid pulang dan bertemu Zainab
c.       Hamid mulai merasakan cinta pada Zainab

Padang 1919
a.       Hamid telah
menyelesaikan pendidikannya
b.      Hamid mengirimkan surat pada Zainab
c.       acara Kahataman Qur’an
d.      Zainab bertemu Hamid di Pasar
e.       Hamid mulai mencintai Zainab
6
Seperuntungannya
a.       Engku Haji Jafar meninggal dunia
b.      Ibu Hamid  sakit
c.       Ibu Hamid meminta ia melupakan cintanya pada Zainab
d.      Hamid tetap ingin mencintai Zainab
e.       Ibu Hamid meninggal dunia
a.       ibu Hamid meminta Hamid melupakan perasaannya pada Zainab
b.      Haji Jafar meninggal dunia
c.       ibu Hamid meninggal dunia dalam perjalanan menuju rumah sakit

7
Tegak dan Runtuh
a.       Hamid pergi ke rumah Zainab
b.      Mamak Asiah minta tolong Hamid untuk membujuk Zainab agar mau bertunangan
c.       Zainab belum ingin menikah
a.       Zainab bertemu Arifin
b.      Hamid membuat pidato tentang perempuan
c.       Zainab tenggelam dan diselamatkan oleh Hamid
d.      mamak Asiah minta tolong Hamid membujuk Zainab agar mau bertunangan
8
Berjalan jauh
a.       Hamid mulai menahan perasaannya untuk Zainab
b.      Hamid pergi ke Medan
c.       Hamid mengirimkan surat pada Zainab
a.       Hamid diusir dari kampungnya
b.      Hamid melihat jamaah Haji yang akan berangkat ke Mekkah
c.       hamid pergi merantau
d.      Zainab mengejarnya
9
Berita dari kampung
a.       Hamid bertemu Saleh di Mesir
b.      Zainab sedih membaca surat dari Hamid

10
Harapan dan penghidupan
a.       Zainab bercerita tentang Hamid pada Rosna
b.      Zainab mencintai Hamid
c.       Ibunya membatalkan pertunangan Zainab
d.      Hamid merasa lega seteleh bercerita kepada saya (sahabatnya)

11
Surat-surat
a.       Zainab mengirim surat pada Hamid

12
Di Bawah Lindungan Ka’bah
a.       Hamid mendapat kabar duka
b.      Hamid mulai sakit-sakitan
c.       Hamid memohon ampun di Ka’bah
d.      Hamid meninggal dunia
a.       Hamid mendapat kabar Zainab meninggal dunia
b.      Hamid sakit-sakitan dan meninggal dunia
13
Surat Rosna yang menyusul surat kawat
a.       Zainab membicarakan Hamid sampai saat terakhirnya

a.       Zainab membicarakan Hamid sampai saat terakhirnya
14
Penutup
a.       Berziarah ke makam Hamid di Pekuburan Ma’ala
b.      Sebuah kata-kata
c.       Saleh menuju mesir
d.      Aku kembali ke Tanah Air


Perbandingan Novel dan Film Di Bawah Lindungan Ka’bah
1.      Pengurangan  novel ke film Tenggelamnya Kapal Van der Wijck
a.       Bagian awal novel dan film
bagian awal novel menceritakan pertemuan Hamid dengan saya sedangkan dalam film langsung menceritakan Hamid yang memberikan hasil diplomanya pada ayah Zainab

2.      Penambahan dari novel dan film Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck
terjadi banyak penambahan adegan dari novel ke film.
a.       adegan Zainab yang tenggelam dan diselamatkan oleh Hamid
b.      adegan Zainab yang menaiki sepeda untuk mengejar Hamid.
c.       adegan acara khatam Qur’an

3.      Perubahan bervariasi
Ibu Hamid meninggal dunia di pelukan Hamid. Hamid yang diusir dari kampungnya karena memberikan nafas buatan pada Zainab.

C.     Kesimpulan
Di dalam film, sutradara banyak melakukan penambahan adegan dan pengurangan adegan. Film lebih menekankan kisah cinta antara Zainab dan Hamid sedangkan dalam Novel lebih menekankan pada kisah kehidupan Hamid sejak ia lahir sampai ia pergi ke Mekkah.



D.    Daftar Pustaka

Aderia, Prastika. Hasanuddin WS dan . Ekranisasi Novel ke Film Surat Kecil Untuk
Tuhan. Padang: Universitas Negeri Padang (https:// eprints.uny.ac.id/30484/1/SKRIPSI/ . diunduh 09:12 pada tanggal 29 Mei 2018)

Hamka. 2017. Di Bawah Lindungan Ka’bah. Depok : Gema Insani.


E.     Lampiran

Comments

Popular posts from this blog

PENOKOHAN DALAM CERPEN MALAIKAT JUGA TAHUKARANGAN DEWI LESTARI DANMAAFKAN BUNDA,ANAKKU!” KARANGAN IRNA SYAHRIAL : KAJIAN INTERTEKSTUAL (Oleh: Anisa Yulicahyanti)

PENOKOHAN DALAM CERPEN  MALAIKAT JUGA TAHU KARANGAN DEWI LESTARI DAN MAAFKAN BUNDA,ANAKKU!”  KARANGAN IRNA SYAHRIAL : KAJIAN INTERTEKSTUAL ABSTRAK Karya sastra sebagai proses kreatif yang merupakan gambaran masyarakat dibentuk oleh pandangan sang pencipta. Sebuah karya sastra dapat pula menjadi contoh atau sandaran bagi karya sastra yang lahir berikutnya. Pada c erpen Malaikat Juga Tahu karya Dewi Lestari dan cerpen  Maafkan Bunda,Anakku! Karya Irna Syahrial   diindikasikan mengandung perbedaan serta persamaan didalamnya. Maka tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis penokohan dari cerpen Malaikat Juga Tahu karya Dewi Lestari dan cerpen  Maafkan Bunda,Anakku! Karya Irna Syahrial  Metode yang digunakan adalah kualitatif dengan kajian intertekstual yang dikemukakan oleh Pradopo. Adapun dalam penelitian ini didapat hasil yaitu adanya persamaan tokoh kedua cerpen yang menekankan tokoh yang menderita Down Syndrom. Dala...

KONFLIK DALAM LAKON MENTANG-MENTANG DARI NEW YORK KARYA MARCELINO ACANA JR. (KAJIAN SOSIOLOGI)

Bima Dewanto Program Studi Sastra Indonesia Abstrak Budaya dan tradisi masyarakat di dunia memiliki keanekaragaman yang sangat banyak. Masing-masing dari budaya yang mereka miliki berasal dari latar belakang sosial yang khas dan budaya yang berbeda satu sama lain. Setiap kelompok masyarakat membawa kebiasaan dan tradisi masing-masing dalam kehidupannya sehari-hari. Tradisi yang mereka jalankan adalah hasil dari pembelajaran, perkembangan, dan proses yang mereka jalani bersama masyarakat lainnya. Proses ini membentuk identitas budaya dalam diri individu sehingga memotivasi seseorang untuk belajar tentang sikap dari kelompok masyarakat sendiri maupun kelompok masyarakat lain. Tujuan penelitian ini adalah untuk menyajikan kepada pembaca mengenai konflik dalam lakon Mentang-mentang dari New York. Metode yang digunakan merupakan metode deskriptif dengan teknik analisis kualitatif. Objek dari penelitian ini ialah naskah drama Mentang-mentang dari New York karya Marcellino Aca...

Sosiologi Sastra : Teori dan Kajian terhadap Sastra Indonesia

Muhammad Kahfi Judul Buku : Sosiologi Sa s tra: Teori dan Kajian terhadap Sastra Indonesia Penulis Buku : Dr. Wiyatmi, M.Hum. Penerbit Buku : Kanwa Publisher Cetakan : 1, 2013 Tebal Buku : 197 halaman Sinopsis Sosiologi Sastra : Teori dan Kajian terhadap Sastra Indonesia Sosiologi Sastra merupakan kajian interdisipliner untuk mengemukakan seluk beluk masyarakat yang hidup disuatu zaman atau wilayah yang tak terekam oleh mata orang – orang milenial. Namun, dengan suatu karya sastra dan dikaji dengan pendekatan ini membuat penggambaran besar suatu zaman tertentu yang memuat adat istiadat atau kultur masyarakat suatu zaman untuk diketahui oleh para sosiolog zaman milenial. Dalam tiap pendekatan ilmiah memiliki banyak sub kajian yang menjadi perhatian para peneliti untuk menggunakannya dalam penelitiannya. Khususnya penelitian dibidang sosiologi yang notabenenya harus bersifat objektif. Menekankan pada aspek pembelajaran mengenai pengaplikasian tiap – t...