Skip to main content

Karya Tulis Ilmiah: "Relasi Kuasa Cerpen Anto Lakban dan Beberapa Peristiwa di Sekitar Teh Hangat karya Doni Ahmadi" - Abdul Fattah Assidik






Relasi Kuasa Cerpen Anto Lakban dan Beberapa Peristiwa di Sekitar Teh Hangat karya Doni Ahmadi

Makalah ini dibuat sebagai UAS (Ujian Akhir Semester) mata kuliah Menulis yang diampu oleh: Dr. Fathiaty Murtadho, M. Pd. dan Gres Gresia Azmin, M. Pd

Nama/NIM:
Abdul Fattah/2125162739



PRODI SASTRA INDONESIA
FAKULTAS BAHASA DAN SENI
UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA
2018
KATA PENGANTAR
Makalah   ini merupakan sebuah hasil analisis  terhadap cerpen Anto Lakban Beberapa Peristiwa di Sekitar The Hangat karangan Doni Ahmadi, yang dimuat dalam Koran Tempo pada tanggal 16 September 2017. Bagaimana saya dapat menemukan data hasil analisis saya untuk menemukan adanya relasi kuasa didalam cerpen.
Guna memenuhi penilaian mata kuliah Menulis, makalah ini dibuat sebagai Ujian Akhir Semester. Saya sebagai penyusun tidak sedikit mengalami kesulitan dalam pencarian informasi untuk memenuhi aspek-aspek yang ingin dianalisis. Mohon maklumnya apabila saya mengalami sebuah kesalahpahaman dalam pengkajian maupun dalam pencobaan analasis kritis ini. Saya sangat menerima saran dan kritik guna penyempurnaan makalah ini.
Atas selesainya makalah ini tidak lupa mengucap syukur pada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan rahmat-Nya yang telah dilimpahkan. Ucapan terimakasih kepada semua pihak yang terlibat dan juga yang telah membantu. Terlebih kepada dosen pengampu mata kuliah Menulis, Ibu Fathiaty Murtadho dan Ibu Gres Gresia Azmin. 





Penyusun,


Jakarta 2018


KATA PENGANTAR............................................................................................
DAFTAR ISI............................................................................................................
BAB 1 PENDAHULUAN ......................................................................................
1.1 Latar Belakang Masalah.......................................................................................
1.2 Rumusan Masalah................................................................................................
1.3 Tujuan .................................................................................................................  
BAB 2 PEMBAHASAN..........................................................................................
2. 1 Landasan Teori ...................................................................................................  
2.2 Karakteristik Karya Sastra
2.3 Analisis Cerpen Anto Lakban dan Beberapa Peristiwa di Sekitar Teh Hangat karya Doni Ahmadi
BAB 3 KESIMPULAN...........................................................................................
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................






Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk menemukan relasi kuasa yang terdapat pada cerpen Anto Lakban dan Beberapa Peristiwa di Sekitar Teh Hangat karya Doni Ahmadi, menggunakan metode penelitian deskriptif kualitatif dengan analisis isi. Landasan Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah relasi kuasa yang dikemukakan oleh Michel Foucault. Adanya relasi kuasa dalam sebuah karya sastra tentunya mimesis dari realita keadaan sebuah masyarakat. Dari penelitian ini, ditemukan adanya relasi kuasa antara tokoh utama dengan dominasi kekuasaan (polisi) yang menyebabkan ketidak berdayaan serta keterbatasan kehendak bebas utama dibawah dominasi  kekuasaan (polisi).
Kata kunci: Anto Lakban dan Beberapa Peristiwa di Sekitar Teh Hangat, Relasi kuasa, Tokoh utama, Polisi.




                                                           








BAB 1
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang Masalah           
Damono mengatakan dalam bukunya yang berjudul Sosiologi Sastra Sebuah Pengantar Ringkas, Dalam wacana studi sastra, sosiologi sastra sering kali didefinisikan sebagai salah satu pendekatan dalam kajian sastra yang memahami dan menilai karya sastra dengan mempertimbangkan segi-segi kemasyarakatan (sosial). (Wiyatmi, 2013, hlm.5). Didasari hal inilah, karya sastra terkadang tercipta guna merefleksikan atau mimesis dengan beberapa hal yang terjadi dalam sebuah struktur kemasyarakatan. Menurut Plato,  segala sesuatu yang ada didunia ini adalah sebuah tiruan dari sebuah kenyataan atau biasa disebut mimesis/reflektif. Wiyatmi mengatakan, “Walaupun plato cenderung merendahkan nilai karya sastra, yang hanya dipandang hanya sebagai tiruan dari tiruan, namun dalam pandangannya tersebut tersirat adanya hubungan antara karya sastra dengan masyarakat (kenyataan)” (Wiyatmi, 2013, hlm.14).
Damono mengatakan, “Bagaimanapun juga, peristiwa-peristiwa yang terjadi dalam batin seseorang, yang sering menjadi bahan sastra, adalah pantulan hubungan seseorang dengan orang lain atau dengan masyarakat.”  (Damono, 1979, hlm.1). Oleh karena itu, hubungan sebuah masyarakat dengan sebuah karya sastra, tentu menimbulkan berbagai persoalan yang berkaitan dengan kemasyarakatan. Dalam hal ini, beberapa karya sastra tercipta sekaligus sebagai reflektif dari kondisi sebuah masyarakat juga hal-hal yang terjadi dalam masyarakat.
Dalam struktur masyarakat pastinya akan terjadi sebuah hubungan yang menimbulkan sebuah konflik atau sebuah relasi yang erat kaitannya dengan sebuah kekuasaan—sebuah kekuatan yang disebut kekuasaan tentunya akan mendominasi dalam menimbulkan atau menentukan interaksi yang terjadi dalam masyarakat itu sendiri.
1.2  Rumusan Masalah
Bagaimana relasi kuasa yang terjadi dalam cerpen Anto Lakban dan Beberapa Peristiwa di Sekitar Teh Hangat karya Doni Ahmadi?
1.3  Tujuan Penelitian           
Menemukan adanya relasi kuasa yang terjadi dalam cerpen Anto Lakban dan Beberapa Peristiwa di Sekitar Teh Hangat karya Doni Ahmadi.

















BAB 2
PEMBAHASAN
2.1  Landasan Teori
Dalam peneliatian yang berjudul “Kajian Sosiologi Sastra : Relasi Kuasa Dalam Cerpen Anto Lakban dan Beberapa Peristiwa di Sekitar Teh Hangat karya Doni Ahmadi” ini menggunakan teori relasi kuasa  oleh Michel Foucault, seorang filsuf, sejarawan, ahli teori sosial, ahli bahasa dan kritikus yang berasal dari perancis.
Suatu relasi kekuasaan yang dibangun berdasarkan tindakan subjek yang mengarahkan tindakan orang lain atau cara bagaimana orang lain berperilaku dalam ranah kemungkinan pilihan tindakan yang sangat terbuka atau bebas (Foucault 1928b).(Umar, 2017, hlm.14).
2.2  Karakteristik Karya Sastra

Menurut Jacob Sumardjo (2001), pengertian cerpen atau cerita pendek adalah seni keterampilan menyajikan cerita (skill to present story), yang di dalamnya merupakan satu kesatuan bentuk utuh manunggal (memfokuskan pada satu bagian atau satu karakter saja) dan tidak ada bagian bagian yang tidak perlu, tetapi juga ada bagian yang terlalu banyak. 
Seperti yang dikatakan oleh Jacob, pengertian tentang cerpen di atas menjelaskan bahwa ke khasan yang ada pada bentuk karya sastra cerpen adalah tentang pemfokusan cerita dan tidak begitu meluas dalam konteks penceritaan.
Setiap karya sastra pasti memiliki karakter yang berbeda, karakter dalam novel tentu berbeda dengan cerpen atau juga dengan puisi. Tetapi unsur-unsur yang membangun dalam novel, cerpen atau puisi tidak jauh berbeda hanya saja berbeda secara bentuk kepenulisan.

Unsur-unsur penting di dalam cerpen yaitu mengenai Tema, Latar Belakang, Pesan Moral, Penokohan, Sudut Pandang dan juga Alur.

2.3  Analisis Cerpen Anto Lakban dan Beberapa Peristiwa di Sekitar Teh Hangat karya Doni Ahmadi
Penelitian yang dilakukan berdasarkan cerpen Anto Lakban dan Beberapa Peristiwa di Sekitar Teh Hangat karya Doni Ahmadi, didapatkan hasil bahwa adanya hubungan antara individu dan kekuasaan yang mendominasi. Berikut data dalam cerpen:
“Sebelum para polisi itu membawa saya ke kantor polisi, bahkan sebelum mereka memukuli saya secara bergantian sampai babak belur, dan jauh sebelum saya diteriaki sebagai orang gila, sinting, dan semacamnya, biar saya beri tahu kepada Anda tentang duduk perkaranya dengan sejujur-jujurnya.”
Hal ini menunjukan adanya hubungan kekuasaan (relasi kuasa), dominasi polisi sebagai pemilik kekuasaan dibuktikan dalam data diatas memiliki pengaruh yang bebas terhadap individu (tokoh utama) sehingga mengakibatkan ketidak berdayaan individu saat dipukuli bergantian oleh polisi tanpa adanya perlawanan.
Lalu, dalam beberapa bagian cerita menunjukan adanya ketakutan tokoh utama kepada polisi  atau lembaga keadilan yang menunjukan adanya sebuah hubungan atau relasi antara individu dengan kekuasaan yang mendominasi. Berikut adalah beberapa  data dalam cerpen yang menunjukan hal tersebut:
“Tapi saya lebih yakin dengan kemungkinan pertama, terlebih siapa yang ingin cari gara-gara dengan anak kepala polisi, melawan polisi kelas coro saja sudah merepotkan, apalagi ini.”
dan
“Anda tahu, saat itu membunuh anak kepala polisi untuk kata keadilan bukanlah hal yang heroik sama sekali, apalagi Anda membunuhnya tepat di rumahnya, di perumahan para anggota kepolisian lainnya.”
Tokoh utama berpikir bahwa tidak mungkin Anto Lakban akan mencari masalah dengan anak kepala polisi dan tokoh utama juga berpikir bahwa membunuh anak kepala polisi dengan alasan keadilan pun tetaplah bukan hal yang tepat.
Hal ini menunjukan adanya relasi kuasa—ketakutan individu (tokoh utama) terhadap kekuasaan/dominasi (polisi)—yang mengakibatkan keterbatasan perilaku serta pola pikir individu (tokoh utama) dalam data diatas.
Setelah kejadian penembakan pertama yang dilakukan oleh Anto Lakban kepada Amat Obeng (anak kepala polisi) terjadilah dua kali fenomena gempa waktu—sebuah peristiwa yang akan membawa semua orang dan segala sesuatu kembali dalam sekejap, yang kemudian membuat anda harus mengulang kembali apa yang terjadi barusan dalam kendali otomatis dan anda mampu mengubah apa yang akan terjadi setelahnya.— didalam cerpen dan dimanfaatkan oleh tokoh utama untuk mencegah kejadian penembakan tersebut, sekaligus memunculkan kembali relasi kekuasaan yang ada didalam cerpen terhadap ketakutan tokoh utama akan kejadian penembakan hingga membunuh anak kepala polisi. Berikut data didalam cerpen yang menunjukan  dua kali gempa waktu yang digunakan oleh tokoh utama sebagai tindak pencegahan terhadap kejadian penembakan Anto Lakban kepada Amat Obeng (anak kepala polisi) tersebut:
“Anda pasti tahu bukan, yang terjadi setelahnya persis seperti apa yang barusan saya ceritakan, saya langsung naik ke motor Anto Lakban, menanyakan tujuan dan persis seperti waktu yang saya lalui sebelumnya. Namun, saat melewati jalan macet, saya sudah tidak ada dalam kendali otomatis, di situlah kehendak bebas muncul. Saya bilang agar Anto Lakban memutar arah untuk lewat jalan tikus. Saya katakan kepadanya tiga sampai empat kali, ya tiga sampai empat kali! Anto Lakban akhirnya menurut karena saya bilang ia akan menghemat sekitar sepuluh menit.”
Dalam percobaan pencegahan pertama yang berakhir dengan kematian adik sepupu tokoh utama setelah diperkosa oleh Anto Lakban karena hasil dari tindakan pencegahan tokoh utama yang mengantar Anto Lakban ke rumah budenya saat lewat jalan tikus. Adik sepupu tokoh utama tewas dan sebelum kejadian ini terjadi lalu mengakibatkan tokoh utama kembali berurusan dengan polisi, gempa waktu yang kedua terjadi.
Lalu, pada percobaan pencegahan yang dilakukan tokoh utama saat fenomena gempa waktu yang kedua terjadi. Saya menemukan data:
“Lalu saya pun kembali masuk ke warkop, mengambil teh hangat dan menyalakan sebatang rokok. Anto Lakban tampak geram dengan tingkah saya yang ia anggap mengulur-ulur waktu. Ia pun memaki saya. Kau ini lama sekali, ayo cepat naik! katanya. Lalu, tanpa membalas makian Anto Lakban, saya langsung menyiram teh hangat saya tepat ke arah wajah Anto Lakban.”
Dalam percobaan pencegahan kedua yang berakhir dengan penembakan yang dilakukan tokoh utama kepada Anto Lakban dikarenakan hasil dari tindakan penyiraman teh oleh tokoh utama kepada muka Anto Lakban yang menimbulkan pertikaian antara kedua tokoh. Anto Lakban tewas, tokoh utama kembali berurusan dengan polisi dan belanjut dengan kejadian pemukulan oleh polisi diawal cerita kepada anto lakban, gempa waktu tidak terjadi lagi.
Dalam dua kali percobaan pencegahan yang dilakukan oleh tokoh utama pada saat fenomena gempa waktu terjadi dengan mengubah keadaan awal dengan harapan mengubah keadaan akhir, secara tidak langsung menunjukan bahwa ketakutan tokoh utama untuk berurusan dengan kekuasaan yang mendominasi (polisi).



KESIMPULAN
Ketakutan dan ketidakberdayaan individu (tokoh utama) untuk berurusan dengan kekuasaan yang mendominasi (polisi) dalam data hasil analisis, menunjukan adanya mimesis dari ketakutan dan ketidakberdayaan masyarakat terhadap dominasi kekuasaan yang berwenang. Relasi kuasa inilah yang ditimbulkan dalam cerpen Anto Lakban dan Beberapa Peristiwa di Sekitar Teh Hangat karya Doni Ahmadi dengan ketakutan tokoh utamanya dalam cerita terhadap dominasi kekuasaan (polisi) sebagai mimesis atau reflektif dari masyarakat yang ada.
Dari hal itulah dapat disimpulkan bahwa, ditemukan adanya relasi kuasa antara individu (tokoh utama) dengan kekuasaan/dominasi (polisi). Yang dengan kekuasaan atau dominasinya terhadap individu dapat mengontrol kehendak bebas individu (tokoh utama).
            Relasi kuasa antara individu (tokoh utama) dengan kekuasaan/dominasi (polisi) mengakibatkan ketidakberdayaan dan keterbatasan perilaku serta pola pikir individu (tokoh utama) dalam berbagai hal.









DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi, Doni. 2017. Anto Lakban dan Beberapa Peristiwa di Sekitar Teh Hangat.            (https://lakonhidup.com/2017/09/16/anto-lakban-dan-beberapa-peristiwa-di            sekitar  -teh-hangat/ diakses pada tanggal 18 Juni 2018, pukul 23:18).
Wiyatmi. 2013. Sosiologi Sastra. Kanwa Publisher.
Damono, Sapardi Djoko. 1979. Sosiologi Sastra: Seuah pengantarSingkat.  Jakarta: Pusat  Pembinaan dan             Pengembangan Bahasa.
Kamahi, Umar. 2017. Teori Kekuasaan Michel Focault: Tantangan bagi Sosiologi Politik. Jurnal Al-            Khitabah,  Vol . III: 117-133. (http://journal.uin        alauddin.ac.id/index.php/Al-            Khitabah/article/download/2926/2802&ved=2ahUKEwiZ4pnShOPbAHWMN8kH            QfDZkQFjABe          gQIbhAB&usg=AOvVaw36do1FgHH30zwMFYJSAbyV diakses pada 21 Juni 2018, pukul 3:46 WIB.)



Comments

  1. Halo Abdul. Menurut Saya penulisan Anda sangat baik dalam menulis karya ilmiah, tidak terlalu kaku. Dan juga teori Relasi Kuasa yang Anda gunakan juga relevan dengan data yang Anda temukan dalam cerpen Doni.

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

PENOKOHAN DALAM CERPEN MALAIKAT JUGA TAHUKARANGAN DEWI LESTARI DANMAAFKAN BUNDA,ANAKKU!” KARANGAN IRNA SYAHRIAL : KAJIAN INTERTEKSTUAL (Oleh: Anisa Yulicahyanti)

PENOKOHAN DALAM CERPEN  MALAIKAT JUGA TAHU KARANGAN DEWI LESTARI DAN MAAFKAN BUNDA,ANAKKU!”  KARANGAN IRNA SYAHRIAL : KAJIAN INTERTEKSTUAL ABSTRAK Karya sastra sebagai proses kreatif yang merupakan gambaran masyarakat dibentuk oleh pandangan sang pencipta. Sebuah karya sastra dapat pula menjadi contoh atau sandaran bagi karya sastra yang lahir berikutnya. Pada c erpen Malaikat Juga Tahu karya Dewi Lestari dan cerpen  Maafkan Bunda,Anakku! Karya Irna Syahrial   diindikasikan mengandung perbedaan serta persamaan didalamnya. Maka tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis penokohan dari cerpen Malaikat Juga Tahu karya Dewi Lestari dan cerpen  Maafkan Bunda,Anakku! Karya Irna Syahrial  Metode yang digunakan adalah kualitatif dengan kajian intertekstual yang dikemukakan oleh Pradopo. Adapun dalam penelitian ini didapat hasil yaitu adanya persamaan tokoh kedua cerpen yang menekankan tokoh yang menderita Down Syndrom. Dala...

KONFLIK DALAM LAKON MENTANG-MENTANG DARI NEW YORK KARYA MARCELINO ACANA JR. (KAJIAN SOSIOLOGI)

Bima Dewanto Program Studi Sastra Indonesia Abstrak Budaya dan tradisi masyarakat di dunia memiliki keanekaragaman yang sangat banyak. Masing-masing dari budaya yang mereka miliki berasal dari latar belakang sosial yang khas dan budaya yang berbeda satu sama lain. Setiap kelompok masyarakat membawa kebiasaan dan tradisi masing-masing dalam kehidupannya sehari-hari. Tradisi yang mereka jalankan adalah hasil dari pembelajaran, perkembangan, dan proses yang mereka jalani bersama masyarakat lainnya. Proses ini membentuk identitas budaya dalam diri individu sehingga memotivasi seseorang untuk belajar tentang sikap dari kelompok masyarakat sendiri maupun kelompok masyarakat lain. Tujuan penelitian ini adalah untuk menyajikan kepada pembaca mengenai konflik dalam lakon Mentang-mentang dari New York. Metode yang digunakan merupakan metode deskriptif dengan teknik analisis kualitatif. Objek dari penelitian ini ialah naskah drama Mentang-mentang dari New York karya Marcellino Aca...

Sosiologi Sastra : Teori dan Kajian terhadap Sastra Indonesia

Muhammad Kahfi Judul Buku : Sosiologi Sa s tra: Teori dan Kajian terhadap Sastra Indonesia Penulis Buku : Dr. Wiyatmi, M.Hum. Penerbit Buku : Kanwa Publisher Cetakan : 1, 2013 Tebal Buku : 197 halaman Sinopsis Sosiologi Sastra : Teori dan Kajian terhadap Sastra Indonesia Sosiologi Sastra merupakan kajian interdisipliner untuk mengemukakan seluk beluk masyarakat yang hidup disuatu zaman atau wilayah yang tak terekam oleh mata orang – orang milenial. Namun, dengan suatu karya sastra dan dikaji dengan pendekatan ini membuat penggambaran besar suatu zaman tertentu yang memuat adat istiadat atau kultur masyarakat suatu zaman untuk diketahui oleh para sosiolog zaman milenial. Dalam tiap pendekatan ilmiah memiliki banyak sub kajian yang menjadi perhatian para peneliti untuk menggunakannya dalam penelitiannya. Khususnya penelitian dibidang sosiologi yang notabenenya harus bersifat objektif. Menekankan pada aspek pembelajaran mengenai pengaplikasian tiap – t...