Skip to main content

Karya Tulis Ilmiah "Tema Kemandirian yang dimiliki ketiga tokoh utama dalam novel Sang Pemimpi" oleh Muhammad Kahfi


TEMA KEMANDIRIAN YANG DIMILIKI KETIGA TOKOH UTAMA DALAM NOVEL SANG PEMIMPI
Makalah ini dibuat sebagai salah satu tugas dalam mata kuliah Keterampilan Menulis yang diampu oleh Ibu Dr. Fathiaty Murtadho. M.Pd.


        
Muhammad Kahfi (2125163601)


 PROGRAM STUDI SASTRA INDONESIA
FAKULTAS BAHASA DAN SENI
UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA
2018



Abstrak

Dunia yang semakin berpaling pada keadilan terus berlanjut. Manusia semakin konsumtif, hedonisme, egois dsb. Manusia sedari lahir dibentuk melalui lingkungan kehidupannya. Sosok ayah dan ibu pasti menjadi sosok sentral sebagai contoh yang konkret untuk ditiru. Semangat dalam menjalani hidup dengan bersusah payah menjadi jalan yang bagi kebanyakan orang merupakan jalan yang sulit untuk dilalui. Tapi bagi sebagian orang menjadi sebuah tantangan dan liku – liku kehidupan yang sangat asyik untuk dilalui. Mengingat pengalaman merupakan sumber penceritaan yang sangat kuat efeknya bahkan membuat diri setiap orang menjadi termotivasi lagi. Timbulah dongeng atau cerita rakyat sebagai pembentuk pola pikir seorang individu yang sedang dibentuk oleh orang tua mereka. Berbagai tokoh dikenal, dimulai dari yang memiliki perilaku buruk sampai memiliki perilaku yang aneh pun menjadi nilai yang sangat berharga untuk dicerna bagi anak – anak. Naratologi hadir sebagai alat untuk menyampaikan seluruh unsur dalam penceritaan cerita rakyat atau cerita yang lainnya. Naratologi merupakan semiotik yang diterapkan dalam bidang analisis cerita atau “wacana atau nonliterer”. “semiotik cerita” ini pada mulanya terpengaruh pada analisis struktural yang diterapkan dalam meneliti mitos atau cerita rakyat. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif. Data yang digunakan berupa data konkret hasil analisis pustaka. Teori yang digunakan dalam penelitian ini Teori Todorov. Hasil penelitian yang didapatkan yakni terdapat beberapa kutipan yang berjumlah tujuh sampel yang menggambarkan mengenai kemandirian.

Kata Kunci : Kemandirian, Naratologi, Todorov.




KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirabbil’alamin atas segala nikmat iman, islam, kesempatan, serta kekuatan yang telah diberikan Allah SWT sehingga kami dapat menyelesaikan makalah sederhana ini. Shalawat beriring salam untuk tuntunan, suri tauladan yakni baginda Rasulllah SAW beserta keluarga dan para sahabat beliau yang senantiasa menjunjung tinggi nilai-nilai islam yang sampai saat ini bisa dinikmati oleh seluruh manusia di penjuru dunia.
Makalah ini merupakan syarat memenuhi nilai tugas pada mata kuliah Keterampilan Menulis, Mata Kuliah Prodi Sastra Indonesia, Fakultas Bahasa Seni, Universitas Negeri Jakarta dengan judul  “Tema Kemandirian yang dimiliki ketiga tokoh utama dalam Novel Sang Pemimpi”, mudah – mudahan hasil karya ini dapat bermanfaat untuk kita semua yang mau mengambil ilmu dan hikmahnya.
Ucapan Terima Kasih kepada semua pihak yang telah mendukung dan memberi do`a serta semangat sehingga penulis tidak merasa lelah dalam mengerjakan makalah ini. Saya menyadari terdapat banyak kekurangan dalam penulisan makalah ini. Oleh karena itu, dengan segala kerendahan hati penulis menerima kritik dan saran yang dapat menjadikan makalah ini lebih baik lagi. Mohon maaf atas segala kekurangan.



                                                                                                                
                                                                                                  Jakarta, 02 Juni 2018

                                                                                            
                                                      





DAFTAR ISI


Abstrak...............................................................................................................................2
Kata Pengantar...................................................................................................................3
Daftar Isi............................................................................................................................4
Pendahuluan.......................................................................................................................5
Perumusan Masalah dan Tujuan Penulisan.......................................................................6
Pembahasan.......................................................................................................................7
Kesimpulan......................................................................................................................16
Daftar Pustaka..................................................................................................................17















                                                        BAB I                                                          PENDAHULUAN



1.1       Latar Belakang

Dunia yang semakin berpaling pada keadilan terus berlanjut. Manusia semakin konsumtif, hedonisme, egois dsb. Manusia sedari lahir dibentuk melalui lingkungan kehidupannya. Sosok ayah dan ibu pasti menjadi sosok sentral sebagai contoh yang konkret untuk ditiru. Semangat dalam menjalani hidup dengan bersusah payah menjadi jalan yang bagi kebanyakan orang merupakan jalan yang sulit untuk dilalui. Tapi bagi sebagian orang menjadi sebuah tantangan dan liku – liku kehidupan yang sangat asyik untuk dilalui.

Mengingat pengalaman merupakan sumber penceritaan yang sangat kuat efeknya bahkan membuat diri setiap orang menjadi termotivasi lagi. Timbulah dongeng atau cerita rakyat sebagai pembentuk pola pikir seorang individu yang sedang dibentuk oleh orang tua mereka. Berbagai tokoh dikenal, dimulai dari yang memiliki perilaku buruk sampai memiliki perilaku yang aneh pun menjadi nilai yang sangat berharga untuk dicerna bagi anak – anak.

Naratologi hadir sebagai alat untuk menyampaikan seluruh unsur dalam penceritaan cerita rakyat atau cerita yang lainnya. Naratologi merupakan semiotik yang diterapkan dalam bidang analisis cerita atau “wacana atau nonliterer”. “semiotik cerita” ini pada mulanya terpengaruh pada analisis struktural yang diterapkan dalam meneliti mitos atau cerita rakyat.






1.2          Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang penelitian tersebut, rumusan masalah ini dapat dikembangkan menjadi tiga pertanyaan tentang penelitian berikut :

1.2.1       Apa yang dimaksud dengan Naratologi Todorov?
1.2.2       Apa yang dimaksud dengan Kemandirian?


1.3          Tujuan Penelitian

Penelitian ini mempunyai dua tujuan, yaitu tujuan umum dan tujuan khusus. Tujuan umumm penelitian ini adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah Estetika. Adapun tujuan khusus penelitian ini, sebagai berikut;

1.3.1       Agar mengetahui perihal tentang Naratologi Tzevetan Tdorov
1.3.2       Agar mengetahui perihal tentang Tema Kemandirian dalam Novel Sang Pemimpi














                                                      BAB II                                                        PEMBAHASAN

2.1        Deskripsi Teoretik

Dizaman yang serba canggih seperti sekarang ini, diperlukan upaya penelitian mitos – mitos atau cerita yang beredar di masyarakat. Naratologi hadir sebagai alat untuk menyampaikan seluruh unsur dalam penceritaan cerita rakyat atau cerita yang lainnya. Naratologi merupakan semiotik yang diterapkan dalam bidang analisis cerita atau “wacana atau nonliterer”. “semiotik cerita” ini pada mulanya terpengaruh pada analisis struktural yang diterapkan dalam meneliti mitos atau cerita rakyat. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif. Data yang digunakan berupa data konkret hasil analisis pustaka. Teori yang digunakan dalam penelitian ini Teori Todorov.

Seperti formalis lainnya yakni tetap mempertahankan naratologi, terutama pada istilah fabula dan suzjet. Konsepnya yakni histoire dan disscours. Konsep dimana yang berhubungan dengan model tata bahasa, yang ditransformasikan ke dalam analisis teks sastra. Menurutnya, konsep nya dikenal dengan nama inpraesensia (unsur yang ditemukan secara tersirat), dan inabsentia (unsur yang ditemukan secara tersurat).

Konsepnya yakni dalam membaca atau menganalisis teks fiksi atau kesusastraan. Unsur – unsurnya meliputi; unsur sintaksis, unsur semantik, dan unsur verba (Susanto : 2012). Dari pembahasan sesuai aspek kecil semantik yakni penokohan atau watak menghasilkan dimana ketiga tokoh menonjolkan watak kemandirian mereka.






2.1        Pengertian Naratologi Tzevetan Todorov

Todorov menerapkan model linguistik pada penelitian teks  kesusastraan.  Todorov  mengungkapkan  teori  sebagai  berikut:  Berdasarkan  fakta  bahwa  teks  sastra  menggunakan  bahasa  sebagai  bahan  dasarnya;  maka  aspek  sintaksis, semantik dan aspek verbal  adalah  model  dasar  aturan  naratif. Todorov  menggunakan  metode  strukturalisme  dari  Saussure  yang  diadaptasi  untuk menganalisis teks dalam suatu karya sastra.

Singkatnya, analisis naratif ialah bagian dari kritik sastra yang melakukan pendekatan terhadap teks dengan menggunakan kategori – kategori struktur penyusun suatu kisah: plot, narator, tokoh, pembaca, sudut pandang,waktu, dan tempat.

Seperti formalis lainnya yakni tetap mempertahankan naratologi, terutama pada istilah fabula dan suzjet. Konsepnya yakni histoire dan disscours. Konsep dimana yang berhubngan dengan model tata bahasa, yang ditransformasikan ke dalam analisis teks sastra. Menurutnya, konsep nya dikenal dengan nama inpraesensia (unsur yang ditemukan secara tersirat), dan inabsentia (unsur yang ditemukan secara tersurat). Konsepnya yakni dalam membaca atau menganalisis teks fiksi atau kesusastraan. Unsur – unsurnya meliputi; unsur sintaksis, unsur semantik, dan unsur verba (Susanto : 2012). Dari pembahasan sesuai aspek kecil semantik yakni penokohan atau watak menghasilkan dimana ketiga tokoh menonjolkan watak kemandirian mereka.


2.2        Pengertian Kemandirian

Menurut Masrun dkk. (1986), kemandirian mcncakup pengertian dari beberapa istilah, yaitu autonomy, independency, dan self-reliance.

Allport (dalarn Masrun dkk, 1986) mengatakan bahwa secara fungsional, autonomy dapat diartikan sebagai tendensi untuk bersikap secara bebas dan original. Pendapat lain dikemukakan oleh Brawer (dalam Soetjiningsih, 1992) yang mengatakan bahwa individu yang mempunyai otonomi, tingkah lakunya merupakan hasil kekuatan atau dorongan dari dalam dan tidak karena pengaruh orang lain, mempunyai kontrol diri, mampu mengembangkan sikap kritis, dan mampu membuat keputusan secara bebas tanpa dipengaruhi orang lain.

Independency, menurut Bhatia (1977) merupakan perilaku yang aktivitasnya diarahkan oleh diri sendiri, tidak mengharapkan pengaruh dari orang lain, dan bahkan mencoba memecahkan atau menyelesaikan masalahnya sendiri.

Selanjutnya menurut Hetherington (dalam Spencer dan Kass, 1970), independency ditunjukkan dengan adanya kemampuan untuk mengambil inisiatif, kemampuan mengatasi masalah, kekuatan, mempcroleh kepuasan dari usahanya, dan berkeinginan mengerjakan segala sesuatu tanpa bantuan orang lain.

Self-reliance menurut Greenberger dan Sorensoil (dalam Berzonsky, 1981) mcmpunyai ciri-ciri antara lain, tidak adanya kebutuhan yang menonjol untuk memperoleh pengakuan dari orang lain, merasa mampu mengontrol dirinya sendiri, dan penuh inisiatif.

Kemandirian merupakan hal yang tidak bisa dianggap remeh. Dimana manusia atau seseorang dalam berusaha membutuhkan optimisme dan kemandirian di dunia yang modern seperti sekarang ini. Setiap manusia dilahirkan dengan fitrah yang sama. Dimana sama – sama memiliki anggota tubuh yang lengkap. Apabila ada yang berbeda seperti mengalami kecacatan, memang beda secara fisik namun semangat dan otak masih sama dan berfungsi dengan baik. Semangat untuk melanjutkan hidup juga jatuh bangun untuk bertahan hidup sudah menjadi hal yang lumrah.

Pengambilan tema ini untuk memotivasi orang lain terutama untuk diri sendiri dalam menjalani kehidupan ini.Novel yang digunakan yakni Sang Pemimpi (2016) karya Andrea Hirata. Dimana sang pemimpi ingin mengungkapkan impiannya kepada dunia dengan keterbatasan yang ada mereka tidak pernah lelah berjuang. Kemandirian dalam menyikapi segala hal didalam hidup mereka menjadi inspirasi saya dalam menjadi individu yang lebih baik lagi.


2.3          Karakteristik Novel Sang Pemimpi

Judul               : Sang Pemimpi
Penulis                        : Andrea Hirata
Penerbit          : PT Bentang Pustaka
Halaman         : x + 292 Halaman
Cetakan           : ke-14, januari 2008
Jenis Cover     : Soft Cover
Dimensi          : (L) 130 mm x (P) 205 mm
Kategori          : Petualangan
Text                 : Bahasa Indonesia
ISBN               : 979-3062-92-4



2.4          Latar Belakang Pengarang Novel Sang Pemimpi

Nama lengkap             : Andrea Hirata Seman Said Harun

Jenis Kelamin             : Laki-laki

Agama                        : Islam

TTL                             : Belitong, 24 Oktober




Nama Andrea Hirata Seman Said Harun menjulang siring kesuksesan noel pertama nya yaitu Novel Laskar Pelangi. Andrea Hirata ini semakin terkenal kala novel pertamanya yang jadi best seller diangkat ke layar lebar oleh duo sineas Mira Lesmana dan Riri Rizza.

Selain pengarang Novel Laskar Pelangi, lulusan S1 Ekonomi Universitas indonesia ini juga pengarang Novel Sang Pemimpi dan Endesor, serta Maryamah Karpov. Keempat Novel itu tergabung dalam tetralogi.

Setelah ian menamatkan S1 di UI, laki-laki yang kini masih bekerja di kantor pusat PT Telkom ini mendapat beasiswa Uni Eropa untuk studi Master Of Science di Universite, Paris, Sorbonne Prancis, dan Sheffield Hallam University, United Kingdom.

Tesis Andrea dalam bidang Ekonomi telekomunikasi menghantarkan dia pada penghargaan dari kedua universitas tersebut dan ia lulus cum laude. Tesis tersebutlah diadaptasi dalam bahasa indonesia dan merupakan buku teori ekonomi telekomunikasi pertama yang ditulis oleh orang indonesia. Buku itu telah beredar luas sebagai referensi ilmiah.

Penulis Indonesia yang berasal dari Belitong, provinsi Bangka belitung ini masih hidup lajang hingga sekarang. Statusnya yang disandang oleh Andrea sempat memicu kabar kurang sedap. Karena pada bulan November 2008, Muncul pengakuan dari seorang perempuan, Roxana yang mengaku sebagai mantan istrinya.

Setelah diselidiki ternyata terungkap bahwa Andrea memang pernah menikah dengan Roxana pada tanggal 5 Juli 1998, tapi telah dibatalkan pada tahun 2000. Dengan alasan Andrea melakukannya adalah karena Roxana menikah saat dirinya masih berstatus sebagai istri dari orang lain.

Setelah sukses denga novel tetraloginya, Andrea menambah dalam dunia film. Novelnya yang pertama, telah di angkat ke layar lebar dengan judul sama yaitu Laskar Pelangi pada tahun 2008. Dengan menggandeng Riri Riza sebagai sutradara dan Mira Lesmani sebagai produser.

Film ini menjadi salah satu film yang palin fenomenal pada tahun 2008. Dan jelang akhir tahun 2009, Andrea bersama Miles dan Mizan Produsen kembali merilis sekuelnya, Sang Pemimpi.


2.5        Analisis Naratologi dan Tema Kemandirian

Akan dicoba mencari relasi kemandirian dengan novel yang tersebut. Dengan kutipan – kutipan dari novel tersebut. Kutipan pertama dimana menggambarkan salah satu tokoh yaitu Arai ;

Sang simpai keramat (Arai) penggambarannya cukup memilukan:
“Sesungguhnya aku dan Arai masih bertalian darah. Neneknya adalah adik kandung kakekku dari pihak Ibu. Namun, sungguh malang nasibnya, ketika dia kelas satu SD, Ibunya wafat saat melahirkan adiknya. Arai baru enam tahun waktu itu dan ayahnya gemetar di samping jasad beku sang ibu yang memeluk bayi merah bersimbah darah.” Kemudian disaat dia kelas tiga SD ayahnya meninggalkannya. Simpai keramat itu berusaha tegar walaupun dibayang – bayangi kematian ibu atau ayahnya”.(Hirata, 2016 : 18).

Disini sosok Arai yang sejak dari SD, ia sudah ditinggal ibunya ketika sang ibu sedang melahirkan adiknya. Adiknya pun tak selamat, ayahnya hanya terbujur kaku melihat anak dan ibu yang mati dengan tragis itu. Disaat dia kelas tiga SD ayahnya meninggalkannya. Penggambaran tokoh yang berhasil dibentuk oleh imaji Arai yang memang sedari dulu di sudah ditinggalkan oleh orang tua nya. Sehingga ia harus bekerja sehari – hari. Mengurus dirinya sendiri.

Sama seperti Arai sosok Jimbron memiliki penggambaran yang memilukan juga:

“Dulu, bicaranya normal seperti anak – anak lain. Jimbron adalah anak tertua dari tiga bersaudara. Dia punya adik kembar perempuan. Ibunya wafat ketiga Jimbron kelas empat SD. Jimbron sangat dekat dan sangat bergantung pada ayahnya”. “Suatu hari, belum empat puluh hari ibunya wafat, Jimbron berpergian naik sepeda dibonceng ayahnya. Masih berkendara, ayahnya terkena serangan jantung. Konon, Jimbron pontang – panting dengan sepeda itu membawa ayahnya ke Puskesmas. Dia berusaha sekuat tenaga, panik, dan jatuh bangun membonceng ayahnya yang sesak napas sambil kesusahan memeganginya. Sampai di Puskesmas, Jimbron pucat pasi ketakutan. Dia kalut, tak sanggup menjelaskan situasinya kepada orang – orang. Lagipula sudah terlambat. Bebarapa menit di Puskesmas, ayahnya meninggal. Sejak itu Jimbron gagap. Kedua adiknya Jimbron pun, akhirnya tinggal dengan bibinya di Pangkal Pinang, Pulau Bangka”. (Hirata, 2016 : 49)

Ditinggal kedua orang tua merupakan hal yang sangat pahit. Dimana kita hanya terbujur kaku menatap mayat kedua orang tua kita. Jimbron akhirnya gagap. Dikarenakan rasa traumanya terhadap kematian ayahnya yang ia sendiri rasakan.

Arai dan Jimbron sama – sama beruntung. Keduanya diadopsi dan dirawat oleh orang lain. Kalau Arai diangkat jadi anak dan dirawat oleh keluarga Ikal. Sedangkan Jimbron diangkat jadi anak dan dirawat oleh Pendeta Geovany. Mungkin keberuntungan masih dilimpahkan pada Ikal.

Ketiga nya sangat mandiri hingga pada suatu saat dimana mereka bekerja bersama disatu tempat disaat mereka menginjak umur remaja hampir dewasa. Rentang waktu sekolah SMA. Digambarkan sebagai berikut;

“Aku (Ikal), Arai, dan Jimbron, memilih sebuah pekerjaan yang sangat bergengsi sebagai tukang pikul ikan di dermaga. Profesi yang sangat elit itu disebut kuli ngambat. Kami dengan sengaja memilih profesi ini karena memungkinkan untuk dikerjakan sambil sekolah”.(Hirata, 2016 : 56)

Dalam bagian ini ketiga tokoh utama memberi pemberitahuan bahwa mereka juga mencari dana tambahan untuk hidup sehari – hari. Optimisme terpancar dari tiga anak yang mengalami keterbatasan dalam hidupnya. Ketiganya menjadi tiga orang anak yang memiliki mimpi yang besar dan mengerjakan pekerjaan apapun demi memenuhi kebutuhan hidup mereka.

Namun mereka juga mandiri dalam belajar. Disaat mereka selesai bekerja, mereka segera ke sekolah untuk belajar. Dapat dibuktikan pada paragraf ini;

“Beruntungnya, aku dan Arai selalu berada di garda depan. Aku di urutan ketiga, sedangkan Arai di urutan kelima. Adapun, Jimbron dengan penuh takzim, mempersembahkan nomor kursi 78 untuk pendeta Geo”. (Hirata, 2016 : 81)

Gambaran kemandirian mereka terhadap kehidupan mereka yang selalu bekerja dan belajar.Apalagi. setelah masa – masa SMA berlalu yang dibuktikan pada paragraf berikut;

“Ambilah...Biarlah hidupku berarti. Jika dapat kuberikan lebih dari celengan itu akan kuberikan untuk kalian, merantaulah. Jikakalian sampai ke Prancis, menjelajah Eropa sampai ke Afrika, itu artinya aku juga sampai kesana, pergi bersama – sama kalian.”.(Hirata, 2016 : 204)

Jimbron  rela menabung untuk memberikan isinya untuk temannya yang ingin studi di luar kota. Sedangkan setelah lulus SMA ia bekerja di peternakan capo, mengurus kuda – kuda miliknya.

Kemandirian Ikal yakni dalam bekerja digambarkan pada paragraf berikut;

“Kami melamar ke kantor pos. Arai gagal pada tes kesehatan. Itu membuatku cemas karena ada yang tak beres dengan paru – parunya. Sedangkan aku, ketika tes terakhir berupa tes fisik lomba lari, langsung yakin akan diterima”. “Selama pengalamanku bekerja, sejak kelas dua SMP, menjadi pegawai pos adalah puncak karirku. Meskipun hanya sebagai tukang sortir, dan ini tak kusukai”. (Hirata, 2016 : 227 – 229)

Arai yang pergi ke Kalimantan, ia bekerja sekaligus belajar di sana. Dibuktikan pada paragraf berikut ini;

“Akhirnya, aku tahu bahwa Arai bekerja di sebuah perusahaan pertambangan di Kalimantan. Sambil bekerja, dia pun kuliah di sebuah universitas disana. Arai kelihaiannya dalam bekerja dan etos kerja yang bagus”.(Hirata, 2016 : 239)

Ketiganya mendapatkan pekerjaan yang baik. Walaupun mereka dipisahkan oleh jarak yang jauh. Hati mereka tetap terikat oleh tali persaudaraan. Akhirnya, usaha keras mereka berdua dari jatuh bangun untuk memenuhi kebutuhan mereka berbuah hasil yang baik pula.






                                                               BAB III                                                                KESIMPULAN
Penelitian dilakukan dengan metode analisis isi secara deskriptif kualitatif. Penelitian terhadap pustaka yakni karya sastra Novel Fiksi yang berjudul Sang Pemimpi karya Andrea Hirata. Dengan pendekatan Naratologi Todorov, sehingga bisa dilihat beberapa struktur karya dari novel tersebut.
Kemandirian merupakan kunci sukses dalam kehidupan yang fana ini. Dimana seorang individu harus mampu terbentuk dengan lingkungan sekitarnya. Juga harus mampu menyesuaikan dengan kondisinya. Ketiga tokoh diatas menunjukan dedikasinya dalam bekerja dan belajar. Dalam novel tersebut banyak sample yang baik untuk pembelajaran anak – anak khususnya Remaja demi masa depan yang cerah.

Tema yang berkaitan dengan judul yakni tema kemandirian. Terdapat tujuh sampel kutipan dari Novel Sang Pemimpi yang mendeskripsikan Tema Kemandirian yang dimiliki tokoh – tokoh dalam novel tersebut.

Naratologi sebagai pendekatan dalam upaya penelitian sebuah narasi cerita sastra yang dalam artian sebagai pisau bedah yang membedah seluk – beluk atau tiap helai kata dalam karya sastra.

Amanat yang dapat diambil yakni, bekerja sepenuh hati, belajar dengan sungguh – sungguh merupakan kunci kesuksesan. Karena kita tidak pernah tahu apakah kita masih bisa hidup keesokan harinya.




DAFTAR PUSTAKA

Barzonsky, M.D. 1981. Adollescent Development. New York : Mc Millan Publishing
          Co, Inc.

Bhatia, H.R. 1977. A Textbook of Educational Psychology. New Delhi : The McMillan
          Company of India Limited

Hirata, Andrea. 2016. Sang Pemimpi. Jakarta: PT Bentang Pustaka

Masrun, dkk. 1986. Studi mengenai Kemandirian pada Penduduk di Tiga Suku Bangsa
         (Jawa, Batak, Bugis). Laporan Penelitian. Yogyakarta : Fakultas Psikologi
         Universitas Gadjah Mada.

Perdana, Yoga Noldy. 2012. Perbandingan struktur naratif cerita rakyat Momotarou
         Dengan Timun Emas. Universitas Padjajaran

Ratna, Nyoman Kutha. 2007. Penelitian Sastra. Jogjakarta: Pustaka Pelajar

Soetjiningsih, C.H. 1992. Perbandingan Kemandirian Remaja Suku Jawa dan Cina.
         Tesis. Yogyakarta : Program Pascasarjana Universitas Gadjah Mada.

Spencer, T.D., Kass, N. 1970. Perspective in Child Psychology. Research and Review.
         New York : Mc Graw Hill Book Company.

Susanto, Dwi. 2015. Pengantar Teori Sastra. Jakarta: PT CAPS Publisher

Teuw, A. 1983. Sastra dan Ilmu sastra, Pengantar Teori sastra. Jakarta: Pustaka Jaya.

Todorov, Tzvetan. 1985. Tata Sastra. Diterjemahkan oleh KS Zaimar.
         Jakarta: Djambatan.

























Comments

Popular posts from this blog

PENOKOHAN DALAM CERPEN MALAIKAT JUGA TAHUKARANGAN DEWI LESTARI DANMAAFKAN BUNDA,ANAKKU!” KARANGAN IRNA SYAHRIAL : KAJIAN INTERTEKSTUAL (Oleh: Anisa Yulicahyanti)

PENOKOHAN DALAM CERPEN  MALAIKAT JUGA TAHU KARANGAN DEWI LESTARI DAN MAAFKAN BUNDA,ANAKKU!”  KARANGAN IRNA SYAHRIAL : KAJIAN INTERTEKSTUAL ABSTRAK Karya sastra sebagai proses kreatif yang merupakan gambaran masyarakat dibentuk oleh pandangan sang pencipta. Sebuah karya sastra dapat pula menjadi contoh atau sandaran bagi karya sastra yang lahir berikutnya. Pada c erpen Malaikat Juga Tahu karya Dewi Lestari dan cerpen  Maafkan Bunda,Anakku! Karya Irna Syahrial   diindikasikan mengandung perbedaan serta persamaan didalamnya. Maka tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis penokohan dari cerpen Malaikat Juga Tahu karya Dewi Lestari dan cerpen  Maafkan Bunda,Anakku! Karya Irna Syahrial  Metode yang digunakan adalah kualitatif dengan kajian intertekstual yang dikemukakan oleh Pradopo. Adapun dalam penelitian ini didapat hasil yaitu adanya persamaan tokoh kedua cerpen yang menekankan tokoh yang menderita Down Syndrom. Dala...

KONFLIK DALAM LAKON MENTANG-MENTANG DARI NEW YORK KARYA MARCELINO ACANA JR. (KAJIAN SOSIOLOGI)

Bima Dewanto Program Studi Sastra Indonesia Abstrak Budaya dan tradisi masyarakat di dunia memiliki keanekaragaman yang sangat banyak. Masing-masing dari budaya yang mereka miliki berasal dari latar belakang sosial yang khas dan budaya yang berbeda satu sama lain. Setiap kelompok masyarakat membawa kebiasaan dan tradisi masing-masing dalam kehidupannya sehari-hari. Tradisi yang mereka jalankan adalah hasil dari pembelajaran, perkembangan, dan proses yang mereka jalani bersama masyarakat lainnya. Proses ini membentuk identitas budaya dalam diri individu sehingga memotivasi seseorang untuk belajar tentang sikap dari kelompok masyarakat sendiri maupun kelompok masyarakat lain. Tujuan penelitian ini adalah untuk menyajikan kepada pembaca mengenai konflik dalam lakon Mentang-mentang dari New York. Metode yang digunakan merupakan metode deskriptif dengan teknik analisis kualitatif. Objek dari penelitian ini ialah naskah drama Mentang-mentang dari New York karya Marcellino Aca...

Sosiologi Sastra : Teori dan Kajian terhadap Sastra Indonesia

Muhammad Kahfi Judul Buku : Sosiologi Sa s tra: Teori dan Kajian terhadap Sastra Indonesia Penulis Buku : Dr. Wiyatmi, M.Hum. Penerbit Buku : Kanwa Publisher Cetakan : 1, 2013 Tebal Buku : 197 halaman Sinopsis Sosiologi Sastra : Teori dan Kajian terhadap Sastra Indonesia Sosiologi Sastra merupakan kajian interdisipliner untuk mengemukakan seluk beluk masyarakat yang hidup disuatu zaman atau wilayah yang tak terekam oleh mata orang – orang milenial. Namun, dengan suatu karya sastra dan dikaji dengan pendekatan ini membuat penggambaran besar suatu zaman tertentu yang memuat adat istiadat atau kultur masyarakat suatu zaman untuk diketahui oleh para sosiolog zaman milenial. Dalam tiap pendekatan ilmiah memiliki banyak sub kajian yang menjadi perhatian para peneliti untuk menggunakannya dalam penelitiannya. Khususnya penelitian dibidang sosiologi yang notabenenya harus bersifat objektif. Menekankan pada aspek pembelajaran mengenai pengaplikasian tiap – t...