Karya Tulis Ilmiah "Tema Kemandirian yang dimiliki ketiga tokoh utama dalam novel Sang Pemimpi" oleh Muhammad Kahfi
TEMA
KEMANDIRIAN YANG DIMILIKI KETIGA TOKOH UTAMA DALAM NOVEL SANG PEMIMPI
Makalah
ini dibuat sebagai salah satu tugas dalam mata kuliah Keterampilan Menulis yang
diampu oleh Ibu Dr. Fathiaty Murtadho.
M.Pd.
Muhammad Kahfi (2125163601)
PROGRAM STUDI SASTRA INDONESIA
FAKULTAS
BAHASA DAN SENI
UNIVERSITAS
NEGERI JAKARTA
2018
Abstrak
Dunia yang semakin berpaling pada keadilan terus
berlanjut. Manusia semakin konsumtif, hedonisme, egois dsb. Manusia sedari
lahir dibentuk melalui lingkungan kehidupannya. Sosok ayah dan ibu pasti
menjadi sosok sentral sebagai contoh yang konkret untuk ditiru. Semangat dalam
menjalani hidup dengan bersusah payah menjadi jalan yang bagi kebanyakan orang
merupakan jalan yang sulit untuk dilalui. Tapi bagi sebagian orang menjadi
sebuah tantangan dan liku – liku kehidupan yang sangat asyik untuk dilalui.
Mengingat pengalaman merupakan sumber penceritaan yang sangat kuat efeknya
bahkan membuat diri setiap orang menjadi termotivasi lagi. Timbulah dongeng
atau cerita rakyat sebagai pembentuk pola pikir seorang individu yang sedang
dibentuk oleh orang tua mereka. Berbagai tokoh dikenal, dimulai dari yang
memiliki perilaku buruk sampai memiliki perilaku yang aneh pun menjadi nilai
yang sangat berharga untuk dicerna bagi anak – anak. Naratologi hadir sebagai
alat untuk menyampaikan seluruh unsur dalam penceritaan cerita rakyat atau
cerita yang lainnya. Naratologi merupakan semiotik yang diterapkan dalam bidang
analisis cerita atau “wacana atau nonliterer”. “semiotik cerita” ini pada
mulanya terpengaruh pada analisis struktural yang diterapkan dalam meneliti
mitos atau cerita rakyat. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah
kualitatif. Data yang digunakan berupa data konkret hasil analisis pustaka.
Teori yang digunakan dalam penelitian ini Teori Todorov. Hasil penelitian yang didapatkan yakni terdapat beberapa kutipan
yang berjumlah tujuh sampel yang menggambarkan mengenai kemandirian.
Kata Kunci : Kemandirian, Naratologi, Todorov.
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahirabbil’alamin atas segala nikmat iman,
islam, kesempatan, serta kekuatan yang telah diberikan Allah SWT sehingga kami
dapat menyelesaikan makalah sederhana ini. Shalawat beriring salam untuk
tuntunan, suri tauladan yakni baginda Rasulllah SAW beserta keluarga dan para
sahabat beliau yang senantiasa menjunjung tinggi nilai-nilai islam yang sampai
saat ini bisa dinikmati oleh seluruh manusia di penjuru dunia.
Makalah ini merupakan syarat memenuhi nilai tugas pada
mata kuliah Keterampilan Menulis, Mata Kuliah Prodi Sastra Indonesia, Fakultas
Bahasa Seni, Universitas Negeri Jakarta dengan judul “Tema Kemandirian yang dimiliki ketiga tokoh
utama dalam Novel Sang Pemimpi”, mudah – mudahan hasil karya ini dapat
bermanfaat untuk kita semua yang mau mengambil ilmu dan hikmahnya.
Ucapan Terima Kasih kepada semua pihak yang telah
mendukung dan memberi do`a serta semangat sehingga penulis tidak merasa lelah
dalam mengerjakan makalah ini. Saya menyadari terdapat banyak kekurangan dalam
penulisan makalah ini. Oleh karena itu, dengan segala kerendahan hati penulis
menerima kritik dan saran yang dapat menjadikan makalah ini lebih baik lagi.
Mohon maaf atas segala kekurangan.
Jakarta, 02
Juni 2018
DAFTAR ISI
Abstrak...............................................................................................................................2
Kata Pengantar...................................................................................................................3
Daftar Isi............................................................................................................................4
Pendahuluan.......................................................................................................................5
Perumusan Masalah dan Tujuan Penulisan.......................................................................6
Pembahasan.......................................................................................................................7
Kesimpulan......................................................................................................................16
Daftar Pustaka..................................................................................................................17
BAB I PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Dunia yang semakin berpaling pada keadilan terus
berlanjut. Manusia semakin konsumtif, hedonisme, egois dsb. Manusia sedari
lahir dibentuk melalui lingkungan kehidupannya. Sosok ayah dan ibu pasti
menjadi sosok sentral sebagai contoh yang konkret untuk ditiru. Semangat dalam
menjalani hidup dengan bersusah payah menjadi jalan yang bagi kebanyakan orang
merupakan jalan yang sulit untuk dilalui. Tapi bagi sebagian orang menjadi
sebuah tantangan dan liku – liku kehidupan yang sangat asyik untuk dilalui.
Mengingat pengalaman merupakan sumber penceritaan yang
sangat kuat efeknya bahkan membuat diri setiap orang menjadi termotivasi lagi.
Timbulah dongeng atau cerita rakyat sebagai pembentuk pola pikir seorang
individu yang sedang dibentuk oleh orang tua mereka. Berbagai tokoh dikenal,
dimulai dari yang memiliki perilaku buruk sampai memiliki perilaku yang aneh
pun menjadi nilai yang sangat berharga untuk dicerna bagi anak – anak.
Naratologi hadir sebagai alat untuk menyampaikan seluruh
unsur dalam penceritaan cerita rakyat atau cerita yang lainnya. Naratologi
merupakan semiotik yang diterapkan dalam bidang analisis cerita atau “wacana
atau nonliterer”. “semiotik cerita” ini pada mulanya terpengaruh pada analisis
struktural yang diterapkan dalam meneliti mitos atau cerita rakyat.
1.2
Perumusan
Masalah
Berdasarkan latar belakang penelitian tersebut, rumusan
masalah ini dapat dikembangkan menjadi tiga pertanyaan tentang penelitian
berikut :
1.2.1 Apa yang dimaksud dengan Naratologi Todorov?
1.2.2 Apa yang dimaksud dengan Kemandirian?
1.3
Tujuan
Penelitian
Penelitian ini mempunyai dua tujuan, yaitu tujuan
umum dan tujuan khusus. Tujuan umumm penelitian ini adalah untuk memenuhi tugas
mata kuliah Estetika.
Adapun tujuan khusus penelitian ini, sebagai berikut;
1.3.1
Agar mengetahui perihal
tentang Naratologi Tzevetan Tdorov
1.3.2
Agar mengetahui perihal tentang Tema Kemandirian dalam
Novel Sang Pemimpi
BAB II PEMBAHASAN
2.1
Deskripsi
Teoretik
Dizaman yang serba canggih seperti sekarang ini,
diperlukan upaya penelitian mitos – mitos atau cerita yang beredar di
masyarakat. Naratologi hadir sebagai alat untuk menyampaikan seluruh unsur
dalam penceritaan cerita rakyat atau cerita yang lainnya. Naratologi merupakan
semiotik yang diterapkan dalam bidang analisis cerita atau “wacana atau
nonliterer”. “semiotik cerita” ini pada mulanya terpengaruh pada analisis
struktural yang diterapkan dalam meneliti mitos atau cerita rakyat. Metode yang
digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif. Data yang digunakan berupa
data konkret hasil analisis pustaka. Teori yang digunakan dalam penelitian ini
Teori Todorov.
Seperti formalis lainnya yakni tetap mempertahankan
naratologi, terutama pada istilah fabula
dan suzjet. Konsepnya yakni histoire dan disscours. Konsep dimana yang berhubungan dengan model tata bahasa,
yang ditransformasikan ke dalam analisis teks sastra. Menurutnya, konsep nya
dikenal dengan nama inpraesensia
(unsur yang ditemukan secara tersirat), dan inabsentia
(unsur yang ditemukan secara tersurat).
Konsepnya yakni dalam membaca atau menganalisis teks
fiksi atau kesusastraan. Unsur – unsurnya meliputi; unsur sintaksis, unsur
semantik, dan unsur verba (Susanto : 2012). Dari pembahasan sesuai aspek kecil
semantik yakni penokohan atau watak menghasilkan dimana ketiga tokoh
menonjolkan watak kemandirian mereka.
2.1
Pengertian Naratologi
Tzevetan Todorov
Todorov menerapkan model linguistik pada penelitian
teks kesusastraan. Todorov
mengungkapkan teori sebagai berikut: Berdasarkan
fakta bahwa teks sastra menggunakan bahasa
sebagai bahan dasarnya; maka aspek
sintaksis, semantik dan aspek verbal adalah
model dasar aturan naratif. Todorov
menggunakan metode strukturalisme dari Saussure
yang diadaptasi untuk menganalisis teks dalam suatu karya
sastra.
Singkatnya, analisis naratif ialah bagian dari kritik
sastra yang melakukan pendekatan terhadap teks dengan menggunakan kategori
– kategori struktur penyusun suatu kisah: plot, narator, tokoh, pembaca, sudut pandang,waktu, dan tempat.
Seperti formalis lainnya yakni tetap mempertahankan
naratologi, terutama pada istilah fabula
dan suzjet. Konsepnya yakni histoire dan disscours. Konsep dimana yang berhubngan dengan model tata bahasa,
yang ditransformasikan ke dalam analisis teks sastra. Menurutnya, konsep nya
dikenal dengan nama inpraesensia
(unsur yang ditemukan secara tersirat), dan inabsentia
(unsur yang ditemukan secara tersurat). Konsepnya yakni dalam membaca atau
menganalisis teks fiksi atau kesusastraan. Unsur – unsurnya meliputi; unsur
sintaksis, unsur semantik, dan unsur verba (Susanto : 2012). Dari pembahasan
sesuai aspek kecil semantik yakni penokohan atau watak menghasilkan dimana
ketiga tokoh menonjolkan watak kemandirian mereka.
2.2
Pengertian
Kemandirian
Menurut Masrun dkk. (1986), kemandirian mcncakup
pengertian dari beberapa istilah, yaitu autonomy, independency, dan
self-reliance.
Allport (dalarn Masrun dkk, 1986) mengatakan bahwa secara
fungsional, autonomy dapat diartikan sebagai tendensi untuk bersikap secara
bebas dan original. Pendapat lain dikemukakan oleh Brawer (dalam Soetjiningsih,
1992) yang mengatakan bahwa individu yang mempunyai otonomi, tingkah lakunya
merupakan hasil kekuatan atau dorongan dari dalam dan tidak karena pengaruh
orang lain, mempunyai kontrol diri, mampu mengembangkan sikap kritis, dan mampu
membuat keputusan secara bebas tanpa dipengaruhi orang lain.
Independency, menurut Bhatia (1977) merupakan perilaku
yang aktivitasnya diarahkan oleh diri sendiri, tidak mengharapkan pengaruh dari
orang lain, dan bahkan mencoba memecahkan atau menyelesaikan masalahnya
sendiri.
Selanjutnya menurut Hetherington (dalam Spencer dan Kass,
1970), independency ditunjukkan dengan adanya kemampuan untuk mengambil
inisiatif, kemampuan mengatasi masalah, kekuatan, mempcroleh kepuasan dari
usahanya, dan berkeinginan mengerjakan segala sesuatu tanpa bantuan orang lain.
Self-reliance menurut Greenberger dan Sorensoil (dalam
Berzonsky, 1981) mcmpunyai ciri-ciri antara lain, tidak adanya kebutuhan yang
menonjol untuk memperoleh pengakuan dari orang lain, merasa mampu mengontrol
dirinya sendiri, dan penuh inisiatif.
Kemandirian merupakan hal yang tidak bisa dianggap remeh.
Dimana manusia atau seseorang dalam berusaha membutuhkan optimisme dan
kemandirian di dunia yang modern seperti sekarang ini. Setiap manusia
dilahirkan dengan fitrah yang sama. Dimana sama – sama memiliki anggota tubuh
yang lengkap. Apabila ada yang berbeda seperti mengalami kecacatan, memang beda
secara fisik namun semangat dan otak masih sama dan berfungsi dengan baik.
Semangat untuk melanjutkan hidup juga jatuh bangun untuk bertahan hidup sudah
menjadi hal yang lumrah.
Pengambilan tema ini untuk memotivasi orang lain terutama
untuk diri sendiri dalam menjalani kehidupan ini.Novel yang digunakan yakni Sang Pemimpi (2016) karya Andrea Hirata.
Dimana sang pemimpi ingin mengungkapkan impiannya kepada dunia dengan
keterbatasan yang ada mereka tidak pernah lelah berjuang. Kemandirian dalam
menyikapi segala hal didalam hidup mereka menjadi inspirasi saya dalam menjadi individu
yang lebih baik lagi.
2.3
Karakteristik Novel Sang Pemimpi
Judul :
Sang Pemimpi
Penulis :
Andrea Hirata
Penerbit :
PT Bentang Pustaka
Halaman : x
+ 292 Halaman
Cetakan :
ke-14, januari 2008
Jenis Cover :
Soft Cover
Dimensi :
(L) 130 mm x (P) 205 mm
Kategori :
Petualangan
Text :
Bahasa Indonesia
ISBN :
979-3062-92-4
2.4
Latar
Belakang Pengarang Novel Sang Pemimpi
Nama lengkap :
Andrea Hirata Seman Said Harun
Jenis Kelamin :
Laki-laki
Agama :
Islam
TTL :
Belitong, 24 Oktober
Nama Andrea Hirata Seman Said Harun menjulang siring
kesuksesan noel pertama nya yaitu Novel Laskar Pelangi. Andrea Hirata ini
semakin terkenal kala novel pertamanya yang jadi best seller diangkat ke layar
lebar oleh duo sineas Mira Lesmana dan Riri Rizza.
Selain pengarang Novel Laskar Pelangi, lulusan S1 Ekonomi
Universitas indonesia ini juga pengarang Novel Sang Pemimpi dan Endesor, serta
Maryamah Karpov. Keempat Novel itu tergabung dalam tetralogi.
Setelah ian menamatkan S1 di UI, laki-laki yang kini
masih bekerja di kantor pusat PT Telkom ini mendapat beasiswa Uni Eropa untuk
studi Master Of Science di Universite, Paris, Sorbonne Prancis, dan Sheffield
Hallam University, United Kingdom.
Tesis Andrea dalam bidang Ekonomi telekomunikasi menghantarkan
dia pada penghargaan dari kedua universitas tersebut dan ia lulus cum laude.
Tesis tersebutlah diadaptasi dalam bahasa indonesia dan merupakan buku teori
ekonomi telekomunikasi pertama yang ditulis oleh orang indonesia. Buku itu
telah beredar luas sebagai referensi ilmiah.
Penulis Indonesia yang berasal dari Belitong, provinsi
Bangka belitung ini masih hidup lajang hingga sekarang. Statusnya yang
disandang oleh Andrea sempat memicu kabar kurang sedap. Karena pada bulan
November 2008, Muncul pengakuan dari seorang perempuan, Roxana yang mengaku
sebagai mantan istrinya.
Setelah diselidiki ternyata terungkap bahwa Andrea memang
pernah menikah dengan Roxana pada tanggal 5 Juli 1998, tapi telah dibatalkan
pada tahun 2000. Dengan alasan Andrea melakukannya adalah karena Roxana menikah
saat dirinya masih berstatus sebagai istri dari orang lain.
Setelah sukses denga novel tetraloginya, Andrea menambah
dalam dunia film. Novelnya yang pertama, telah di angkat ke layar lebar dengan
judul sama yaitu Laskar Pelangi pada tahun 2008. Dengan menggandeng Riri Riza
sebagai sutradara dan Mira Lesmani sebagai produser.
Film ini menjadi salah satu film yang palin fenomenal
pada tahun 2008. Dan jelang akhir tahun 2009, Andrea bersama Miles dan Mizan
Produsen kembali merilis sekuelnya, Sang Pemimpi.
2.5
Analisis
Naratologi dan Tema Kemandirian
Akan dicoba mencari relasi kemandirian dengan novel yang
tersebut. Dengan kutipan – kutipan dari novel tersebut. Kutipan pertama dimana
menggambarkan salah satu tokoh yaitu Arai
;
Sang simpai keramat (Arai) penggambarannya cukup
memilukan:
“Sesungguhnya aku dan Arai masih bertalian darah.
Neneknya adalah adik kandung kakekku dari pihak Ibu. Namun, sungguh malang
nasibnya, ketika dia kelas satu SD, Ibunya wafat saat melahirkan adiknya. Arai
baru enam tahun waktu itu dan ayahnya gemetar di samping jasad beku sang ibu
yang memeluk bayi merah bersimbah darah.” Kemudian disaat dia kelas tiga SD
ayahnya meninggalkannya. Simpai keramat itu berusaha tegar walaupun dibayang –
bayangi kematian ibu atau ayahnya”.(Hirata,
2016 : 18).
Disini sosok Arai yang sejak dari SD, ia sudah ditinggal
ibunya ketika sang ibu sedang melahirkan adiknya. Adiknya pun tak selamat,
ayahnya hanya terbujur kaku melihat anak dan ibu yang mati dengan tragis itu.
Disaat dia kelas tiga SD ayahnya meninggalkannya. Penggambaran tokoh yang
berhasil dibentuk oleh imaji Arai yang memang sedari dulu di sudah ditinggalkan
oleh orang tua nya. Sehingga ia harus bekerja sehari – hari. Mengurus dirinya
sendiri.
Sama seperti Arai sosok Jimbron memiliki penggambaran
yang memilukan juga:
“Dulu, bicaranya normal seperti anak – anak lain. Jimbron
adalah anak tertua dari tiga bersaudara. Dia punya adik kembar perempuan.
Ibunya wafat ketiga Jimbron kelas empat SD. Jimbron sangat dekat dan sangat
bergantung pada ayahnya”. “Suatu hari, belum empat puluh hari ibunya wafat,
Jimbron berpergian naik sepeda dibonceng ayahnya. Masih berkendara, ayahnya
terkena serangan jantung. Konon, Jimbron pontang – panting dengan sepeda itu
membawa ayahnya ke Puskesmas. Dia berusaha sekuat tenaga, panik, dan jatuh
bangun membonceng ayahnya yang sesak napas sambil kesusahan memeganginya.
Sampai di Puskesmas, Jimbron pucat pasi ketakutan. Dia kalut, tak sanggup
menjelaskan situasinya kepada orang – orang. Lagipula sudah terlambat. Bebarapa
menit di Puskesmas, ayahnya meninggal. Sejak itu Jimbron gagap. Kedua adiknya
Jimbron pun, akhirnya tinggal dengan bibinya di Pangkal Pinang, Pulau Bangka”. (Hirata, 2016 : 49)
Ditinggal kedua orang tua merupakan hal yang sangat
pahit. Dimana kita hanya terbujur kaku menatap mayat kedua orang tua kita.
Jimbron akhirnya gagap. Dikarenakan rasa traumanya terhadap kematian ayahnya
yang ia sendiri rasakan.
Arai dan Jimbron sama – sama beruntung. Keduanya diadopsi
dan dirawat oleh orang lain. Kalau Arai diangkat jadi anak dan dirawat oleh
keluarga Ikal. Sedangkan Jimbron diangkat jadi anak dan dirawat oleh Pendeta
Geovany. Mungkin keberuntungan masih dilimpahkan pada Ikal.
Ketiga nya sangat mandiri hingga pada suatu saat dimana
mereka bekerja bersama disatu tempat disaat mereka menginjak umur remaja hampir
dewasa. Rentang waktu sekolah SMA. Digambarkan sebagai berikut;
“Aku (Ikal), Arai, dan Jimbron, memilih sebuah pekerjaan
yang sangat bergengsi sebagai tukang pikul ikan di dermaga. Profesi yang sangat
elit itu disebut kuli ngambat. Kami dengan sengaja memilih profesi ini karena
memungkinkan untuk dikerjakan sambil sekolah”.(Hirata, 2016 : 56)
Dalam bagian ini ketiga tokoh utama memberi pemberitahuan
bahwa mereka juga mencari dana tambahan untuk hidup sehari – hari. Optimisme
terpancar dari tiga anak yang mengalami keterbatasan dalam hidupnya. Ketiganya
menjadi tiga orang anak yang memiliki mimpi yang besar dan mengerjakan
pekerjaan apapun demi memenuhi kebutuhan hidup mereka.
Namun mereka juga mandiri dalam belajar. Disaat mereka
selesai bekerja, mereka segera ke sekolah untuk belajar. Dapat dibuktikan pada
paragraf ini;
“Beruntungnya, aku dan Arai selalu berada di garda depan.
Aku di urutan ketiga, sedangkan Arai di urutan kelima. Adapun, Jimbron dengan
penuh takzim, mempersembahkan nomor kursi 78 untuk pendeta Geo”. (Hirata, 2016 : 81)
Gambaran kemandirian mereka terhadap kehidupan mereka
yang selalu bekerja dan belajar.Apalagi. setelah masa – masa SMA berlalu yang
dibuktikan pada paragraf berikut;
“Ambilah...Biarlah hidupku berarti. Jika dapat kuberikan
lebih dari celengan itu akan kuberikan untuk kalian, merantaulah. Jikakalian
sampai ke Prancis, menjelajah Eropa sampai ke Afrika, itu artinya aku juga
sampai kesana, pergi bersama – sama kalian.”.(Hirata, 2016 : 204)
Jimbron rela
menabung untuk memberikan isinya untuk temannya yang ingin studi di luar kota.
Sedangkan setelah lulus SMA ia bekerja di peternakan capo, mengurus kuda – kuda
miliknya.
Kemandirian Ikal yakni dalam bekerja digambarkan pada
paragraf berikut;
“Kami melamar ke kantor pos. Arai gagal pada tes
kesehatan. Itu membuatku cemas karena ada yang tak beres dengan paru – parunya.
Sedangkan aku, ketika tes terakhir berupa tes fisik lomba lari, langsung yakin
akan diterima”. “Selama pengalamanku bekerja, sejak kelas dua SMP, menjadi
pegawai pos adalah puncak karirku. Meskipun hanya sebagai tukang sortir, dan
ini tak kusukai”. (Hirata, 2016
: 227 – 229)
Arai yang pergi ke Kalimantan, ia bekerja sekaligus
belajar di sana. Dibuktikan pada paragraf berikut ini;
“Akhirnya, aku tahu bahwa Arai bekerja di sebuah
perusahaan pertambangan di Kalimantan. Sambil bekerja, dia pun kuliah di sebuah
universitas disana. Arai kelihaiannya dalam bekerja dan etos kerja yang bagus”.(Hirata, 2016 : 239)
Ketiganya mendapatkan pekerjaan yang baik. Walaupun
mereka dipisahkan oleh jarak yang jauh. Hati mereka tetap terikat oleh tali
persaudaraan. Akhirnya, usaha keras mereka berdua dari jatuh bangun untuk
memenuhi kebutuhan mereka berbuah hasil yang baik pula.
BAB
III KESIMPULAN
Penelitian dilakukan dengan
metode analisis isi secara deskriptif kualitatif. Penelitian terhadap pustaka
yakni karya sastra Novel Fiksi yang berjudul Sang Pemimpi karya Andrea Hirata.
Dengan pendekatan Naratologi Todorov, sehingga bisa dilihat beberapa struktur
karya dari novel tersebut.
Kemandirian merupakan kunci sukses dalam kehidupan yang
fana ini. Dimana seorang individu harus mampu terbentuk dengan lingkungan
sekitarnya. Juga harus mampu menyesuaikan dengan kondisinya. Ketiga tokoh
diatas menunjukan dedikasinya dalam bekerja dan belajar. Dalam novel tersebut
banyak sample yang baik untuk pembelajaran anak – anak khususnya Remaja demi
masa depan yang cerah.
Tema yang berkaitan dengan judul yakni tema kemandirian.
Terdapat tujuh sampel kutipan dari Novel Sang Pemimpi yang mendeskripsikan Tema
Kemandirian yang dimiliki tokoh – tokoh dalam novel tersebut.
Naratologi sebagai pendekatan dalam upaya penelitian
sebuah narasi cerita sastra yang dalam artian sebagai pisau bedah yang membedah
seluk – beluk atau tiap helai kata dalam karya sastra.
Amanat yang dapat diambil yakni, bekerja sepenuh hati,
belajar dengan sungguh – sungguh merupakan kunci kesuksesan. Karena kita tidak
pernah tahu apakah kita masih bisa hidup keesokan harinya.
DAFTAR
PUSTAKA
Barzonsky,
M.D. 1981. Adollescent Development.
New York : Mc Millan Publishing
Co, Inc.
Bhatia,
H.R. 1977. A Textbook of Educational
Psychology. New Delhi : The McMillan
Company of India Limited
Hirata, Andrea. 2016. Sang
Pemimpi. Jakarta: PT Bentang Pustaka
Masrun, dkk. 1986. Studi mengenai Kemandirian pada Penduduk di Tiga Suku Bangsa
(Jawa, Batak, Bugis).
Laporan Penelitian. Yogyakarta : Fakultas Psikologi
Universitas Gadjah Mada.
Perdana, Yoga Noldy. 2012. Perbandingan struktur naratif cerita rakyat Momotarou
Dengan Timun Emas. Universitas Padjajaran
Ratna, Nyoman Kutha. 2007. Penelitian Sastra. Jogjakarta: Pustaka Pelajar
Soetjiningsih, C.H. 1992. Perbandingan Kemandirian Remaja Suku Jawa
dan Cina.
Tesis. Yogyakarta : Program Pascasarjana Universitas Gadjah Mada.
Spencer, T.D., Kass, N. 1970. Perspective in Child Psychology. Research
and Review.
New York : Mc Graw Hill Book Company.
Susanto, Dwi. 2015.
Pengantar Teori Sastra.
Jakarta: PT CAPS Publisher
Teuw, A. 1983.
Sastra dan Ilmu sastra, Pengantar Teori sastra. Jakarta: Pustaka Jaya.
Todorov, Tzvetan. 1985. Tata Sastra.
Diterjemahkan oleh KS Zaimar.
Jakarta:
Djambatan.
Comments
Post a Comment