KONFLIK BATIN TOKOH UTAMA DALAM CERPEN PEREMPUAN PATAH HATI YANG KEMBALI MENEMUKAN CINTA MELALUI MIMPI KARANGAN EKA KURNIAWAN DENGAN PENDEKATAN PSIKOLOGI KARYA SASTRA
Mindmap
Makalah ini dibuat sebagai salah satu tugas dalam mata kuliah Menulis yang diampu oleh Ibu Dr. Fathiaty Murtadho, M.pd dan Ibu Dr. Gress Gracia Azmin M. Hum
Dwi Fajar Ramadhan ( 2125163593)
2 SIS 2
PROGRAM STUDI SASTRA INDONESIA
FAKULTAS BAHASA DAN SENI
UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA
2018
Abstrak
Sastra merupakan sebuah ciptaan dengan kreasi, bukan semata - mata imitasi.Sambil membaca karya sastra, kita dapat melihat identifikasi seorang tokoh, dengan orang lain. Bahasa sastra lewat pengolahan yang sastra yang baik, dapat membuka batin kita berbagai pengalaman baru. peneliti menggunkan psikologi karya sastra, untuk melihat konflik batin yang dialami tokoh. Melalui teori yang dikemukakan freud, dengan objek Cerpen "Perempuan Patah Hati yang kembali menemukan Cinta melalui Mimpi" karangan Eka Kurniawan, dengan mengambil Fakta - fakat yang berkaitan keadaan psikologi Tokoh. Karena yang menjadi masalah adalah Tokoh dan Konflik, maka peneliti menggunakan Analisis Struktural terlebih dahulu. Setelah itu, analisis konflik Batin Tokoh Utama dengan Pendekatan Psikologi. Hasil Penelitian .(1) mengetahui perihal Psikologi Sastra (2)konflik dan tokoh dalam struktural (3)konflik Batin tokoh Utama (4) Interpretasi konflik Batin tokoh Utama.
Kata Kunci : konflik Batin, Tokoh Utama, Psikologi, Karya Sastra
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahirabbil’alamin atas segala nikmat iman, islam, kesempatan, serta kekuatan yang telah diberikan Allah SWT sehingga kami dapat menyelesaikan makalah sederhana ini. Shalawat beriring salam untuk tuntunan, suri tauladan yakni baginda Rasulllah SAW beserta keluarga dan para sahabat beliau yang senantiasa menjunjung tinggi nilai-nilai islam yang sampai saat ini bisa dinikmati oleh seluruh manusia di penjuru dunia.
Makalah ini merupakan syarat memenuhi nilai tugas pada mata kuliah menulis, Mata Kuliah Prodi Sastra Indonesia, Fakultas Bahasa Seni, Universitas Negeri Jakarta dengan judul “Konflik Batin Tokoh Utama dalam Cerpen Perempuan Patah Hati yang kembali menemukan Cinta Melalui Mimpi dengan pendekatan Psikologi Karya Sastra”, mudah – mudahan hasil karya ini dapat bermanfaat untuk kita semua yang mau mengambil ilmu dan hikmahnya.
Ucapan Terima Kasih kepada semua pihak yang telah mendukung dan memberi do`a serta semangat sehingga penulis tidak merasa lelah dalam mengerjakan makalah ini. Saya menyadari terdapat banyak kekurangan dalam penulisan makalah ini. Oleh karena itu, dengan segala kerendahan hati penulis menerima kritik dan saran yang dapat menjadikan makalah ini lebih baik lagi. Mohon maaf atas segala kekurangan.
Jakarta, 02 juli 2018
DAFTAR ISI
Kata Pengantar...................................................................................................................2
Daftar Isi............................................................................................................................3
Pendahuluan..............................................................................................................4
Perumusan Masalah dan Tujuan Penulisan.......................................................................5
Pembahasan.......................................................................................................................7
Interpretasi.......................................................................................................................18
Saran................................................................................................................................19
Daftar Pustaka..................................................................................................................20
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sastra merupakan sebuah ciptaan dengan kreasi, bukan semata - mata imitasi. Tetapi sang seniman menciptakan dunia baru, dengan meneruskan dan mencampurkannya dengan keadaan yang berada pada alam semesta. Sastra boleh dibaca, dinikmati, dan diapresiasi, lainnya bisa dilakukan dengan mengumpulkan berbagai macam informasi mengenai karya sastra. Karena sifat rekaannya, sastra tidak langsung mengatakan mengenai kenyataan juga tidak mengunggah kita langsung bertindak.
Sambil membaca karya sastra, kita dapat melihat identifikasi seorang tokoh, dengan orang lain. Bahasa sastra lewat pengolahan yang sastra yang baik, dapat membuka batin kita berbagai pengalaman baru. Ini berkaitan dengan keadaan psikologi yang dialami pembaca melalui karya sastra yang usai dibacanya. Karena ada Konflik batin dari seorang tokoh, sama dengan masalah yang pernah dialami atau pernah ditemui lewat karya sastra lainnya.
Oleh karena itu, peneliti menggunkan psikologi karya sastra, untuk melihat konflik batin yang dialami tokoh. Melalui teori yang dikemukakan freud, dengan objek Cerpen "Perempuan Patah Hati yang kembali menemukan Cinta melalui Mimpi" karangan Eka Kurniawan, dengan mengambil Fakta - fakat yang berkaitan keadaan psikologi Tokoh. Karena yang menjadi masalah adalah Tokoh dan Konflik, maka peneliti menggunakan Analisis Struktural terlebih dahulu. Setelah itu, analisis konflik Batin Tokoh Utama dengan Pendekatan Psikologi.
1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan Latar belakang tersebut, rumusan masalah ini dapat dikembangkan menjadi tiga pertanyaan penelitian berikut :
1.2.1 Apa yang dimaksud Psikologi Karya Sastra ?
1.2.2 Bagaimana Konflik dan Tokoh dalam Cerpen "Perempuan Patah Hati yang
Kembali Menemukan Cinta Melalui Mimpi" karangan Eka Kurniawan dengan
Analisis Struktur ?
1.2.3 Bagaimana Konflik Batin Tokoh Utama dalam Cerpen "Perempuan Patah
Hati yang Kembali menemukan Cinta Melalui Mimpi" karangan Eka
Kurniawan dengan Analisis Psikologi ?
1.2.4 Bagaimana Interpretasi dalam Konflik Batin Tokoh Utama dalam Cerpen
"Perempuan Patah Hati yang kembali menemukan Cinta melalui Mimpi"
Karangan Eka Kurniawan ?
1.3 Tujuan Penelitian
Penelitian ini mempunyai dua tujuan, yaitu tujuan umum dan tujuan Khusus. Tujuan Umum penelitian ini adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah menulis. Adapun tujuan Khusus penelitian ini, Sebagai Berikut :
1.3.1 Agar mengetahui Perihal Psikologi Karya Sastra ?
1.3.2 Agar Mengetahui Bagaimana Konflik dan Tokoh dalam Cerpen "Perempuan
Patah Hati yang Kembali Menemukan Cinta Melalui Mimpi" karangan Eka
Kurniawan dengan Analisis Struktur ?
1.3.3 Agar Mengetahui Bagaimana Konflik Batin Tokoh Utama dalam Cerpen
"Perempuan Patah Hati yang Kembali menemukan Cinta Melalui Mimpi"
karangan Eka Kurniawan dengan Analisis Psikologi ?
1.3.4 Agar Mengetahui Bagaimana Interpretasi dalam Konflik Batin Tokoh Utama
dalam Cerpen "Perempuan Patah Hati yang kembali menemukan Cinta
melalui Mimpi" Karangan Eka Kurniawan ?
BAB II
DESKRIPSI TEORETIK
2.1 Hakikat Cerpen
Cerita Pendek disingkat Cerpen, yang diartikan sebagai Cerita Pendek dalam bentuk Prosa' (Abrams, 1999:190). Sesuai namanya, cerpen, merupakan cerita pendek yang panjang pendeknya tidak ada aturan, karna tidak ada kesepakatan diantara para pengarang dan para ahli. Edgar Allan Poe (jassin, 1961:72), sastrawan kenamaan Amerika Serikat, mengatakan bahwa cerpen adalah sebuah cerita yang dapat dibaca dalam sekali duduk, berkisar antara setengah hingga dua jam.(Nurgiyantoro:2015)
Walau sama-sama pendek, panjang cerpen itu sendiri bervariasi. Ada yang berkisar 500-an kata, ada yang panjangnya cukup, serta ada yang panjangnya puluhan ribu kata. Dan jika cerpen yang panjangnya puluh ribu kata disebut Novel. Cerpen terdiri dari Unsur Instrinsik( Peristiwa, Plot, tokoh, latar, sudut pandang, dan lain lain) juga ada Unsur Ekstrinsik. Cerpen menuntut penceritaan yang serba ringkas, tidak dengan detail khusus yang "kurang penting" membuat panjang Cerita.
Kelebihan cerpen terletak pada kemampuannya mengemukakan secara lebih banyak jadi secara implisit dari apa yang diceritakan. Karena bentuknya pendek, cerpen memiliki pemadatan dan pemusatan terhadap apa yang dikisahkan karena berfokus satu Permasalahan.
2.2 Pengertian Psikologi Sastra
Psikologi merupakan suatu ilmu yang meneliti serta mempelajari perilaku atau aktivitas manusia yang dipandang sebagai kehidupan psikis manusia. Dalam psikologi perilaku dan aktivitas manusia tidak mumcul sendirinya tetapi sebagai akibat stimulus atau rangsangan yang mengenai individu atau organisme itu. Dalam Hal ini Psikologi sastra lahir untuk kajian sastra, yang digunakan untuk membaca dan menginterpreasikan karya sastra, pengarang karya sastra dan pembacanya dengan menggunakan berbagai konsep dan teori pada psikologi.
Dalam hal ini, peneliti menggunakan Psikologi Karya sastra untuk mengkaji, dengan memfokuskan pada karya sastra terutama fakta cerita dalam sebuah fiksi atau drama. Mengkaji tipe dan hukum-hukum psikologi karya sastra. Ada dua cara untuk mengkajinya, pertama memahami teori - teori psikologi kemudian menganalisis terhadap karya sastra. Kedua menentukan objek karya sastra terlebih dahulu, kemudian menentukan teori psikologi dianggap Relevan.
Berdasarkan cara mengkajinya, peneliti memakai cara kedua, dimana peneliti sudah membaca karya sastra Cerpen "Perempuan Patah Hati Yang Kembali Menemukan Cinta Melalui Mimpi" Karangan Eka Kurniawan lalu menghubungkan Teori Psikologi yang dikemukakan Freud. Menurut Freud (Walgito, 2004:78) insting dibedakan menjadi dua kategori, yaitu Insting Untuk hidup dan Insting Untuk Mati. Insting untuk hidup meliputi lapar, haus, dan Seks. Yang merupakan kekuatan Kreatif dan bermanifestasi disebut Libido. Sebaliknya, insting untuk mati merupakan kekuatan destruktif, ditunjukan pada diri sendiri seperti menyakiti Diri sendiri atau Bunuh diri, sebagai bentuk agresi.
Mengenai kecemasan (anxiety), Freud (Walgito, 2004:78) mengemukakan ada tiga macam kecemasan, yaitu kecemasan objektif, neuretik, dan moral. Kecemasan objektif timbul dari ketakutan terhadap bahaya Nyata. Kecemasan Neuretik merupakan Ketakutan yang mendapatkan hukuman untuk Ekspresi keinginan implusif. dan kecemasan moral Timbul ketika seseorang melanggar Norma-Norma moral yang ada.(Wiyatmi : 2011)
2.3 Pengertian Struktural
Teks sastra menurut pandangan kaum Strukturalisme merupakan suatu keutuhan yang dibangun secara keherensi oleh macam unsur pembangunnya. Maka keseluruhan akan membuat kebulatan yang indah, dengan tertuju pada unsur (instrinsik) yang sifatnya timbal-balik, saling menentukan, memengaruhi, membentuk kesatuan yang utuh. (Nurgiyantoro:2015)
Dengan demikian, analisis struktural bertujuan memaparkan fungsi dan keterkiatan secermat mungkin supaya unsur karya sastra secara bersama menghasilkan sebuah keseluruhan. Yang tidak cukup hanya mendata Bagaimana keadaan peristiwa , plot, tokoh, dan penokohan, latar, sudut pandang,dan lain-lain. Tetapi bagaimana fungsi-fungsi itu menunjang keseluruhan membentuk sebuah totalitas kemaknaan yang padu. Misalnya, hubungan antara peristiwa yang satu dengan yang lain. Berkaitan dengan pemlotan yang tidak selalu kronologis, kaitannya dengan tokoh dan penokohan, dengan latar, dan sebagainya.
Maka peneliti mengambil Analisis strukturnya hanya pada konflik dan tokoh karna berhubungan satu sama lain, untuk meneliti konflik Batin dan sebagai daya tarik peneliti pada unsur instrinsiknya.(Nurgiyantoro:2015)
2.3.1 Konflik
Kejadian yang tergolong penting, karena peristiwa fungsional, utama, atau kernel dalam pengategorian. Konflik merupakan bagian yang esensial dalam pengembangan plot sebuah fiksi. Peristiwa-peristiwa manusiawi yang seru, sensasional, yang saling berkaitan satu dengan yang lain dan menyebabkan munculnya konflik kompleks, biasanya cenderung disenangi pembaca.
(Wellek & Warren, 1989:285) mengemukakan konflik adalah bagain yang dramatik untuk mengacu pada pertarungan antara dua kekuatan yang seimbang dan menyiratkan aksi balasan. Bentuk Peristiwa dapat pula dibedakan dalam dua kategor, yaitu kinflik fisik dan Konflik Batin. Tetapi karna penelitian mengacu pada konflik Batin, maka konflik Batin menjadi penelitiannya.
Konflik batin adalah konflik yang terjadi dalam hati dan pikiran, dalam jiwa seorang tokoh cerita. Ia merupakan konflik yang dialami manusia dengan dirinya sendiri. Itu lebih merupakan permasalahan intern seorang manusia.(Nurgiyantoro : 2015)
2.3.2 Tokoh
Istilah tokoh menunjukkan pada orangnya atau pelaku Cerita, sebagaimana dikemukakan Abrams(1999:32-33), adalah orang yang ditampilkan dalam sesuatu karya naratif, atau drama, yang diekspresikan lewat ucapan atau tindakan. Kehidupan Tokoh cerita adalah kehidupan dalam dunia fiksi, maka ia harus bersikap dan bertindak sesuai dengan tuntutan cerita dengan perwatakan yang sesuai.
Dalam hal ini peneliti memakai Tokoh Utama sebagai penelitian, Adapun Tokoh utama adalah tokoh yang diutamakan penceritaannya. Dan sangat menentukan perkembangan plot dengan keseluruhan. Plot utama sebenarnya tidak lain adalah cerita tokoh utama sebagai eksistensinya. Tokoh utama lazimnya yang dibuat sinopsisnya, sedangkan Tokoh Tambahan biasanya diabaikan, karena sinopsis berisi intisari cerita. Tokoh Utama dalam cerita tidak hanya satu oranng, walau keutamaannya belum tentu sama, sesuai dominasi dan banyaknya penceritaan juga pengaruh perkembangan plot secara keseluruhan. (Nurgiyantoro : 2015)
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Deksripsi Data
Penelitian mengenai Cerpen "Perempuan Patah Hati Yang Kembali Menemukan Cinta Melalui Mimpi" Karangan Eka Kurniawan ini, menggunakan Data Kualitatif dimana menjadi bukti fisik berupa Kutipan - kutipan berdasarkan Fakta-fakta yang ditemukan dengan bantuan Teori. Hasil Penelitian Kualitatif lebih bersifat Makna dan mendalam. Dibantu menggunakan analisis Deskripsi Kualitatif yang artinya data terurai dalam bentuk Kata-kata.
3.1.1 Deskripsi Data Cerpen
Cerpen ini Karangan seorang penulis yang bernama Eka Kurniawan. Sebenarnya Cerpen ini terdapat dalam satu Buku yaitu Kumpulan Cerpen yang sama yakni "Perempuan Patah Hati yang Kembali Menemukan Cinta Melalui Mimpi". Cerpen ini menjadi pilihan karena peneliti penasaran dengan cerpen ini. Dimana Eka Kurniawan membuatnya dengan menarik, karena berkaitan dengan keadaan konflik Patah Hati seorang Perempuan.
3.1.2 sinopsis Perempuan Patah Hati yang Kembali Menemukan Cinta Melalui Mimpi
Bercerita tentang seorang Perempuan bernama Maya yang patah Hati karna di malam sebelum menikah kekasihnya pergi meninggalkannya, yang lebih menyakitkan kekasihnya pergi bersama sahabatnya sendiri, yang ternyata keduanya saling jatuh cinta. Maya menjadi Depresi dan putus asa, sampai mengiris pergelangan Tangannya, tetapi Hal ini Dapat dihentikan oleh adiknya dan dibawa ke rumah sakit.
Setelah itu Maya mendapat Pengawasan yang ketat dan harus minum obat, dan pada waktu ia tertidur, munculah mimpi seorang pria yang berlarian bersama seekor Anjing di pesisir Pantai, maya berpikir mungkin pengaruh obat, tetapi perasaan maya berkeyakinan lain, bahwa mimpi itu adalah sebuah pesan, maka maya pun pergi untuk mengejar mimpinya, yaitu ke Pantai Pangandaran. Maya mencari seorang lekaki dalam mimpinya, karna putus asa, maya sempat menceburkan dirinya ke pantai. Tetapi hal ini dapat tertolong oleh warga, sampai akhirnya maya bertemu Sayuri, seorang Nenek Tua.
Maya bercerita tentang kenapa dia berada disana, ternyata yang ada didalam mimpinya maya lelaki itu adalah anak sayuri, yang pergi ke jakarta untuk mencari kekasih perempuan dalam mimpinya, tak lama muncul seekor anjing yang muncul dari dalam rumah sayuri, yang ternyata anjing itu persis yang di dalam mimpinya, dan Maya pun tidak pergi dari Rumah sayuri, untuk menunggu Lelaki itu kembali.
3.2 Analisis Strukrur dalam Cerpen
Dalam penelitian ini yang dipilih adalah Unsur Konflik dan Tokoh, supaya ringkas dan padat dari isi cerpen tersebut.
3.2.1 Unsur Konflik pada Perempuan Patah Hati yang Kembali Menemukan Cinta Melalui Mimpi
Dalam Cerpen ini peneliti mengambil konflik Utama yang terjadi, mengapa tokoh utama berubah menjadi depresi karena Batalnya Pernikahan. Dan keluarganya menjadi malu dan bingung menjelaskan pada tamu alasan dibatalkannya.
Dibuktikan pada :
"Maya tak Pernah menceritakan kepada Sayuri bahwa ia ditinggalkan kekasihnya tepat pada malam sebelum mereka menikah. Itu tak hanya membuatnya patah hati, tapi juga membuat keluarganya merasa malu. Terutama ketika keesokan harinya, tamu-tamu berdatangan(mereka tak sempat mencegah hal ini), dan harus menjelaskan bahwa pernikahan itu dibatalkan."(Eka Kurniawan, 2017 :25)
Selain itu, konflik yang terjadi karena kekasihnya maya, jatuh cinta kepada sahabat Maya sendiri, itulah yang membuat hati Maya sangat sakit.
Dibuktikan pada :
"Lebih menyakitkan, Kekasihnya pergi meninggalkannya untuk seorang perempuan yang sangat iya kenal, sahabatnya sendir. Ia baru menyadari belakangan hari, selama ia mempersiapkan pernikahan, kekasihnya dan sahabatnya telah jatuh cinta satu sama lain." (Eka Kurniawan,2017:26)
3.2.2 Unsur Tokoh Pada Perempuan Patah Hati yang Kembali Menemukan Cinta Melalui Mimpi
Tokoh utama pada cerpen ini adalah Maya karena ia menjadi permasalahan dalam cerita.
Dibuktikan pada :
"Maya tak Pernah menceritakan kepada Sayuri bahwa ia ditinggalkan kekasihnya tepat pada malam sebelum mereka menikah. "( Eka Kurniawan, 2017: 25)
Tokoh Tambahan ada juga pada adiknya Maya yang hanya muncul sekali cerita.
Terdapat Pada :
"Maya sempat mengiris pergelangan tangannya dengan pisau dapur, tapi seorang adiknya berhasil membanya ke dokter dan mereka menyelamatkan hidupnya." (Eka Kurniawan, 2017:26)
Ada juga tokoh tambahan lainnya, sebagai kondektur.
Dibuktikan pada :
"Jangan menangis, Nak.Pangandaran tempat orang mencari cinta dan kebahagiaan," kata si kondektur tua, mencoba menghiburnya."(Eka Kurniawan. 2017: 29)
Yang terakhir ada Tokoh Utama Tambahan, yaitu seorang Nenek yang mengurus Maya ketika ia di pangandaran.bernama sayuri.
"Hingga seorang perempuan tua menyeruak di antara orang-orang dan menyentuh tangannya."
"Perempuan Tua itu bernama Sayuri."(Eka Kurniawan, 2017: 32)
3.3 Analisis Konflik Batin Pada Perempuan Patah Hati yang Kembali Menemukan Cinta Melalui Mimpi
"Maya sempat Mengiris pergelangan Tangannya dengan pisau dapur, tapi seorang adiknya berhasil membawanya ke Dokter dan mereka menyelamatkan hidupnya. Setelah itu, ia harus berada dalam pengawasan tanpa henti. Adiknya, Kakaknya, sepupunya, ayahnya, ibunya, semua bergantian menjaganya di tepi tempat tidur. Mereka juga harus memastikannya untuk tidak terlambat meminum obat."(Eka Kurniawan, 2017 : 26)
Dari uraian diatas dijelaskan bahwa Maya mengalamni Depresi berat, dan hendak Bunuh diri dengan mengiris pergelangan Tangannya, hingga ia dibawa ke dokter, dan ada pengawan dari pihak keluarga, juga tidak lupa meminum obat.
"Pada waktu-waktu itulah, mimpi tersebut mulai datang. Mimpi bahwa suatu hari ia akan memperoleh kekasih. Tak hanya kekasih yang tampan dan mencintainya, tapi mimpi itu juga menjanjikan kehidupan yang bahagia untuk mereka berdua."(Eka Kurniawan,2017:26)
Dari penjelasan di atas Bahwa Mimpi membawa ketenangan, dan menjadi sebuah jawaban bahwa ada seorang lelaki tampan yang menjadi kekasihnya.
"Maya Ingin menceritakan mimpinya kepada Seseorang. Mungkin Kepada adiknya, atau ibunya. Namun, melihat raut wajah mereka yang senantiasa cemas memandangnya, Maya mengurungkan niatnya." (Eka Kurniawan, 2017: 27)
Dari Pemaparan diatas Konflik Batin yang terjadi, adalah Kebimbangan karena Maya ingin menceritakan mimpinya kepada adik atau ibunya, tetapi melihat wajah keluarganya Cemas, maya mengurungkan Niatnya untuk bercerita.
"Tentu saja kadang ia mengingat insiden itu, dan ia akan menangis. Kadang, menjerit-jerit Histeris, membuat seisi rumah menjadi gaduh oleh kepanikan."(Eka Kurniawan, 2017: 27)
Dari penjelasan diatas konflik Batin yang terjadi ketika ia mengingat insiden, yang dimaksud batalnya pernikahan, yang akan membuat seisi rumah menjadi Gaduh dan Panik. Karena jeritan juga tangisan.
"Ia mulai merasa, mimpi itu memang sejenis pesan. Entah dari mana. Ia yakin tak akan ada yang memercayainya jika ia menceritakan mimpi itu. Ia harus menjalaninya sendiri."(Eka Kurniawan, 2017: 27-28)
Dari pembuktian di atas terjadi kepastian karena ia yakin mimpinya berupa pesan, walaupun ia yakin itu sebuah pesan, tetapi ia belum percaya untuk memberitahukan mimpinya pada orang lain, lebih baik ia pendam seorang diri.
"Sepanjang jalan, sebenarnya ia mulai berpikir, gagasan mengikuti apa yang ada di dalam mimpinya merupakan kesintingan." (Eka Kurniawan, 2017 : 29)
Penjelasan di atas memaparkan bahwa gagasan ia pergi karna mengikuti mimpi merupaka hal yang salah dan mungkin sesuatu yang gila.
"Mimpi itu Mungkin bukan pertanda apa pun. Mungkin lelaki yang berlari di pantai berteman anjing itu hanya khayalannya belaka, sekali waktu ia mungkin pernah melihat adegan semacam itu di televisi atau bioskop."(Eka Kurniawan, 2017:29)
Kutipan di atas memberikan kecemasan bahwa mimpi yang ia jumpai bukan petanda apa pun dan apakah hanya adegan pada Televisi atau bioskop. Yang pernah dilihatnya.
3.4 Interpretasi
Cerpen yang menarik dengan kisah Cinta, yang dalam kehidupan sehari-hari jarang kita temui, tetapi dalam televisi atau bioskop bisa dijumpai. Batal pernikahan sesuatu yang menyedihkan Jika tidak bisa mengendalikan diri dapat menjadi Depresi, terlebih jika kekasih yang kita Cintai, jatuh hati kepada wanita lain yang ternyata sahabat kita sendiri. Untuk itu jika mengalami Kejadian seperti ini, cobalah pergi ke tempat Rekreasi, seperti ke pantai, atau melakukan apa yang kita senangi.
Oleh karena itu, lewat Cerita ini, mimpi menyelesaikan Konflik Batin yang dialami Tokoh Utama, walau tidak semua mimpi itu kenyataan, tetapi jika ada kesungguhan dan usaha besar, mimpi itu dapat menjadi kenyataan.
BAB IV
KESIMPULAN
Strukturalis merupakan pendekatan yang mengedepankan karya sastra dari internalnya, maksudnya dari karya sastra itu sendiri. Struktural menjadi kekuatan Roh dari karya sastra itu.
Sedangkan Psikologi menjadi Pendekatan yang menekankan adanya alam pikiran bawah sadar dan tidak terbatas pada pikiran sadar. Dimana permasalahan Diri sendiri menjadi sorotan Strukturalis pada Konflik Batin dalam Karya Sastra.
Karena Batalnya Pernikahan seseorang menjadi Depresi, setelah menemukan mimpi sebagai pelipur Lara, disamping itu, peran keluarga harus memerhatikan keadaan Batin seseorang bukan hanya keadaan fisiknya saja.
Namun, jangan selalu percaya pada mimpi, yang harus dikejar bukanlah mimpi, tetapi kerja keras, menjadi hal utama pada diri seseorang.
DAFTAR PUSTAKA
Kurniawan,Eka. 2017. Perempuan Patah Hati yang Kembali Menemukan Cinta
Melalui Mimpi. Bentang: yogyakarta.
Luxemburg,jav dkk. 1992. Pengantar Ilmu Sastra.
Gramedia: Jakarta.
Nurgiyantoro,Burhan. 2015. Teori Pengkajian Fiksi.
Gadjah Mada University Press: Yogyakarta.
Wellek, Rene & Austin Warren. 2014. Teori Kesusastraan.
Gramedia: Jakarta.
Wiyatmi. 2011. Psikologi Sastra Teori dan Aplikasinya.
Kanwa Publisher. Diunduh pada tanggal 3 juli 2018 pukul 15:16 Wib.
Suryana. 2010. Metodologi Penelitian. Universitas Pendidikan Indonesia.
Diunduh pada 4 juli 2018 pukul 00:20 Wib.
Mindmap
Makalah ini dibuat sebagai salah satu tugas dalam mata kuliah Menulis yang diampu oleh Ibu Dr. Fathiaty Murtadho, M.pd dan Ibu Dr. Gress Gracia Azmin M. Hum
Dwi Fajar Ramadhan ( 2125163593)
2 SIS 2
PROGRAM STUDI SASTRA INDONESIA
FAKULTAS BAHASA DAN SENI
UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA
2018
Abstrak
Sastra merupakan sebuah ciptaan dengan kreasi, bukan semata - mata imitasi.Sambil membaca karya sastra, kita dapat melihat identifikasi seorang tokoh, dengan orang lain. Bahasa sastra lewat pengolahan yang sastra yang baik, dapat membuka batin kita berbagai pengalaman baru. peneliti menggunkan psikologi karya sastra, untuk melihat konflik batin yang dialami tokoh. Melalui teori yang dikemukakan freud, dengan objek Cerpen "Perempuan Patah Hati yang kembali menemukan Cinta melalui Mimpi" karangan Eka Kurniawan, dengan mengambil Fakta - fakat yang berkaitan keadaan psikologi Tokoh. Karena yang menjadi masalah adalah Tokoh dan Konflik, maka peneliti menggunakan Analisis Struktural terlebih dahulu. Setelah itu, analisis konflik Batin Tokoh Utama dengan Pendekatan Psikologi. Hasil Penelitian .(1) mengetahui perihal Psikologi Sastra (2)konflik dan tokoh dalam struktural (3)konflik Batin tokoh Utama (4) Interpretasi konflik Batin tokoh Utama.
Kata Kunci : konflik Batin, Tokoh Utama, Psikologi, Karya Sastra
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahirabbil’alamin atas segala nikmat iman, islam, kesempatan, serta kekuatan yang telah diberikan Allah SWT sehingga kami dapat menyelesaikan makalah sederhana ini. Shalawat beriring salam untuk tuntunan, suri tauladan yakni baginda Rasulllah SAW beserta keluarga dan para sahabat beliau yang senantiasa menjunjung tinggi nilai-nilai islam yang sampai saat ini bisa dinikmati oleh seluruh manusia di penjuru dunia.
Makalah ini merupakan syarat memenuhi nilai tugas pada mata kuliah menulis, Mata Kuliah Prodi Sastra Indonesia, Fakultas Bahasa Seni, Universitas Negeri Jakarta dengan judul “Konflik Batin Tokoh Utama dalam Cerpen Perempuan Patah Hati yang kembali menemukan Cinta Melalui Mimpi dengan pendekatan Psikologi Karya Sastra”, mudah – mudahan hasil karya ini dapat bermanfaat untuk kita semua yang mau mengambil ilmu dan hikmahnya.
Ucapan Terima Kasih kepada semua pihak yang telah mendukung dan memberi do`a serta semangat sehingga penulis tidak merasa lelah dalam mengerjakan makalah ini. Saya menyadari terdapat banyak kekurangan dalam penulisan makalah ini. Oleh karena itu, dengan segala kerendahan hati penulis menerima kritik dan saran yang dapat menjadikan makalah ini lebih baik lagi. Mohon maaf atas segala kekurangan.
Jakarta, 02 juli 2018
DAFTAR ISI
Kata Pengantar...................................................................................................................2
Daftar Isi............................................................................................................................3
Pendahuluan..............................................................................................................4
Perumusan Masalah dan Tujuan Penulisan.......................................................................5
Pembahasan.......................................................................................................................7
Interpretasi.......................................................................................................................18
Saran................................................................................................................................19
Daftar Pustaka..................................................................................................................20
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sastra merupakan sebuah ciptaan dengan kreasi, bukan semata - mata imitasi. Tetapi sang seniman menciptakan dunia baru, dengan meneruskan dan mencampurkannya dengan keadaan yang berada pada alam semesta. Sastra boleh dibaca, dinikmati, dan diapresiasi, lainnya bisa dilakukan dengan mengumpulkan berbagai macam informasi mengenai karya sastra. Karena sifat rekaannya, sastra tidak langsung mengatakan mengenai kenyataan juga tidak mengunggah kita langsung bertindak.
Sambil membaca karya sastra, kita dapat melihat identifikasi seorang tokoh, dengan orang lain. Bahasa sastra lewat pengolahan yang sastra yang baik, dapat membuka batin kita berbagai pengalaman baru. Ini berkaitan dengan keadaan psikologi yang dialami pembaca melalui karya sastra yang usai dibacanya. Karena ada Konflik batin dari seorang tokoh, sama dengan masalah yang pernah dialami atau pernah ditemui lewat karya sastra lainnya.
Oleh karena itu, peneliti menggunkan psikologi karya sastra, untuk melihat konflik batin yang dialami tokoh. Melalui teori yang dikemukakan freud, dengan objek Cerpen "Perempuan Patah Hati yang kembali menemukan Cinta melalui Mimpi" karangan Eka Kurniawan, dengan mengambil Fakta - fakat yang berkaitan keadaan psikologi Tokoh. Karena yang menjadi masalah adalah Tokoh dan Konflik, maka peneliti menggunakan Analisis Struktural terlebih dahulu. Setelah itu, analisis konflik Batin Tokoh Utama dengan Pendekatan Psikologi.
1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan Latar belakang tersebut, rumusan masalah ini dapat dikembangkan menjadi tiga pertanyaan penelitian berikut :
1.2.1 Apa yang dimaksud Psikologi Karya Sastra ?
1.2.2 Bagaimana Konflik dan Tokoh dalam Cerpen "Perempuan Patah Hati yang
Kembali Menemukan Cinta Melalui Mimpi" karangan Eka Kurniawan dengan
Analisis Struktur ?
1.2.3 Bagaimana Konflik Batin Tokoh Utama dalam Cerpen "Perempuan Patah
Hati yang Kembali menemukan Cinta Melalui Mimpi" karangan Eka
Kurniawan dengan Analisis Psikologi ?
1.2.4 Bagaimana Interpretasi dalam Konflik Batin Tokoh Utama dalam Cerpen
"Perempuan Patah Hati yang kembali menemukan Cinta melalui Mimpi"
Karangan Eka Kurniawan ?
1.3 Tujuan Penelitian
Penelitian ini mempunyai dua tujuan, yaitu tujuan umum dan tujuan Khusus. Tujuan Umum penelitian ini adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah menulis. Adapun tujuan Khusus penelitian ini, Sebagai Berikut :
1.3.1 Agar mengetahui Perihal Psikologi Karya Sastra ?
1.3.2 Agar Mengetahui Bagaimana Konflik dan Tokoh dalam Cerpen "Perempuan
Patah Hati yang Kembali Menemukan Cinta Melalui Mimpi" karangan Eka
Kurniawan dengan Analisis Struktur ?
1.3.3 Agar Mengetahui Bagaimana Konflik Batin Tokoh Utama dalam Cerpen
"Perempuan Patah Hati yang Kembali menemukan Cinta Melalui Mimpi"
karangan Eka Kurniawan dengan Analisis Psikologi ?
1.3.4 Agar Mengetahui Bagaimana Interpretasi dalam Konflik Batin Tokoh Utama
dalam Cerpen "Perempuan Patah Hati yang kembali menemukan Cinta
melalui Mimpi" Karangan Eka Kurniawan ?
BAB II
DESKRIPSI TEORETIK
2.1 Hakikat Cerpen
Cerita Pendek disingkat Cerpen, yang diartikan sebagai Cerita Pendek dalam bentuk Prosa' (Abrams, 1999:190). Sesuai namanya, cerpen, merupakan cerita pendek yang panjang pendeknya tidak ada aturan, karna tidak ada kesepakatan diantara para pengarang dan para ahli. Edgar Allan Poe (jassin, 1961:72), sastrawan kenamaan Amerika Serikat, mengatakan bahwa cerpen adalah sebuah cerita yang dapat dibaca dalam sekali duduk, berkisar antara setengah hingga dua jam.(Nurgiyantoro:2015)
Walau sama-sama pendek, panjang cerpen itu sendiri bervariasi. Ada yang berkisar 500-an kata, ada yang panjangnya cukup, serta ada yang panjangnya puluhan ribu kata. Dan jika cerpen yang panjangnya puluh ribu kata disebut Novel. Cerpen terdiri dari Unsur Instrinsik( Peristiwa, Plot, tokoh, latar, sudut pandang, dan lain lain) juga ada Unsur Ekstrinsik. Cerpen menuntut penceritaan yang serba ringkas, tidak dengan detail khusus yang "kurang penting" membuat panjang Cerita.
Kelebihan cerpen terletak pada kemampuannya mengemukakan secara lebih banyak jadi secara implisit dari apa yang diceritakan. Karena bentuknya pendek, cerpen memiliki pemadatan dan pemusatan terhadap apa yang dikisahkan karena berfokus satu Permasalahan.
2.2 Pengertian Psikologi Sastra
Psikologi merupakan suatu ilmu yang meneliti serta mempelajari perilaku atau aktivitas manusia yang dipandang sebagai kehidupan psikis manusia. Dalam psikologi perilaku dan aktivitas manusia tidak mumcul sendirinya tetapi sebagai akibat stimulus atau rangsangan yang mengenai individu atau organisme itu. Dalam Hal ini Psikologi sastra lahir untuk kajian sastra, yang digunakan untuk membaca dan menginterpreasikan karya sastra, pengarang karya sastra dan pembacanya dengan menggunakan berbagai konsep dan teori pada psikologi.
Dalam hal ini, peneliti menggunakan Psikologi Karya sastra untuk mengkaji, dengan memfokuskan pada karya sastra terutama fakta cerita dalam sebuah fiksi atau drama. Mengkaji tipe dan hukum-hukum psikologi karya sastra. Ada dua cara untuk mengkajinya, pertama memahami teori - teori psikologi kemudian menganalisis terhadap karya sastra. Kedua menentukan objek karya sastra terlebih dahulu, kemudian menentukan teori psikologi dianggap Relevan.
Berdasarkan cara mengkajinya, peneliti memakai cara kedua, dimana peneliti sudah membaca karya sastra Cerpen "Perempuan Patah Hati Yang Kembali Menemukan Cinta Melalui Mimpi" Karangan Eka Kurniawan lalu menghubungkan Teori Psikologi yang dikemukakan Freud. Menurut Freud (Walgito, 2004:78) insting dibedakan menjadi dua kategori, yaitu Insting Untuk hidup dan Insting Untuk Mati. Insting untuk hidup meliputi lapar, haus, dan Seks. Yang merupakan kekuatan Kreatif dan bermanifestasi disebut Libido. Sebaliknya, insting untuk mati merupakan kekuatan destruktif, ditunjukan pada diri sendiri seperti menyakiti Diri sendiri atau Bunuh diri, sebagai bentuk agresi.
Mengenai kecemasan (anxiety), Freud (Walgito, 2004:78) mengemukakan ada tiga macam kecemasan, yaitu kecemasan objektif, neuretik, dan moral. Kecemasan objektif timbul dari ketakutan terhadap bahaya Nyata. Kecemasan Neuretik merupakan Ketakutan yang mendapatkan hukuman untuk Ekspresi keinginan implusif. dan kecemasan moral Timbul ketika seseorang melanggar Norma-Norma moral yang ada.(Wiyatmi : 2011)
2.3 Pengertian Struktural
Teks sastra menurut pandangan kaum Strukturalisme merupakan suatu keutuhan yang dibangun secara keherensi oleh macam unsur pembangunnya. Maka keseluruhan akan membuat kebulatan yang indah, dengan tertuju pada unsur (instrinsik) yang sifatnya timbal-balik, saling menentukan, memengaruhi, membentuk kesatuan yang utuh. (Nurgiyantoro:2015)
Dengan demikian, analisis struktural bertujuan memaparkan fungsi dan keterkiatan secermat mungkin supaya unsur karya sastra secara bersama menghasilkan sebuah keseluruhan. Yang tidak cukup hanya mendata Bagaimana keadaan peristiwa , plot, tokoh, dan penokohan, latar, sudut pandang,dan lain-lain. Tetapi bagaimana fungsi-fungsi itu menunjang keseluruhan membentuk sebuah totalitas kemaknaan yang padu. Misalnya, hubungan antara peristiwa yang satu dengan yang lain. Berkaitan dengan pemlotan yang tidak selalu kronologis, kaitannya dengan tokoh dan penokohan, dengan latar, dan sebagainya.
Maka peneliti mengambil Analisis strukturnya hanya pada konflik dan tokoh karna berhubungan satu sama lain, untuk meneliti konflik Batin dan sebagai daya tarik peneliti pada unsur instrinsiknya.(Nurgiyantoro:2015)
2.3.1 Konflik
Kejadian yang tergolong penting, karena peristiwa fungsional, utama, atau kernel dalam pengategorian. Konflik merupakan bagian yang esensial dalam pengembangan plot sebuah fiksi. Peristiwa-peristiwa manusiawi yang seru, sensasional, yang saling berkaitan satu dengan yang lain dan menyebabkan munculnya konflik kompleks, biasanya cenderung disenangi pembaca.
(Wellek & Warren, 1989:285) mengemukakan konflik adalah bagain yang dramatik untuk mengacu pada pertarungan antara dua kekuatan yang seimbang dan menyiratkan aksi balasan. Bentuk Peristiwa dapat pula dibedakan dalam dua kategor, yaitu kinflik fisik dan Konflik Batin. Tetapi karna penelitian mengacu pada konflik Batin, maka konflik Batin menjadi penelitiannya.
Konflik batin adalah konflik yang terjadi dalam hati dan pikiran, dalam jiwa seorang tokoh cerita. Ia merupakan konflik yang dialami manusia dengan dirinya sendiri. Itu lebih merupakan permasalahan intern seorang manusia.(Nurgiyantoro : 2015)
2.3.2 Tokoh
Istilah tokoh menunjukkan pada orangnya atau pelaku Cerita, sebagaimana dikemukakan Abrams(1999:32-33), adalah orang yang ditampilkan dalam sesuatu karya naratif, atau drama, yang diekspresikan lewat ucapan atau tindakan. Kehidupan Tokoh cerita adalah kehidupan dalam dunia fiksi, maka ia harus bersikap dan bertindak sesuai dengan tuntutan cerita dengan perwatakan yang sesuai.
Dalam hal ini peneliti memakai Tokoh Utama sebagai penelitian, Adapun Tokoh utama adalah tokoh yang diutamakan penceritaannya. Dan sangat menentukan perkembangan plot dengan keseluruhan. Plot utama sebenarnya tidak lain adalah cerita tokoh utama sebagai eksistensinya. Tokoh utama lazimnya yang dibuat sinopsisnya, sedangkan Tokoh Tambahan biasanya diabaikan, karena sinopsis berisi intisari cerita. Tokoh Utama dalam cerita tidak hanya satu oranng, walau keutamaannya belum tentu sama, sesuai dominasi dan banyaknya penceritaan juga pengaruh perkembangan plot secara keseluruhan. (Nurgiyantoro : 2015)
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Deksripsi Data
Penelitian mengenai Cerpen "Perempuan Patah Hati Yang Kembali Menemukan Cinta Melalui Mimpi" Karangan Eka Kurniawan ini, menggunakan Data Kualitatif dimana menjadi bukti fisik berupa Kutipan - kutipan berdasarkan Fakta-fakta yang ditemukan dengan bantuan Teori. Hasil Penelitian Kualitatif lebih bersifat Makna dan mendalam. Dibantu menggunakan analisis Deskripsi Kualitatif yang artinya data terurai dalam bentuk Kata-kata.
3.1.1 Deskripsi Data Cerpen
Cerpen ini Karangan seorang penulis yang bernama Eka Kurniawan. Sebenarnya Cerpen ini terdapat dalam satu Buku yaitu Kumpulan Cerpen yang sama yakni "Perempuan Patah Hati yang Kembali Menemukan Cinta Melalui Mimpi". Cerpen ini menjadi pilihan karena peneliti penasaran dengan cerpen ini. Dimana Eka Kurniawan membuatnya dengan menarik, karena berkaitan dengan keadaan konflik Patah Hati seorang Perempuan.
3.1.2 sinopsis Perempuan Patah Hati yang Kembali Menemukan Cinta Melalui Mimpi
Bercerita tentang seorang Perempuan bernama Maya yang patah Hati karna di malam sebelum menikah kekasihnya pergi meninggalkannya, yang lebih menyakitkan kekasihnya pergi bersama sahabatnya sendiri, yang ternyata keduanya saling jatuh cinta. Maya menjadi Depresi dan putus asa, sampai mengiris pergelangan Tangannya, tetapi Hal ini Dapat dihentikan oleh adiknya dan dibawa ke rumah sakit.
Setelah itu Maya mendapat Pengawasan yang ketat dan harus minum obat, dan pada waktu ia tertidur, munculah mimpi seorang pria yang berlarian bersama seekor Anjing di pesisir Pantai, maya berpikir mungkin pengaruh obat, tetapi perasaan maya berkeyakinan lain, bahwa mimpi itu adalah sebuah pesan, maka maya pun pergi untuk mengejar mimpinya, yaitu ke Pantai Pangandaran. Maya mencari seorang lekaki dalam mimpinya, karna putus asa, maya sempat menceburkan dirinya ke pantai. Tetapi hal ini dapat tertolong oleh warga, sampai akhirnya maya bertemu Sayuri, seorang Nenek Tua.
Maya bercerita tentang kenapa dia berada disana, ternyata yang ada didalam mimpinya maya lelaki itu adalah anak sayuri, yang pergi ke jakarta untuk mencari kekasih perempuan dalam mimpinya, tak lama muncul seekor anjing yang muncul dari dalam rumah sayuri, yang ternyata anjing itu persis yang di dalam mimpinya, dan Maya pun tidak pergi dari Rumah sayuri, untuk menunggu Lelaki itu kembali.
3.2 Analisis Strukrur dalam Cerpen
Dalam penelitian ini yang dipilih adalah Unsur Konflik dan Tokoh, supaya ringkas dan padat dari isi cerpen tersebut.
3.2.1 Unsur Konflik pada Perempuan Patah Hati yang Kembali Menemukan Cinta Melalui Mimpi
Dalam Cerpen ini peneliti mengambil konflik Utama yang terjadi, mengapa tokoh utama berubah menjadi depresi karena Batalnya Pernikahan. Dan keluarganya menjadi malu dan bingung menjelaskan pada tamu alasan dibatalkannya.
Dibuktikan pada :
"Maya tak Pernah menceritakan kepada Sayuri bahwa ia ditinggalkan kekasihnya tepat pada malam sebelum mereka menikah. Itu tak hanya membuatnya patah hati, tapi juga membuat keluarganya merasa malu. Terutama ketika keesokan harinya, tamu-tamu berdatangan(mereka tak sempat mencegah hal ini), dan harus menjelaskan bahwa pernikahan itu dibatalkan."(Eka Kurniawan, 2017 :25)
Selain itu, konflik yang terjadi karena kekasihnya maya, jatuh cinta kepada sahabat Maya sendiri, itulah yang membuat hati Maya sangat sakit.
Dibuktikan pada :
"Lebih menyakitkan, Kekasihnya pergi meninggalkannya untuk seorang perempuan yang sangat iya kenal, sahabatnya sendir. Ia baru menyadari belakangan hari, selama ia mempersiapkan pernikahan, kekasihnya dan sahabatnya telah jatuh cinta satu sama lain." (Eka Kurniawan,2017:26)
3.2.2 Unsur Tokoh Pada Perempuan Patah Hati yang Kembali Menemukan Cinta Melalui Mimpi
Tokoh utama pada cerpen ini adalah Maya karena ia menjadi permasalahan dalam cerita.
Dibuktikan pada :
"Maya tak Pernah menceritakan kepada Sayuri bahwa ia ditinggalkan kekasihnya tepat pada malam sebelum mereka menikah. "( Eka Kurniawan, 2017: 25)
Tokoh Tambahan ada juga pada adiknya Maya yang hanya muncul sekali cerita.
Terdapat Pada :
"Maya sempat mengiris pergelangan tangannya dengan pisau dapur, tapi seorang adiknya berhasil membanya ke dokter dan mereka menyelamatkan hidupnya." (Eka Kurniawan, 2017:26)
Ada juga tokoh tambahan lainnya, sebagai kondektur.
Dibuktikan pada :
"Jangan menangis, Nak.Pangandaran tempat orang mencari cinta dan kebahagiaan," kata si kondektur tua, mencoba menghiburnya."(Eka Kurniawan. 2017: 29)
Yang terakhir ada Tokoh Utama Tambahan, yaitu seorang Nenek yang mengurus Maya ketika ia di pangandaran.bernama sayuri.
"Hingga seorang perempuan tua menyeruak di antara orang-orang dan menyentuh tangannya."
"Perempuan Tua itu bernama Sayuri."(Eka Kurniawan, 2017: 32)
3.3 Analisis Konflik Batin Pada Perempuan Patah Hati yang Kembali Menemukan Cinta Melalui Mimpi
"Maya sempat Mengiris pergelangan Tangannya dengan pisau dapur, tapi seorang adiknya berhasil membawanya ke Dokter dan mereka menyelamatkan hidupnya. Setelah itu, ia harus berada dalam pengawasan tanpa henti. Adiknya, Kakaknya, sepupunya, ayahnya, ibunya, semua bergantian menjaganya di tepi tempat tidur. Mereka juga harus memastikannya untuk tidak terlambat meminum obat."(Eka Kurniawan, 2017 : 26)
Dari uraian diatas dijelaskan bahwa Maya mengalamni Depresi berat, dan hendak Bunuh diri dengan mengiris pergelangan Tangannya, hingga ia dibawa ke dokter, dan ada pengawan dari pihak keluarga, juga tidak lupa meminum obat.
"Pada waktu-waktu itulah, mimpi tersebut mulai datang. Mimpi bahwa suatu hari ia akan memperoleh kekasih. Tak hanya kekasih yang tampan dan mencintainya, tapi mimpi itu juga menjanjikan kehidupan yang bahagia untuk mereka berdua."(Eka Kurniawan,2017:26)
Dari penjelasan di atas Bahwa Mimpi membawa ketenangan, dan menjadi sebuah jawaban bahwa ada seorang lelaki tampan yang menjadi kekasihnya.
"Maya Ingin menceritakan mimpinya kepada Seseorang. Mungkin Kepada adiknya, atau ibunya. Namun, melihat raut wajah mereka yang senantiasa cemas memandangnya, Maya mengurungkan niatnya." (Eka Kurniawan, 2017: 27)
Dari Pemaparan diatas Konflik Batin yang terjadi, adalah Kebimbangan karena Maya ingin menceritakan mimpinya kepada adik atau ibunya, tetapi melihat wajah keluarganya Cemas, maya mengurungkan Niatnya untuk bercerita.
"Tentu saja kadang ia mengingat insiden itu, dan ia akan menangis. Kadang, menjerit-jerit Histeris, membuat seisi rumah menjadi gaduh oleh kepanikan."(Eka Kurniawan, 2017: 27)
Dari penjelasan diatas konflik Batin yang terjadi ketika ia mengingat insiden, yang dimaksud batalnya pernikahan, yang akan membuat seisi rumah menjadi Gaduh dan Panik. Karena jeritan juga tangisan.
"Ia mulai merasa, mimpi itu memang sejenis pesan. Entah dari mana. Ia yakin tak akan ada yang memercayainya jika ia menceritakan mimpi itu. Ia harus menjalaninya sendiri."(Eka Kurniawan, 2017: 27-28)
Dari pembuktian di atas terjadi kepastian karena ia yakin mimpinya berupa pesan, walaupun ia yakin itu sebuah pesan, tetapi ia belum percaya untuk memberitahukan mimpinya pada orang lain, lebih baik ia pendam seorang diri.
"Sepanjang jalan, sebenarnya ia mulai berpikir, gagasan mengikuti apa yang ada di dalam mimpinya merupakan kesintingan." (Eka Kurniawan, 2017 : 29)
Penjelasan di atas memaparkan bahwa gagasan ia pergi karna mengikuti mimpi merupaka hal yang salah dan mungkin sesuatu yang gila.
"Mimpi itu Mungkin bukan pertanda apa pun. Mungkin lelaki yang berlari di pantai berteman anjing itu hanya khayalannya belaka, sekali waktu ia mungkin pernah melihat adegan semacam itu di televisi atau bioskop."(Eka Kurniawan, 2017:29)
Kutipan di atas memberikan kecemasan bahwa mimpi yang ia jumpai bukan petanda apa pun dan apakah hanya adegan pada Televisi atau bioskop. Yang pernah dilihatnya.
3.4 Interpretasi
Cerpen yang menarik dengan kisah Cinta, yang dalam kehidupan sehari-hari jarang kita temui, tetapi dalam televisi atau bioskop bisa dijumpai. Batal pernikahan sesuatu yang menyedihkan Jika tidak bisa mengendalikan diri dapat menjadi Depresi, terlebih jika kekasih yang kita Cintai, jatuh hati kepada wanita lain yang ternyata sahabat kita sendiri. Untuk itu jika mengalami Kejadian seperti ini, cobalah pergi ke tempat Rekreasi, seperti ke pantai, atau melakukan apa yang kita senangi.
Oleh karena itu, lewat Cerita ini, mimpi menyelesaikan Konflik Batin yang dialami Tokoh Utama, walau tidak semua mimpi itu kenyataan, tetapi jika ada kesungguhan dan usaha besar, mimpi itu dapat menjadi kenyataan.
BAB IV
KESIMPULAN
Strukturalis merupakan pendekatan yang mengedepankan karya sastra dari internalnya, maksudnya dari karya sastra itu sendiri. Struktural menjadi kekuatan Roh dari karya sastra itu.
Sedangkan Psikologi menjadi Pendekatan yang menekankan adanya alam pikiran bawah sadar dan tidak terbatas pada pikiran sadar. Dimana permasalahan Diri sendiri menjadi sorotan Strukturalis pada Konflik Batin dalam Karya Sastra.
Karena Batalnya Pernikahan seseorang menjadi Depresi, setelah menemukan mimpi sebagai pelipur Lara, disamping itu, peran keluarga harus memerhatikan keadaan Batin seseorang bukan hanya keadaan fisiknya saja.
Namun, jangan selalu percaya pada mimpi, yang harus dikejar bukanlah mimpi, tetapi kerja keras, menjadi hal utama pada diri seseorang.
DAFTAR PUSTAKA
Kurniawan,Eka. 2017. Perempuan Patah Hati yang Kembali Menemukan Cinta
Melalui Mimpi. Bentang: yogyakarta.
Luxemburg,jav dkk. 1992. Pengantar Ilmu Sastra.
Gramedia: Jakarta.
Nurgiyantoro,Burhan. 2015. Teori Pengkajian Fiksi.
Gadjah Mada University Press: Yogyakarta.
Wellek, Rene & Austin Warren. 2014. Teori Kesusastraan.
Gramedia: Jakarta.
Wiyatmi. 2011. Psikologi Sastra Teori dan Aplikasinya.
Kanwa Publisher. Diunduh pada tanggal 3 juli 2018 pukul 15:16 Wib.
Suryana. 2010. Metodologi Penelitian. Universitas Pendidikan Indonesia.
Diunduh pada 4 juli 2018 pukul 00:20 Wib.
Halo, Dwi Fajar... Makalahmu sudah bagus, hanya saja ada sedikit kekurangan pada bagian deskripsi teori. Alangkah lebih baik jika yang diuraikan terlebih dahulu ialah deskripsi teori mengenai strukturalisme, barulah setelah itu dilanjutkan dengan teori psikologi sastra sebab pada hakikatnya kajian sastra selalu diawali dengan kajiam strukturalisme. Terima kasih 🙂
ReplyDelete