Skip to main content

Resensi Buku Sosiologi Sastra Katya Wiyatmi Dara Meiga Mahrani


Resensi Buku Sosiologi Sastra Katya Wiyatmi

Identitas Buku
Judul buku                : Sosiologi Sastra
Penulis                       : Wiyatmi
Penerbit                    : Kanwa Publisher
Tahun Terbit            : 2013
Jumlah Halaman     : 197 Halaman
Perwajahan
Bentuk Buku.        : PDF
Macam dan Jenis Buku
Buku Sosiologi Sastra ini tergolong jenis buku non fiksidan tergolong macam buku ilmiah yang diperuntukan untuk kalangan akademisi atau masyarakat umum peminat ilmu kajian sosiologi sastra


Tentang Penulis
Dr. Wiyatmi, M. hum lahir di Purworejo, 10 Mei 1965. Sejak 1990. Wiyatmi mengajar sejumalah mata kuliah sastra di Prodi Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Yogyakarta. BeberapaKarya Wiyatmi antara lain :Pengantar Kajian Sastra (2006), Psikologi Sastra (2009), Kritik Sastra Feminis: Teori dan Aplikasinya dalam Sastra Indonesia (2012), buku kumpulan puisi Pertanyaan Srikandi (2012), Sejarah Sastra Indonesia Berpersepktif Gender (2012), bersama Maman Suryaman, Nurhadi, dan Else Liliani. Menjadi Perempuan Terdidik, Novel Indonesia dan Feminisme (2013), dll.

Konten Buku
Ringkasan buku:
Terdapat tujuh bab pokok pembahasan yang terdiri dari Hakikat Sosiologi Sastra, Pertumbuhan dan Perkembangan Sosiologi Sastra, Sosiologi Pengarang, Karya Sastra, dan Pembaca, Sosiologi Penerbitan dan Distribusi Karya Sastra, Sosiologi Sastra Marxis, Strukturalisme Genetik, dan Teori Hegemoni Gramsci dalam Kajian Sosiologi Sastra. Pada bab pertama tentang Hakikat Sosiologi Sastra, membahas tentang bagaimana kaitan ilmu sosiologi sebagai pendekatan terhadap kajian sastra dengan mempertimbangkan segi-segi kemasyarakatan sosial. Sosiologi sastra memahami karya sastra melalui perpaduan ilmu sastra dengan ilmu sosiologi (interdisipliner). Menurut Swingewood (1972) sosiologi merupakan studi ilmiah dan objektif mengenai manusia dalam masyarakat, studi mengenai lembaga-lembaga dan proses sosial. sosiologi maupun sastra memiliki objek kajian yang sama, yaitu manusia dalam masyarakat, memahami hubungan-hubungan antarmanusia dan proses yang timbul dari hubungan-hubungan tersebut di dalam masyarakat. Bedanya, kalua sosiologi melakukan telaah objektif dan ilmiah tentang manusia dan masyarakat, telaah tentang Lembaga dan proses sosial, mencari tahu bagaimana masyarakat dimungkinkan, bagaimana ia berlangsung, dan bagaimana ia tetap ada; maka sastra menyusup, menembus permukaan kehidupan sosial dan menunjukkan cara-cara manusia menghayati masyarakat dengan perasaannya, melakukan telaah secara subjektif dan personal.
Buku ini menjelaskan tentang pertumbuhan dan perkembangan sosiologi sastra yang awal mulanya dijelaskan dengan teori Plato dan Artistoteles yang memandang sastra hanya sebatas tiruan (Plato) dan tidak hanya sebagai tiruan, namun juga sebuah proses kreatif (Aristoteles). Dari kedua tokoh tersebut, berkembanglah teori-teori sosiologi sastra dari para ahli, seperti Johan Gottfried von Herder yang memandang sosiologi sastra berhubungan dengan faktor lingkungan dan geografis tempat karya sastra itu sendiri muncul dan pandangannya tersebut tidak jauh berbeda dengan Madame de Steal : sosiologi sastra ditentukan dengan lembaga sosial, seperti agama, adat istiadat, dan hukum terhadap sastra. Perkembangan sosiologi sastra kemudian semakin berkembang dengan berbagai macam teori dan pendapat dari para ahli seperti, Hippolyte Taine, Lucien Goldmann, Karl Marx, Frederick Engels, Georgi Plekanov, Georg Lukacs, Rene Wellek, Austin Werren, dan Iat Watt. Para ahli tersebut ada yang beberapa memiliki pandangan yang sama, namun sedikit mereka kembangkan sehingga ada hal yang berbeda dari tiap pandangan masing-masing.
Pada sosiologi pengarang, mengkaji tentang status sosial, ideologi sosial, dan lain-lain yang menyangkut pengarang sebagai penghasil sastra. Sosiologi karya sastra membahas tentang karya sastra itu sendiri, apa yang tersirat di dalam karya sastra dan apa yang menjadi tujuannya. Sosiologi pembaca mengkaji pembaca yang pengaruh sosial karya sastra. Sedangkan Ian Watt, mengembangkan pandangan kedua tokoh tersebut menjadi konteks sosial pengarang, sastra sebagai cermin masyarakat, dan fungsi sosial sastra. Konteks sosial pengarang mengkaji posisi sosial pengarang dalam masyarakat dan kaitannya dengan pembaca. Sosiologi sastra yang mengkaji sastra sebagai cermin masyarakat mengkaji sejauh mana sastra dapat dianggap sebagai mencerminkan keadaan masyarakat. Fungsi sosial sastra mengkaji sampa berapa jauh nilai sastra berkaitan dengan nilai sosial. Beberapa tokoh marxis juga memiliki pandangan yang hampir-hampir mirip terhadap sosiologi sastra.
Selain menjelaskan tentang sosiologi sastra dengan teori-teori dari para ahlinya, buku ini juga menjelaskan tentang sosiologi penerbitan dan distribusi karya sastra itu sendiri. Seperti yang kita tahu bahwa penerbitan dan pendisitribusian karya sastra merupakan dua hal yang tidak dapat dilupakan dalam mendukung keberadaan karya sastra sehingga karya sastra tersebut dapat dinikmati oleh pembaca, sampai pada pengaruhnya, bahkan juga serta membentuk tata nilai masyarakat. Penerbitan dan pendistribusian yang dijelaskan pada buku ini tidak terlepas dari hubungan antara karya yang dihasilkan pengarang, penerbit, dan pembacanya. Karya sastra yang dihasilkan oleh pengarang tidak akan sampai pada pembaca jika tidak melewati proses penerbitan, begitupun sebaliknya, penerbit tidak akan bisa menerbitkan buku untuk pembaca jika tidak ada hasil karya sastra dari pengarang. Jadi, dapat dikatakan bahwa hubungan antara pengarang, penerbit, serta pembaca dalam hal ini sangatlah penting dan menimbulkan timbal balik. Pengarang yang ingin menerbitkan bukunya pada penerbit harus melewati beberapa tahan penyeleksian buku sebelum buku itu diterbitkan. Seperti pada buku ini dijelaskan bahwa proses itu meliputi penentuan bentuk fisik buku dan akan seperti apa cara penyampaian buku tersebut untuk diterbitkan. Dalam pendistribusian buku, penerbit dapat mendistribusikan buku dengan cara hibah atau penjualan. Sehingga proses akhir semua itu sampai pada pembaca dan seperti apa pengaruhnya dalam tatanan nilai kemasyarakatan.





Kelebihan buku:

-          Bahasa yang digunakan sederhana Dan bisa dipahami orang awam
-          disertai dengan studi kasus untuk membawa pembaca pada pemahaman yang baik
-          tergolong buku yang dapat dibaca dengan cepat dilihat dari ketebalan buku yang hanya 197 halaman
-          tersedia dalam PDF atau E-book sehingga dapat diunduh secara gratis melalui website yang tersedia
Kekurangan
-          Terdapat kata yang sulit dipahami atau perlu membuka kamus dalam memahaminya sehingga membutuhkan waktu, seperti interdisipliner dan homologi

Nilai dan Perbandingan
Saya sabagai pe-resensi akan membandingkan buku Sosiologo Sastra Karya Wiyatmi ini dengan buku Sosiologi Sastra karya Sapardi Djoko Damono. Buku karya Sapardi Djoko memiliki bahasa yang digunakan butuh pemahaman yang mendalam dan kurang disertai dengan studi kasus yang terkini sementara Buku Sosiologi Sastra Karya Wiyatmi menggunakan bahasa yg sangat mudah dan dilengkapi studi kasus untuk pemahaman Yg lebih baik.

Comments

Popular posts from this blog

PENOKOHAN DALAM CERPEN MALAIKAT JUGA TAHUKARANGAN DEWI LESTARI DANMAAFKAN BUNDA,ANAKKU!” KARANGAN IRNA SYAHRIAL : KAJIAN INTERTEKSTUAL (Oleh: Anisa Yulicahyanti)

PENOKOHAN DALAM CERPEN  MALAIKAT JUGA TAHU KARANGAN DEWI LESTARI DAN MAAFKAN BUNDA,ANAKKU!”  KARANGAN IRNA SYAHRIAL : KAJIAN INTERTEKSTUAL ABSTRAK Karya sastra sebagai proses kreatif yang merupakan gambaran masyarakat dibentuk oleh pandangan sang pencipta. Sebuah karya sastra dapat pula menjadi contoh atau sandaran bagi karya sastra yang lahir berikutnya. Pada c erpen Malaikat Juga Tahu karya Dewi Lestari dan cerpen  Maafkan Bunda,Anakku! Karya Irna Syahrial   diindikasikan mengandung perbedaan serta persamaan didalamnya. Maka tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis penokohan dari cerpen Malaikat Juga Tahu karya Dewi Lestari dan cerpen  Maafkan Bunda,Anakku! Karya Irna Syahrial  Metode yang digunakan adalah kualitatif dengan kajian intertekstual yang dikemukakan oleh Pradopo. Adapun dalam penelitian ini didapat hasil yaitu adanya persamaan tokoh kedua cerpen yang menekankan tokoh yang menderita Down Syndrom. Dala...

KONFLIK DALAM LAKON MENTANG-MENTANG DARI NEW YORK KARYA MARCELINO ACANA JR. (KAJIAN SOSIOLOGI)

Bima Dewanto Program Studi Sastra Indonesia Abstrak Budaya dan tradisi masyarakat di dunia memiliki keanekaragaman yang sangat banyak. Masing-masing dari budaya yang mereka miliki berasal dari latar belakang sosial yang khas dan budaya yang berbeda satu sama lain. Setiap kelompok masyarakat membawa kebiasaan dan tradisi masing-masing dalam kehidupannya sehari-hari. Tradisi yang mereka jalankan adalah hasil dari pembelajaran, perkembangan, dan proses yang mereka jalani bersama masyarakat lainnya. Proses ini membentuk identitas budaya dalam diri individu sehingga memotivasi seseorang untuk belajar tentang sikap dari kelompok masyarakat sendiri maupun kelompok masyarakat lain. Tujuan penelitian ini adalah untuk menyajikan kepada pembaca mengenai konflik dalam lakon Mentang-mentang dari New York. Metode yang digunakan merupakan metode deskriptif dengan teknik analisis kualitatif. Objek dari penelitian ini ialah naskah drama Mentang-mentang dari New York karya Marcellino Aca...

Sosiologi Sastra : Teori dan Kajian terhadap Sastra Indonesia

Muhammad Kahfi Judul Buku : Sosiologi Sa s tra: Teori dan Kajian terhadap Sastra Indonesia Penulis Buku : Dr. Wiyatmi, M.Hum. Penerbit Buku : Kanwa Publisher Cetakan : 1, 2013 Tebal Buku : 197 halaman Sinopsis Sosiologi Sastra : Teori dan Kajian terhadap Sastra Indonesia Sosiologi Sastra merupakan kajian interdisipliner untuk mengemukakan seluk beluk masyarakat yang hidup disuatu zaman atau wilayah yang tak terekam oleh mata orang – orang milenial. Namun, dengan suatu karya sastra dan dikaji dengan pendekatan ini membuat penggambaran besar suatu zaman tertentu yang memuat adat istiadat atau kultur masyarakat suatu zaman untuk diketahui oleh para sosiolog zaman milenial. Dalam tiap pendekatan ilmiah memiliki banyak sub kajian yang menjadi perhatian para peneliti untuk menggunakannya dalam penelitiannya. Khususnya penelitian dibidang sosiologi yang notabenenya harus bersifat objektif. Menekankan pada aspek pembelajaran mengenai pengaplikasian tiap – t...