Skip to main content

ROMANTISISME CERPEN "KENYATAAN ADALAH SANDIWARA" KARYA O. HENRY

Romantisisme Cerpen Kenyataan Adalah Sandiwara Karya O. Henry
logo universitas negeri jakarta vector.jpg

Makalah ini dibuat sebagai UAS (Ujian Akhir Semester) mata kuliah Menulis yang diampu oleh: Dr. Fathiaty Murtadho, M. Pd. dan Gres Gresia Azmin, M. Pd

Nama/NIM:
Nabila Yusufa/2125164566


PRODI SASTRA INDONESIA
FAKULTAS BAHASA DAN SENI
UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA
2018


KATA PENGANTAR
Makalah   ini merupakan sebuah hasil analisis  terhadap  cerpen Kenyataan Adalah Sandiwara dalam kumpulan cerpen Cinta Yang Hilang milik O. Henry yang diterjemahkan oleh Sunaryono Basuki K.S. Bagaimana saya mencoba menganalisa ideologi romantik yang digambarkan O. Henry dalam cerpennya dan hubungannya dengan sosiobudaya yang ada pada masanya.
Guna memenuhi penilaian mata kuliah Menulis, makalah ini dibuat sebagai Ujian Akhir Semester. Saya sebagai penyusun tidak sedikit mengalami kesulitan dalam pencarian informasi untuk memenuhi aspek-aspek yang ingin dianalisis. Mohon maklumnya apabila saya mengalami sebuah kesalahpahaman dalam pengkajian maupun dalam pencobaan analasis kritis ini. Saya sangat menerima saran dan kritik guna penyempurnaan makalah ini.
Atas selesainya makalah ini tidak lupa mengucap syukur pada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan rahmat-Nya yang telah dilimpahkan. Ucapan terimakasih kepada semua pihak yang terlibat dan juga yang telah membantu. Terlebih kepada dosen pengampu mata kuliah Menulis, Ibu Fathiaty Murtadho dan Ibu Gres Gresia Azmin.  





Penyusun,



Jakarta 2018

DAFTAR ISI


KATA PENGANTAR............................................................................................
DAFTAR ISI............................................................................................................
BAB 1 PENDAHULUAN ......................................................................................
1.1 Latar Belakang Masalah.......................................................................................
1.2 Rumusan Masalah................................................................................................
1.3 Tujuan .................................................................................................................  
BAB 2 PEMBAHASAN..........................................................................................
2. 1 Landasan Teori ...................................................................................................  
2.2 Karakteristik Karya Sastra
2.3 Analisis Cerpen Kenyataan Adalah Sandiwara Karya O. Henry
BAB 3 KESIMPULAN...........................................................................................
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................







 
 


ABSTRAK
Nabila Yusufa. Romantisisme Cerpen Kenyataan Adalah Sandiwara Karya O. Henry. Makalah, Jakarta: Program Studi Sastra Indonesia, Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Jakarta. Mei 2018.
Penelitian ini bertujuan untuk menemukan idealisme romantik O. Henry pada cerpen Kenyataan Adalah Sandiwara berdasarkan aspek-aspek romantisisme itu sendiri.. Cerpen tersebut merupakan salah satu dari kumpulan cerpen Cinta Yang Hilang milik O. Henry yang diterjemahkan oleh Sunaryono Basuki K. S. Teori Wellek dan Werren mengenai sosiologi karya sastra menjadi landasan penelitian. Hasil analisis berhasil menemukan aspek yang mencakup romantisisme seperti berikut; a) Apresiasi yang mendalam tentang keindan alam, b) Menggabungkan perasaan daripada akal, c) Pembelokkan pada diri sendiri, d) Pandangan baru tentang seniman yang besifat individual, e) Menggunakan bahasa yang bebas dan sederhana, f) Menggunakan bahasa aku lirik, g) Penekanan imajinasi sebagai pengalaman yang transedental, h) Kegemaran pada hal-hal yang eksotik, misterius, gaib dan dahsyat.

Kata Kunci: Kenyataan Adalah Sandiwara, Romantisisme, Helen, Frank Barry, John Delaney.









BAB 1
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang Masalah           

Terciptanya sebuah cerita atau karya sastra bisa saja dilakukan dengan pengilhaman apapun. Melalui perenungan, pengalaman yang dialami pengarang, atau hasil penglihatan yang di refleksikan ke dalam sebuah karya.  Damono (1979), mengatakan bahwa sastra termasuk ke dalam lembaga sosial yang menggunakan bahasa sebagai medium dan bahasa itu sendiri merupakan ciptaan sosial. Karena hubungan antara sastra dengan ciptaan sosial itu sendiri tidak dapat dipisahkan.
Plato memandang bahwa semua yang ada di dunia ini hanya tiruan dari kenyataan tertinggi yang berada di dunia gagasan (Wiyatmi, 2013). Wiyatmi mengatakan, “Walaupun Plato cenderung merendahkan nilai karya sastra, yang hanya dipandang sebagai tiruan dari tiruan, namun dalam pandangannya tersebut tersirat adanya hubungan antara karya sastra dengan masyarakat (kenyataan)” (Wiyatmi, 2013, hlm. 14).
Misalnya pada fenomena masyarakat abad pencerahan yang bersifat kaku,  munculah romantisisme sebagai antitesis terhadap pemikiran masyarakat abad pencerahan yang mengedepankan rasionalitas.
Aliran romantisisme muncul karena masyarakat pada saat itu memiliki gambaran ideal cerita romantis yang begitu membahagiakan. Sehingga menganggap sebuah keromantisan adalah suatu hal yang diimpikan.  Lucas mengatakan bahwa romantisisme adalah satu impian mengkhayalkan (melalui Sitanggang, 2009:13). Tetapi pada realitas sosial yang ada cerita romantis tidak selalu berakhir bahagia melainkan kesedihan. Kesedihan akan perpisahan misalnya atau kematian, tetapi tetap dikemas secara romantis.
Cerpen O. Henry yang berjudul Kenyataan Adalah Sandiwara merupakan salah satu dari kumpulan cerpen Cinta Yang Hilang milik O. Henry yang diterjemahkan oleh Sunaryono Basuki K. S. Yaitu, sebuah cerpen yang bercerita tentang seorang wartawan dan tokoh Aku yang menonton pertunjukkan kabaret. Sang wartawan meminta tokoh Aku untuk membantunya menulis cerita yang sangat lucu tetapi juga ringan untuk surat kabarnya. Tokoh Aku berusaha menceritakan cerita cinta antara Helen, Frank Barry, dan John Delaney. Menurut tokoh Aku cerita cinta mereka begitu lucu  tetapi kawannya sang wartawan tidak menemukan kelucuan tersebut.                        
Maka dari itu Cerpen Kenyataan Adalah Sandiwara milik O. Henry akan menjadi objek penelitian ini. Guna menemukan gambaran romantisisme itu sendiri dan hubungannya dengan sosiobudaya pada masanya.                 
1.2  Rumusan Masalah
1. Bagaimana O. Henry menggambarkan idealisme romantiknya pada cerpen Kenyataan     Adalah Sandiwara?
1.3 Tujuan Penelitian
Menemukan idealisme romantik O. Henry pada cerpen Kenyataan Adalah Sandiwara berdasarkan aspek-aspek romantisisme itu sendiri.












BAB 2
PEMBAHASAN
2.1  Landasan Teori

Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah sosiologi karya sastra milik Wellek dan Werren. Sosiologi karya sastra adalah kajian sosiologi sastra yang mengkaji karya sastra dalam hubungannya dengan masalah-masalah sosial yang ada dalam masyarakat. Wiyatmi mengatakan, “Sosiologi sastra ini berangkat dari teori mimesis Plato, yang menganggap sastra sebagai tiruan dari kenyataan (Wiyatmi, 2013,hlm. 45).
Sosiologi karya sastra juga mempunyai wilayah kajian. Wilayah kajian tersebut hanya ada pada karya sastra saja tidak diluar dari itu seperti melihat unsur-unsur sosiobudaya yang ada pada karya sastra. Analisis hendaknya mempertimbangkan apa yang dikemukakan oleh Wellek dan Werren: Apakah karya itu dimaksudkan sebagai gambaran yang realistik? Ataukah merupakan satire, karikatur, atau idealisme Romantik? (Wiyatmi, 2013, hlm. 48).

2.2  Karakteristik Karya Sastra

Menurut Jacob Sumardjo (2001), pengertian cerpen atau cerita pendek adalah seni keterampilan menyajikan cerita (skill to present story), yang di dalamnya merupakan satu kesatuan bentuk utuh manunggal (memfokuskan pada satu bagian atau satu karakter saja) dan tidak ada bagian bagian yang tidak perlu, tetapi juga ada bagian yang terlalu banyak. 
Seperti yang dikatakan oleh Jacob, pengertian tentang cerpen di atas menjelaskan bahwa ke khasan yang ada pada bentuk karya sastra cerpen adalah tentang pemfokusan cerita dan tidak begitu meluas dalam konteks penceritaan.

Setiap karya sastra pasti memiliki karakter yang berbeda, karakter dalam novel tentu berbeda dengan cerpen atau juga dengan puisi. Tetapi unsur-unsur yang membangun dalam novel, cerpen atau puisi tidak jauh berbeda hanya saja berbeda secara bentuk kepenulisan.

Unsur-unsur penting di dalam cerpen yaitu mengenai Tema, Latar Belakang, Pesan Moral, Penokohan, Sudut Pandang dan juga Alur.


2.3  Analisis Cerpen Kenyataan Adalah Sandiwara Karya O. Henry
Analisis ini akan dibantu dengan menggunakan klasifikasi umum mengenai aliran romantisisme. Aspek atau ciri tersebut seperti yang dinyatakan oleh Webster (1995) sebagai berikut:
a.       Apresiasi yang mendalam tentang keindan alam
b.      Menggabungkan perasaan daripada akal
c.       Pembelokkan pada diri sendiri
d.      Keasyikan pada kecerdesan dan kepahlawanan yang luar biasa
e.       Pandangan baru tentang seniman yang besifat individual
f.       Lebih mementingkan pada jiwa kreatif daripada bentuk formal
g.      Menggunakan bahasa yang bebas dan sederhana
h.      Menggunakan bahasa aku lirik
i.        Penekanan imajinasi sebagai pengalaman yang transedental
j.        Menghabiskan pada kebudayaan rakyat dan asli
k.      Kegemaran pada hal-hal yang eksotik, misterius, gaib dan dahsyat

Sebelas ciri tersebut adalah aspek-aspek romantisisme yang akan di analisis dalam cerpen Kenyataan Adalah Sandiwara karya O. Henry.

Pada bagian ini tokoh John Delaney mengatakan pada Helen bahwa dirinya ingin lari dan terbang bersamanya ke Riviera atau Bronx atau ketempat tua mana saja di mana yang ada hanyalah langit italia. Hal tersebut menyatakan bahwa ada kecenderungan tokoh yang mengindahkan keindahan alam secara mendalam dengan pengungkapan tokoh yang ingin terbang dan lari hanya untuk melihat langit.

“Dengan rambut ikalnya yang menggulung basah keningnya, dia mempersembahkan  cintanya yang dahsyat dan tak sepantasnya untuk kekasihnya yang hilang, memohon pada perempuan itu untuk lari bersamanya atau terbang dengannya ke Riviera atau Bronx, atau ketempat tua mana saja di mana yang ada hanyalah langit italia serta dolce far niente (suasana riang dan santai). “
     Lalu aspek mengenai penggabungan perasaan daripada akal. Hal tersebut memiliki maksud dimana perasaan lebih diutamakan dibandingkan akal pikiran. Seperti awal muncul aliran romantisisme dalam sastra yaitu bentuk perlawan terhadap rasionalisme. Terlihat pada bagian Helen atau John Delaney yang tetap setia pada cintanya dua puluh tahun yang lalu. Seharusnya saat umur tiga puluh delapan tahun Helen sudah mendapatkan apa yang seharusnya didapatkan. Helen adalah wanita cantik. Jika Helen lebih menggunakan akalnya ia pasti tidak akan memberatkan pernikahan yang telah berlalu selama dua puluh tahun. Dan akan menerima lelaki yang menyatakan cinta padanya.

 “…tapi aku menikahi lelaki lain dua puluh tahun yang lalu. Dia memang menyerupai angsa daripada pria, tapi kupikir aku masih mencintainya. Aku tak pernah bertemu dengannya sejak sekitar setengah jam setelah upacara.”
“Tuan Ramonti,” katanya dengan nada sedih (ingat, ini bukan panggung, melainkan di sebuah kamar tua di dekat Abingdon Square), aku benar-benar menyesal, tapi aku seorang wanita yang sudah menikah.”
Begitu juga dengan tokoh Delaney pada bagian ini, yang digambarkan dengan perasaan cintanya  tersebut yang menguasai pikirannya (rasional). Sehingga tetap menunggu cintanya yang dua puluh tahun berlalu meski Helen sudah menikah.
“…aku sangat bersalah padamu –aku takut untuk kembali padamu, tapi cinta menguasai pikiranku. Maukah kamu memaafkanku?”
Selanjutnya mengenai pembelokkan diri yang dilakukan tokoh John Delaney adalah saat John Delaney mengucapkan selamat atas kemenangan Frank mendapatkan Helen. Seolah-olah Delaney menerima kekalahan tersebut dengan lapang dada. Tetapi saat setelah upacara pernikahan selesai John Delaney melakukan pembelokan diri, dia membohongi dirinya dan mengajak Helen pergi untuk terbang bersamanya ke Riviera atau Bronx. Dan juga sikap yang dilakukan John Delaney menguntit Frank dan memukulnya hingga terjatuh palanya terantuk batu. Hal tersebut menyatakan bahwa terdapat kecenderungan adanya pembelokkan diri yang dilakukan terhadap Delaney terhadap dirinya sendiri.
“Terdengar derakan dari pintu darurat dan melompatlah John Delaney yang gila oleh cinta ke dalam kamar Helen. Dengan rambut ikalnya yang menggulung basah keningnya, dia mempersembahkan  cintanya yang dahsyat dan tak sepantasnya untuk kekasihnya yang hilang, memohon pada perempuan itu untuk lari bersamanya atau terbang dengannya ke Riviera atau Bronx, atau ketempat tua mana saja di mana yang ada hanyalah langit italia serta dolce far niente (suasana riang dan santai).
“Ketika Frank menang, John menjabat tangannya serta memberinya ucapan selamat – sungguh, dia benar-benar melakukannya.”
“Aku takkan menyembunyikan apa pun darimu. Malam itu, ketika lelaki itu pergi, aku menguntitnya. Aku gila karena cemburu. Di suatu jalan yang gelap aku memukulnya sampai jatuh. Dia tak bangkit lagi. Aku mabuk cinta dan cemburu. Aku bersembunyi di dekat situ dan melihat sebuah ambulans membawanya pergi.”
Mengenai aspek pandangan baru tentang seniman yang bersifat individualis. Dalam cerpen O. Henry ini, pandangan mengenai seniman disinggung dalam beberapa plot cerita. Seperti dibawah ini,

“Pada suatu hari datanglah Ramonti, si pemain biola, dan dia menyewa kamar depan di atas. Suara ribut-ribut di tepi kota mengusik telinganya yang manis, jadi seseorang mengirimnkannya oasis di tengah gurun kebisingan ini,”
Bagian tersebut menggambarkan sesosok Ramonti sebagai si seniman yang masuk dalam hingar bingarnya kota. Tetapi kehingaran tersebut membuatnya seperti berada di dalam keadaan yang asing. Karena pandangan baru mengenai seniman yang bersifat individualis.
Selanjutnya, aspek romantisisme juga mencangkup mengenai penggunaan bahasa yang bebas dan juga sederhana. Dimana karya sastra digambarkan dengan romantis, tetapi dengan bahasa yang bebas atau dalam maksud imajinatif dan tidak berlebihan. Seperti pada bagian dibawah ini,

“Helen terpukau dengan kisah-kisah dari negeri jauh serta merayunya dengan rasa hormat yang tersirat.”
Keromantisan yang tergambar adalah saat Helen diceritakan oleh Ramonti mengenai kota-kota negeri jauh serta Ramonti yang merayunya dengan rasa hormat namun tersirat. Terasa hangat meski digambarkan dengan bahasa yang sederhana.
Suasana lain juga tergambarkan di dalam cerpen seperti saat Helen mengulurkan tangannya yang putih sebagai ciuman perpisahan bagi John Delaney. Begitu romantis, namun digambarkan begitu ironi. Karena ciuman tersebut menandakan adanya sebuah perpisahan. Tidak begitu berbeda dengan penolakan yang diberikan oleh Helen terhadap Ramonti namun begitu Romantis karena Ramonti tetap memberikan ciuman penghormatan terhadap Helen.
“Dia berlutut, dan Helen mengulurkan tangannya yang putih demi memberi kesempatan untuk ciuman perpisahan.”
“Ramonti mengambil tangannya, membungkuk rendah-rendah serta menciumnya, dan kemudian kembali ke kamarnya.”
Penggunaan bahasa aku juga membuat keromantisan tersebut tergambar. Karena romantisisme sendiri adalah satu impian khayalan. Dimana jika dalam cerita menggunakan bahasa ‘aku’, akan menggambarkan sebuah khayalan atau impian yang ideal. Seperti data berikut,  
“Tapi aku menikahi lelaki lain dua puluh tahun yang lalu. Dia memang lebih menyerupai angsa daripada pria, tapi kupikir aku masih mencintainya.”
“…pertama kali aku melihatmu aku menyadari bahwa kamu adalah perempuan yang diciptakan untukku dan oh, semacam itulah.”
 “Aku takkan menyembunyikan apa pun darimu. Malam itu, ketika lelaki itu pergi, aku menguntitnya. Aku gila karena cemburu.”
Aspek selanjutnya adalah penekanan imajinasi sebagai pengalaman yang transedental. Trasendental itu sendiri adalah hal-hal yang bersifat kerohanian, sukar dipahami, gaib, atau abstrak (KBBI Online, Jilid V). Hal-hal yang bersifat kerohanian tersebut tergambarkan pada data berikut,

“Para gadis, apakah anugerah untuk memilih dari cupid kecil yang agung pernah kalian sadari? Anugerah untuk mempunyai teman hidup yang begitu kalian inginkan, dan mempunyai seseorang yang tidak kalian inginkan…”
Sifat kerohanian yang digambarkan adalah bagaimana para gadis-gadis yang mungkin sadar atau tidak sadar akan tentang pilihan teman hidup yang kalian inginkan atau malah tidak sama sekali kalian inginkan. Dan peran cupid itu sendiri sebagai dewa asmara. 
 “Seorang suami yang pergi selama dua puluh tahun dan kemudia mampir lagi, seharusnya tak mengharapkan menemukan sandalnya tergeletak dengan nyamannya di rumah, atau korek api yang siap untuk menyalakan cerutu. Harus ada penebusan dosa , penjelasan, serta mungkin rasa benci. Sebuah api kecil penyucian dosa dan kemudian, bilamana dia cukup rendah hati, dia mungkin dapat dianugerahi harpa dan mahkota.”
Lalu pada bagian ini menggambarkan tentang penyucian dosa yang mungkin harus dilakukan tokoh Frank atas kepergiannya selama dua puluh tahun. Karena tidak mungkin Helen menerima begitu saja tanpa ada penebusan meskipun ia bisa saja cukup rendah hati.
Berikutnya kegemaran pada hal-hal yang eksotik, misterius, gaib dan dahsyat merupakah salah satu aspek yang dapat menggambarkan romantisisme dalam cerpen. Hal-hal eksotik tersebut dapat terimajinasi dengan penggunaan kiasan ‘sekuntum amaranth dihatinya’. Bunga amaranth sendiri pada wujud aslinya adalah bunga yang indah atau bisa juga dikatakan eksotik akan bentuknya. Di dalam karya sastra cerpen Kenyataan Adalah Sandiwara, bagian dibawah ini mengkiaskan dengan ‘hati manusia’ yang berdebar.
“…bagaimanpun akan selalu berkembang layaknya sekuntum amaranth dihatinya.”
Dan juga mengenai keeksotikan dalam perasaan Helen. Seperti data dibawah ini,
“Helen merasa muda kembali. Pertama, sebuah gelombang kebanggan dan getaran kesombongan kecil yang manis menyelimuti dirinya, dan kemudai dia menatap mata Ramonti. Debar luar biasa menyentuh hatinya.”
Selain hal akan keeksotikan, dalam cerpen ini juga mengambarkan sesuatu hal yang misterius dan menyimpan pesan tersirat. Ketiga pelamar yang menyatakan cinta padanya ditolak dan penolakan itu diakhiri dengan pelamar yang mencium tangan putih Helen tersebut lalu pergi. Seperti data dibawah ini,
“Yah, wajar saja. Tiga orang pelamar telah mencium tangan itu, menunggangi kuda merahnya kemudian pergi.”
Adapula kesan romantik yang digambarkan dalam cerpen milik O. Henry ini mengenai hal yang begitu dahsyat dalam sebuah cerita romantis. Diungkapkan kiranya seperti data dibawah ini,
“Cinta perawan yang segar serta tak terlupakan bagi pengantinya adalah milik Helen; kenangan yag suci, terhormat, serta tersimpan bagaikan harta karun pada pilihan pertamanya mengisi separuh jiwanya.”
“Romantika yang agung setia, manis, dan membekas yang membawanya pada perasaan itu.”
Helen yang begitu setia terhadap cinta dua puluh tahun yang sudah berlalu. Merupakah sebuah hal yang dahsyat dalam  idealisme romantik. Dimana cinta yang begitu agung dan dijaga oleh Helen. Berusaha melawan pikiran sehatnya karena memberatkan perasaannya yang masih mencintai Frank Barry suaminya.
Semua aspek yang mencakup ciri-ciri romantisisme itu sendiri, merupakan gambaran umum yang dapat menyatakan bahwa karya tersebut memang beraliran romantisisme. Bisa juga dikatakan dengan maksud tujuan karya sastra itu sendiri yang menunjukan idealisme romantiknya. 





BAB 3
KESIMPULAN
Hasil penelitian ini menemukan adanya idealisme romantik dalam cerpen Kenyataan Adalah Sandiwara karya O. Henry berdasarkan ciri-ciri romantisisme itu sendiri. Ciri-ciri umum dalam romantisisme terdapat 11 ciri. Yaitu, Apresiasi yang mendalam tentang keindan alam, menggabungkan perasaan daripada akal, pembelokkan pada diri sendiri, keasyikan pada kecerdesan dan kepahlawanan yang luar biasa, pandangan baru tentang seniman yang besifat individual,  lebih mementingkan pada jiwa kreatif daripada bentuk formal, menggunakan bahasa yang bebas dan sederhana, menggunakan bahasa aku lirik, penekanan imajinasi sebagai pengalaman yang transedental, dan ciri menghabiskan pada kebudayaan rakyat dan asli, kegemaran pada hal-hal yang eksotik, misterius, gaib dan dahsyat.

            Dari sebelas ciri yang dikemukakan oleh Webster, hanya terdapat delapan ciri yang menggambarkan idealisme romantik dalam cerpen Kenyataan Adalah Sandiwara. Tiga ciri yang tidak ditemukan yaitu mengenai, Keasyikan pada kecerdesan dan kepahlawanan yang luar biasa, lebih mementingkan pada jiwa kreatif daripada bentuk formal, dan menghabiskan pada kebudayaan rakyat dan asli. 










DAFTAR PUSTAKA
Damono, 1979. Sosiologi Sastra Sebuah Pengantar Ringkas. Jakarta: Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
Henry, 2011. Cinta Yang Hilang terjemahan Sunaryono Basuki K. S. Jakarta: Serambi Ilmu Semesta.
Wiyatmi, 2013. Sosiologi Sastra. Jakarta: Kanwa Publisher.
www.scribd.com/doc/54781639/Romantisisme-dalam-Sastra-Indoensia- Agung Dwi Ertato, Rissa N, Fransiska S, Andrian Pratama, Eries S, Murshidatul U, Dian H dan Meidy Kautsar. 2011. (diakses pada tanggal 21 Juni 2018, pukul 20:22)












LAMPIRAN
MIND MAP






Comments

  1. Hai Nabila, saya Abdul Fattah. Wah keren sekali karya tulis ilmiah yang telah anda buat tentang romantisisme pada cerpen O' Henry. Saya tertarik akan romantisisme yang telah di analisis oleh Nabila Yusufa. Tetapi menurut saya, dalam bab analisis karya tulis ilmiah ini agak sedikit sulit untuk dipahami.

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

PENOKOHAN DALAM CERPEN MALAIKAT JUGA TAHUKARANGAN DEWI LESTARI DANMAAFKAN BUNDA,ANAKKU!” KARANGAN IRNA SYAHRIAL : KAJIAN INTERTEKSTUAL (Oleh: Anisa Yulicahyanti)

PENOKOHAN DALAM CERPEN  MALAIKAT JUGA TAHU KARANGAN DEWI LESTARI DAN MAAFKAN BUNDA,ANAKKU!”  KARANGAN IRNA SYAHRIAL : KAJIAN INTERTEKSTUAL ABSTRAK Karya sastra sebagai proses kreatif yang merupakan gambaran masyarakat dibentuk oleh pandangan sang pencipta. Sebuah karya sastra dapat pula menjadi contoh atau sandaran bagi karya sastra yang lahir berikutnya. Pada c erpen Malaikat Juga Tahu karya Dewi Lestari dan cerpen  Maafkan Bunda,Anakku! Karya Irna Syahrial   diindikasikan mengandung perbedaan serta persamaan didalamnya. Maka tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis penokohan dari cerpen Malaikat Juga Tahu karya Dewi Lestari dan cerpen  Maafkan Bunda,Anakku! Karya Irna Syahrial  Metode yang digunakan adalah kualitatif dengan kajian intertekstual yang dikemukakan oleh Pradopo. Adapun dalam penelitian ini didapat hasil yaitu adanya persamaan tokoh kedua cerpen yang menekankan tokoh yang menderita Down Syndrom. Dala...

KONFLIK DALAM LAKON MENTANG-MENTANG DARI NEW YORK KARYA MARCELINO ACANA JR. (KAJIAN SOSIOLOGI)

Bima Dewanto Program Studi Sastra Indonesia Abstrak Budaya dan tradisi masyarakat di dunia memiliki keanekaragaman yang sangat banyak. Masing-masing dari budaya yang mereka miliki berasal dari latar belakang sosial yang khas dan budaya yang berbeda satu sama lain. Setiap kelompok masyarakat membawa kebiasaan dan tradisi masing-masing dalam kehidupannya sehari-hari. Tradisi yang mereka jalankan adalah hasil dari pembelajaran, perkembangan, dan proses yang mereka jalani bersama masyarakat lainnya. Proses ini membentuk identitas budaya dalam diri individu sehingga memotivasi seseorang untuk belajar tentang sikap dari kelompok masyarakat sendiri maupun kelompok masyarakat lain. Tujuan penelitian ini adalah untuk menyajikan kepada pembaca mengenai konflik dalam lakon Mentang-mentang dari New York. Metode yang digunakan merupakan metode deskriptif dengan teknik analisis kualitatif. Objek dari penelitian ini ialah naskah drama Mentang-mentang dari New York karya Marcellino Aca...

Sosiologi Sastra : Teori dan Kajian terhadap Sastra Indonesia

Muhammad Kahfi Judul Buku : Sosiologi Sa s tra: Teori dan Kajian terhadap Sastra Indonesia Penulis Buku : Dr. Wiyatmi, M.Hum. Penerbit Buku : Kanwa Publisher Cetakan : 1, 2013 Tebal Buku : 197 halaman Sinopsis Sosiologi Sastra : Teori dan Kajian terhadap Sastra Indonesia Sosiologi Sastra merupakan kajian interdisipliner untuk mengemukakan seluk beluk masyarakat yang hidup disuatu zaman atau wilayah yang tak terekam oleh mata orang – orang milenial. Namun, dengan suatu karya sastra dan dikaji dengan pendekatan ini membuat penggambaran besar suatu zaman tertentu yang memuat adat istiadat atau kultur masyarakat suatu zaman untuk diketahui oleh para sosiolog zaman milenial. Dalam tiap pendekatan ilmiah memiliki banyak sub kajian yang menjadi perhatian para peneliti untuk menggunakannya dalam penelitiannya. Khususnya penelitian dibidang sosiologi yang notabenenya harus bersifat objektif. Menekankan pada aspek pembelajaran mengenai pengaplikasian tiap – t...